Senin, 24 April 2017

Persatu: Berada di Antara Bayang-Bayang (Ayah) Persepam-MU

Oleh. Rohmat Sholihin*


google.com
Jika dilihat dari kaca mata sejarah bahwa Pahlawan Ronggolawe, adipati Tuban yang terkenal itu masih keturunan atau berdarah Madura. Yakni putera dari Arya Wiraraja yang memiliki jabatan Demung Nyapati atau jabatan tinggi negara yang dekat dengan Raja Singosari dan mendapatkan mandat untuk menjadi adipati Soengenep (Sumenep), di pulau yang menjadi tanah kelahiran Arya Dhikara nama asli dari tokoh Ronggolawe, Pulau Madura. Tokoh Ronggolawe sebagai adipati Tuban pada masa kerajaan Majapahit memang telah lama gugur tapi nama besarnya masih terus terngiang di masyarakat Tuban sampai sekarang, terkenal dengan keberaniannya dan kehebatannya. Sesuai dengan julukan yang telah diberikan kepadanya dari R. Wijaya, bahwa Rangga artinya ksatria atau pegawai kerajaan dan Lawe yang sinonim dengan benang, wenang atau menang yang artinya kemenangan. Jika kedua kata itu digabungkan akan menjadi ksatria pemenang. Ada pepatah mengatakan: harimau mati meninggalkan belang, kalau manusia mati meninggalkan nama.
Seperti yang baru saja dialami oleh tim Laskar Ronggolawe harus puas dengan hasil kekalahan tipis 2-1 oleh Persepam-MU di kandang Persepam-MU di Stadion Gelora Ratu Pamelingan (SGRP) Pamekasan, Sabtu (22/4/2017). Meski dalam skala permainannya Persatu Tuban tampil begitu ngotot dan penuh kepercayaan diri dan hampir mendominasi permainan. Namun, ada unsur sejarah menarik dalam pertandingan kali ini. Bahwa Persatu dengan julukan Laskar Ronggolawe menjalani pertandingan di Madura melawan Persepam-MU seperti bermain-main dihalaman rumahnya sendiri  yang telah lama ia tinggalkan dan ternyata sudah banyak perubahan. Tidak seperti dulu lagi, terus ada kemajuan dan kemajuan. Dan Persatu sepanjang sejarah sepak bola nasional belum pernah mengalahkan Persepam-MU yang punya julukan Sape Ngamok. Hanya seri.
Formasi 4-3-2-1 pada Persatu yang mengandalkan serangan dari tengah belum mampu menundukkan kekuatan Persepam-MU dengan menggunakan pola 4-3-3 ala Rudi William Keltjes yang lebih mengandalkan penyerangan dari arah sayap. Seperti juga strategi bertempur yang telah diterapkan ayahanda Arya Wiraraja ketika membantu strategi penggulingan Raja Singosari R. Kertanegara melalui penyerangan Jayakatwang dari arah penyusupan beberapa bala tentara Kediri ke dalam Istana Singosari. Hingga beberapa titik istana mulai bisa dilumpuhkan oleh kerajaan Gelang-Gelang. Dan Keltjes tak mau kecolongan dalam hal penyerangan yang telah dilakukan oleh Tim Persatu melalui tengah. Filosofisnya, bahwa nama besar Ronggolawe yang terkenal dengan super ksatria karena keberaniannya selalu mengajak duel secara terbuka atau ofensif, namun Keltjes mempersiapkan jebakan “Batman” dengan mengganti pemain baru untuk mendobrak beberapa titik kelemahan Persatu yaitu ruang pertahanan sayap karena harus membantu penyerangan melalui titik tengah, kekuatan Persatu memfokuskan kekuatan tengah dengan pola 4-3-2-1
Pada menit pertama masih bisa berjalan imbang. Segala kemungkinan-kemungkinan masih bisa dipertahankan dengan stamina dan disiplin tinggi kerja tim dalam menjaga daerahnya masing-masing. Eit…tunggu dulu, perlu digaris bawahi bahwa setiap peperangan Ronggolawe tak kan pernah mundur sejengkalpun. Segala medan bahkan berhasil dikendalikan namun sangking ksatrianya Ronggolawe lupa bahwa penyerangan-penyerangan dari penyusupan sayap menjadi hal yang tidak diperhatikan lagi sehingga bisa mencuri gol dari tim Persatu pada menit ke-47 melalui Achmad Fathoni. Kemudian disusul lagi pada menit ke-53, melalui tendangan pojok, Persepam-MU kembali lagi unggul melalui Dimas Galih Gumilang. Skor menjadi 2-0 dan Persepam-MU unggul. Meski dari kekuatan yang berpusat ditengah juga berhasil melesakkan bola ke gawang Persepam-MU melalui Yan Hilda Ratama. Setelah pelatih Persatu Edi Sudiarto harus mengubah strategi penyerangan. Kemenangan yang sempurna dari Ayahanda Wiraraja dari sang putera yang pemberani, Laskar Ronggolawe. Dan untuk sementara posisi Persepam-MU berhasil menduduki juara group 5 pada kompetisi Liga 2.
Sepak bola memang asyik untuk dihubung-hubungkan dengan analisis apa saja, ya itulah sepak bola, olahraga yang paling merakyat. Namun mahal. Fasilitasnya harus memadai, stadion minimal berkapasitas 2000, angkutan khusus pemain, fasilitas mess yang memadai, bahkan kesejahteraan pemain juga harus diperhatikan. Mengurus klub sepak bola membutuhkan modal besar, baik dari pihak pemerintah, sponsor, supporter dan juga masyarakatnya yang harus cinta bola. Jangan sampai para pemain yang telah terikat kontrak tim tidak terbayar.
Sepak bola ibarat kekuatan pemuda suatu wilayah bahkan negara. Rata-rata para pemuda yang berkiprah dalam sepak bola, ketika stamina, fisik dan skill masih menyatu padu pada tubuh pemuda. Maksimal seorang pemain sepak bola profesional bertahan pada umur 35 tahun meski ada juga yang masih bertahan di atas usia itu tapi sangat jarang. Rata-rata mereka pemain aktif dibawah usia 35 tahun. Karena sepak bola termasuk olah raga berat.
Hasil kekalahan Persatu dari Persepam-MU hampir sebuah bayang-bayang kehebatan strategi sang Ayah Arya Wiraraja. Dan sampai hari ini sejarah belum terpecahkan bahwa Persatu Tuban belum pernah mengalahkan Persepam-MU selama bertanding diajang kompetisi sepak bola nasional. Ada nilai sejarah masa silam yang masih benar-benar berlaku hingga saat ini. Entah kapan? Persatu Tuban masih punya waktu dan kesempatan untuk mengalahkan Persepam-MU. Jawabnya tentu saja, berlatih-berlatih dan berlatih dengan keras. Jika Persepam-MU terlalu berat untuk ditundukkan masih ada ajang balas dendam untuk menebus kekalahan pada tim-tim yang ada di depan berikutnya, yaitu PSIM Yogyakarta. Semoga Persatu beruntung. Dan kami sebagai Ronggomania masih setia mendukungmu. Hidup Persatu Tuban! Hidup Laskar Ronggolawe!.


Bangilan, 23 April 2017.

*Penulis anggota Komunitas Kali Kening dan pernah belajar sepak bola di Persatu tahun 2000.

Label:

Rabu, 19 April 2017

Spirit Galeng Masih di Persatu

Oleh. Rohmat Sholihin*

http://www.lakako.com/tag/persatu_tuban

            Apa kabar Persatu Tuban? Kabar Persatu Tuban kian berkibar. Denyut nadi sepak bola di bumi Ronggolawe kembali berdetak kencang seiring dengan kiprahnya pada kompetisi Liga 2. Persatu Tuban menjadi salah satu tim yang patut diperhitungkan di Liga 2, karena tim yang bermarkas di Stadion Lokajaya Tuban itu pernah menjadi jawara Liga Nusantara 2014. Tim yang berjuluk Laskar Ronggolawe itu semakin melejit di kancah sepak bola nasional. Segala upaya dan persiapan-persiapan secara intensif terus di lakukan pada manajemen tim, pelatih, sarana dan prasarana dan tentu saja pemain serta para pendukung (supporter) dengan julukan Ultras Tuban 1975 dan Ronggomania ini. Dengan slogan “Jadikan kami semangatmu.”
Berbicara tentang olahraga sepak bola bagaikan kita berbicara tentang strategi dan formasi kekuatan perang. Sebagai pelatih sepak bola pasti akan mempersiapkan segala sesuatu rencana A,B,C dan seterusnya dengan segala kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dilapangan. Bahkan seorang pelatih harus juga membaca strategi formasi kekuatan tim lawan yang akan dihadapinya. Kejelian pelatih sangat dibutuhkan untuk menghadapi setiap pertandingan. Apakah dampaknya ketika tim yang dibesutnya akan meraih poin, kalah, seri bahkan menang? Pelatih sepak bola ibaratnya ahli strategi perang. Sepak bola bukanlah olahraga individu namun olahraga yang melibatkan keutuhan tim, mulai dari penyerang, jenderal lapangan, bahkan pertahanan, semua unsur harus dalam kondisi siap bertempur serta kokoh dalam menjaga pertahanannya.
            Jika Persatu Tuban saat ini berkiprah mengikuti ajang kompetisi sepak bola nasional merupakan loncatan yang hampir sepadan dengan sejarah kota Tuban di masa silam. Tuban yang di lihat dari kaca mata sejarah sebagai daerah Bandar pada masa kerajaan Majapahit yang sangat tersohor pada abad ke 13, sebagai nagari lelananging jagat, bertemunya manusia seluruh dunia untuk bergumul dalam satu kepentingan perdagangan dan transformasi budaya. Ada bangsa Ispanya (Spanyol), Peranggi (Portugis), China, Mongolia, Jepang, Arab, India, dan nagari-nagari lainnya untuk bertransit dan berdagang. Secara historis, Tuban telah menjadi tempat transit yang kaya akan budaya-budaya dan pemikiran-pemikiran seluruh bangsa selama proses perdagangan berlangsung. Dari pergumulan itu, setidaknya Tuban mampu berdiri sebagai daerah Bandar yang besar dan mumpuni segala-galanya, termasuk dalam hal olahraga hingga saat ini, tak terkecuali sepakbola. Melihat negara-negara Eropa yang kotanya sebagai kota transit hampir menjadi kota yang berlebel international, contohnya, Milan (AC Milan, Inter Milan), Amsterdam (Ajax Ansterdam), Liverpool (Liverpool), dan kota-kota itu mempunyai tim sepak bola tangguh dan menjadi kebanggaan masyarakatnya, prestasinya juga level dunia. Langganan berkompetisi di Champion Eropa hampir setiap musim.
            Seorang sastrawan besar sekelas Pramoedya Ananta Toer dari Blora telah banyak mengupas sisi kegemilangan dan kejatuhan Tuban dalam buku masterpiece nya, Arus Balik (AB) pada masa terakhir kerajaan Majapahit dan awal berdirinya kerajaan Demak meski kejayaannya tak bisa melebihi Majapahit. Karena Demak hanya kuat bertahan beberapa tahun saja dan setelah itu tidur lelap hingga kini tak pernah ada lagi deklarasi atas nama kerajaan. Waktu yang relatif singkat kerajaan Demak berkuasa tak cukup untuk bisa menaklukan bangsa-bangsa pengelana seluruh dunia seperti Portugis, Spanyol dan juga Belanda yang terus berkeliaran di laut nusantara. Mengandalkan keberanian saja tidaklah cukup, apalagi hanya menuruti hawa nafsu kekuasaan dengan tidak didukung akal sehat dan peralatan yang memadai serta adanya rasa persatuan, penyerangan kerajaan Demak terhadap armada Peranggi sebagai negara pemberani dan sudah teruji dalam mengarungi samudera harus puas berakhir dengan kekalahan, namun setidaknya sejarah mencatat bahwa bangsa pribumi bukanlah bangsa yang pengecut. Berani melabrak bangsa asing meski belum berhasil, sudah upaya perlawanan dan diperhitungkan. Semua itu dibutuhkan pemikiran-pemikiran revolusi yang mampu membuat masyarakatnya sadar akan sebuah peradaban dan kemajuan. Senjata berupa cetbang takkan mampu menyaingi senjata berupa meriam. Kapal yang hanya berupa tjong takkan mampu mengejar kapal musuh sekelas kapal induk bangsa asing pada waktu itu. Faktor kenekatan sangat jarang bisa menaklukan sebuah ambisi besar. Ya, meski tokoh sastrawan Pramoedya memunculkan tokoh pribumi, anak desa yang bernama Galeng dari desa Awis Krambil, yang cerdas, berani, berwawasan luas serta mumpuni, rela berkorban demi negara dan bangsanya bahkan keluarganya harus berdarah-darah menyedu kisah anak manusia yang tak selamanya lurus. Menjalankan tugas negara dari Adipati Tuban untuk menghalau arus utara ke selatan. Dan itupun tak berhasil. Arus utara terlalu kuat untuk di bendung. Sedangkan kekuasaan selatan di bawah kerajaan besar Majapahit telah porak poranda oleh perang saudara yang tak berkesudahan. Dari pengetahuan sedikit sejarah Tuban di abad-13 itu, semoga tidak terulang pada tim kesebelasan kesayangan masyarakat Tuban, Persatu Tuban. Terseok-seok dan kandas pada putaran pertama.
            Semangat tokoh Galeng ini ibarat tokoh yang tabah, sabar, ulet, teguh, cerdas, berwawasan luas, serta konsisten dalam menjaga kesetiaannya sebagai atlet terbaik kabupaten dalam arena olahraga gulat. Meski ia hanya tokoh rekaan dalam novel Arus Balik yang ditulis sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer dan kehebatan tokoh Galeng ini tak kan bisa menandingi kehebatan tokoh Ronggolawe sebagai tokoh nyata dan ada dalam sejarah nusantara. Tapi setidaknya tokoh Galeng ini mampu menjadi spirit tambahan untuk perjuangan Laskar Rongglawe, Persatu Tuban dalam menjalani kompetisi Liga 2 ini. Semangat, keuletan dan bekerja keras menjadi modal utama untuk merebut prestasi terbaik. Meski kehadiran tim Persatu Tuban dibilang baru dalam ajang sepak bola nasional, buktinya prestasi gemilang mampu diraihnya, dengan menjuarai Liga Nusantara 2014.
 Persatu Tuban saat ini berada dalam group neraka, group 5 yang duduk manis se-group dengan Persebaya, PSIM Jogjakarta, Persatu Tuban, Persinga Ngawi, Madiun Putra, PSBI Blitar, Persepam Madura Utama, dan Martapura FC. Tak ada sesuatu yang mustahil untuk mewujudkan ambisi tim Persatu bisa lolos ke 12 besar sebagai targetnya, jika upaya-upaya membangun tim terus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Bahkan kemungkinan besar Persatu bisa lolos ke 8 besar bahkan ke 4 besar, siapa tahu? Semua itu kita kembalikan pada usaha tim secara keseluruhan dalam membangun impian besarnya. Tentu saja juara.
Tiba-tiba teringat piala Eropa tahun 2004 negara Yunani sebagai jawaranya. Padahal sebelumnya tim Yunani yang tak pernah dijagokan bahkan bisa menjadi jawara. Ada beberapa faktor yang telah dibangun oleh manajer tim, Otto Rehhagel, dengan menerapkan strategi pertahanan yang kokoh dengan dilengkapi serangan balik yang mematikan. Tidak pernah kebobolan sepanjang babak gugur (knock-out), dan selalu mencetak gol di setiap pertandingan, tim yang dijuluki "The Pirate" di negaranya ini akan selalu dikenang dengan kegigihan, keuletan, etos kerja yang tinggi serta kemampuan melaksanakan strategi yang telah disusun oleh sang pelatih.
Persatu Tuban di bawah Manager Fahmi Fikroni ini masih mempunyai harapan besar untuk mewujudkan prestasi gemilang selagi terus menciptakan kesungguhan dan totalitas seluruh tim. Mulailah terus berbenah dari beberapa titik kelemahan yang dihadapi tim. Masih banyak pekerjaan rumah yang terus diperbaiki secara terus menerus oleh tim berjuluk Laskar Ronggolawe ini untuk menjadi tim juara pada Piala Liga 2, seperti tim Yunani ketika memenangi piala Eropa 2004 atau seperti kesebelasan Matador Spanyol (Ispanya) yang telah memenangi Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2008 dan 2012 juga Portugal (Peranggi) yang telah berhasil menjadi jawara Eropa tahun 2016. Siapa tahu Tuban yang pernah punya hubungan sejarah masa lampau dengan Ispanya dan Peranggi melalui perdagangan itu dapat mewarisi kegemilangan kedua negara itu dalam sepak bola. Dalam sepak bola selalu bicara mungkin, karena bola itu bundar dan tentu saja sepak bola itu global. Dengan spekulasi dan kalkulasi-kalkulasi tertentu, sepak bola bisa dibaca dari awal, siapa pemenangnya? Namun, terkadang banyak juga yang meleset. Faktor keberuntungan dibawah naungan Dewi Fortuna masih berlaku dalam permainan sepak bola. Meski faktor tehnis sangat utama. Selamat berjuang Persatu Tuban di ajang kompetisi Liga 2. Semoga Dewi Fortuna ada dipihakmu.  Sudah saatnya Persatu Tuban menyusul Peranggi dan Ispanya yang telah menjadi jawara dalam sepak bola dunia. Menang, menang, dan menang. Semangat!

Bangilan, 16 April 2017.
Ikuti tulisan selanjutnya, Spirit Of Bumi Wali di Ajang Liga 2


Label:

Minggu, 16 April 2017

Patmi dan 10 Tahun yang akan datang?

Oleh. Rohmat S*

https://beritagar.id/artikel/berita/ibu-patmi-peserta-aksi-dipasung-semen-berpulang
Patmi, 48, salah satu seorang peserta aksi pengecoran kaki di depan Istana Merdeka, menghembuskan nafas terakhir kemarin dini hari (21/3). Perempuan asal Desa Larangan, Tambakromo, Pati, itu di duga meninggal karena serangan jantung. Sontak, seluruh peserta aksi Kendeng Lestari berduka. Perempuan paruh baya yang memperjuangkan masyarakat karst Kendeng, Jawa Tengah, untuk menentang pembangunan pabrik semen di lingkungan mereka. Bersama dengan warga yang lain dengan teguh menyuarakan aspirasinya bahwa pembangunan pabrik semen tersebut memberikan dampak yang negatif pada kelangsungan lingkungan, terutama kelestarian hutan dan sumber mata air yang berguna bagi kelangsungan warga sekitar, untuk bercocok tanam dan memenuhi kebutuhan hidupnya akan air. Betapa pentingnya sumber mata air dalam kehidupan kita dan masa depan kelangsungan makhluk hidup beberapa tahun ke depan. Melihat kerusakan alam saat ini kian memprihatinkan. Seperti; banjir, tanah longsor, kebakaran hutan dan masih ada banyak lagi kerusakan-kerusakan alam akibat ulah tangan-tangan manusia melalui eksploitasi besar-besaran.
            Air merupakan sesuatu yang mutlak diperlukan bagi kehidupan dan kelangsungan hidup. Tiada kehidupan tanpa air, bahkan sebagian ahli menggambarkan kehidupan itu adalah air.  Tidak ada satu interaksi kimia pun yang terjadi di dalam tubuh tanpa melibatkan peran air yang sangat vital. Itulah salah satu faktor yang mendorong upaya para ahli zaman sekarang berkat kemajuan penelitian tentang antariksa untuk mencari kemungkinan terdapat air di planet-planet lain selain bumi untuk memastikan kemungkinan adanya gejala hidup di planet itu. Dengan fitrah yang diciptakan Allah, manusia merasakan adanya hubungan yang erat antara air dan kehidupan. Oleh karena itu, Al-Qur’an diturunkan sesuai dengan fitrah manusia itu. Allah berfirman :
Dan apakah orang-orang yang ingkar itu tidak mengetahui bahwa langit dan bumi itu dahulu berpadu, lalu Kami pisahkan keduanya. Dan Kami jadikan segala sesuatu yang hidup dari air. Maka mengapakah mereka tidak beriman? (QS. Al-Anbiya’ : 30)
            Pejuang Patmi dan kawan-kawan dalam aksi  mengecor kakinya dengan semen di depan Istana Merdeka Jakarta, ingin memberikan pesan dan tuntutan kepada pemerintah yang berkuasa bahwa pembangunan pabrik semen di daerah gunung Kendeng sangat bertentangan dengan kelestarian lingkungan alam terutama sumber mata air dan lahan mereka untuk menggantungkan hidup akan mengalami kerusakan. Ada sumber mata air besar yang berada di lahan sekitar gunung kendeng yang sangat bermanfaat untuk pertanian, hewan ternak dan sumber kehidupan lainnya. Jika kerusakan itu di abaikan, kelak generasi muda yang akan datang akan mengalami krisis air dan pangan karena lahan-lahannya telah disulap menjadi lahan industri semen. Apa mereka kelak akan makan semen? Minum dengan semen? Dan memandikan anak-anak dan hewan ternak dengan semen? Mengairi lahan pertanian dengan semen? Masalah lingkungan alam inilah yang seharusnya menjadi tolok ukur agar kita tidak gegabah mengambil kebijakan hanya berdasarkan pundi-pundi materi namun di sisi lain banyak mengorbankan kalangan masyarakat lainnya.  Sungguh negara ini telah mengambil kebijakan yang keliru ketika tetap terus melanjutkan operasi pembangunan pabrik semen di daerah gunung Kendeng Pati-Jawa Tengah.  Berdasarkan pasal 33 UUD 1945 melarang adanya penguasaan sumber daya alam ditangan perorangan atau pihak-pihak tertentu, dengan kata lain adalah monopoli, oligopoli maupun praktek kartel dalam bidang pengelolaan sumber daya alam dianggap bertentangan dengan prinsip pasal 33 UUD 1945 tersebut. Pasal 33 UUD 1945 menyebutkan bahwa sumber daya alam dikuasai negara dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat. Sehingga monopoli pengaturan, penyelengaraan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan sumber daya alam serta pengaturan hubungan hukumnya berada pada negara. Dalam Pasal 33 ini menjelaskan bahwa perekonomian indonesia akan ditopang oleh 3 pelaku utama yaitu Koperasi, BUMN/D (Badan Usaha Milik Negara/Daerah), dan Swasta yang akan mewujudkan demokrasi ekonomi yang bercirikan mekanisme pasar, serta intervensi pemerintah, serta pengakuan terhadap hak milik perseorangan (Indrawati,1995). Penafsiran dari kalimat “dikuasai oleh negara” dalam ayat (2) dan (3) tidak selalu dalam bentuk kepemilikan tetapi utamanya dalam bentuk kemampuan untuk melakukan kontrol dan pengaturan serta memberikan pengaruh agar perusahaan tetap berpegang pada azas kepentingan mayoritas masyarakat, dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Jiwa dari Pasal 33 UUD 1945 yang berlandaskan semangat sosial, menempatkan penguasaan terhadap berbagai sumber daya untuk kepentingan publik (seperti sumber daya alam) pada negara. Pengaturan ini berdasarkan anggapan bahwa pemerintah adalah pemegang mandat untuk melaksanakan kehidupan kenegaraan di Indonesia. Untuk itu, pemegang mandat ini seharusnya punya legitimasi yang sah dan ada yang mengontrol tidak tanduknya, apakah sudah menjalankan pemerintahan yang jujur dan adil, dapat dipercaya (accountable), dan tranparan (good governance).[1]
            Dan logikanya, apakah selama ini masyarakat sekitar gunung Kendeng merusak lingkungan alam? Saya kira orang akan menjawab, “tidak”. Justru masyarakat gunung Kendenglah yang selalu menjaga kelestarian lingkungan melalui bercocok tanam yang sudah dilakukan bertahun-tahun bahkan berhasil menjadikan daerah Pati sebagai lumbung pangan masyarakat Jawa Tengah bahkan nasional dengan julukan Bumi Mina Tani. Sehingga ketahanan pangan kita akan selalu terjaga.
            Dengan perjuangan Mbah Patmi terhadap kelestarian gunung Kendeng hingga akhir hayat perlu mendapatkan apresiasi bagi kita bersama, ia berjuang bukan untuk kepentingannya sendiri namun untuk kepentingan masyarakat luas dan untuk kepentingan masyarakat dunia karena ia telah menyelamatkan sumber mata air sebagai sumber kehidupan.
            Kini mbah Patmi telah tiada. Sepuluh tahun yang akan datang jika gunung Kendeng masih dapat dilestarikan, cucu kita dan masa depan kelestarian lingkungan masih akan tetap lestari. Bumi, air dan kekayaan alam masih menjadi hak bagi masyarakat untuk dapat dinikmati dengan seadil-adilnya. Jika gunung Kendeng harus jatuh pada korporasi untuk dikuasai pasti akan lain lagi ceritanya. Karena hidup bukanlah lagi untuk menikmati tapi akan saling mengejar dan berebut untuk bisa menikmati. Selamat jalan mbah Patmi.

Bangilan, 16 April 2017
*Penulis anggota Komunitas Kali Kening.




[1]http://www.si-pedia.com/2014/03/bunyi-pasal-33-uud-1945-1-5-dan-pembahasannya.html 

Label:

Jumat, 14 April 2017

Bekal Sederhana dan Praktis untuk Anak ke Sekolah

Oleh. Rohmat sholihin

https://www.pinterest.com/pin/341147740494411582/
            Anak-anak usia sekolah melewatkan sebagian besar waktu makannya di sekolah. Itulah sebabnya orang tua perlu terus memantau berbagai kegiatan makan anak di sekolah. Ada baiknya orang tua juga melibatkan diri dalam penyediaan makanan bergizi seimbang di sekolah, termasuk mewaspadai kebiasaan jajan anak-anak usia sekolahnya. Memang, memberikan uang jajan kepada anak lebih mudah dan praktis daripada menyiapkan bekal sekolah. Dengan uang jajan, anak bebas menggunakan untuk membeli makanan dan minuman yang mereka inginkan tanpa sepengetahuan dari kita. Mereka bebas membeli apapun makanan tanpa menyadari efek samping dan resiko bagi masalah kesehatannya, karena memang seusia anak-anak belum bisa berfikir ke arah itu, baginya apapun makanan yang dijual adalah enak dan lezat meski dari makanan itu ada campuran zat pengawet, pewarna, pengenyal, dan penyedap rasa yang berbahaya bagi kesehatan kita. Terutama campuran makanan dari unsur bahan kimia.
            Kebanyakan kita sebagai orang tua baru sadar dan menyesal ketika tiba-tiba anak kita sakit sewaktu pulang dari sekolah dan pergi ke dokter kemudian ada beberapa saran dari dokter bahwa anak anda terserang penyakit tertentu dan harus menghindari beberapa makanan yang menyebabkan anak anda sakit karena mengandung bahan kimia. Sebelum kemungkinan-kemungkinan itu terjadi pada anak kita, dan sebelum kita merasa menyesal karena harus menunggu anak sakit terlebih dahulu. Ada beberapa menu cantik untuk bekal anak pergi ke sekolah dengan riang, gembira dan bahagia. Apapun perhatian kita yang positif terhadap anak tentu akan lahir pikiran dan perasaan bangga pada anak kita. Apalagi momentnya sangat tepat yaitu anak akan pergi ke sekolah selama kurang lebih seharian, mulai jam pagi sampai siang. Persiapkan bekal-bekal makanan yang sehat, menarik dan dengan asupan gizi yang seimbang. Sehingga anak kita bisa bermain dan belajar dengan sehat dan kuat. Usaha ini juga merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan sikap memperhatikan pola makan yang sehat mulai sejak dini.
            Beberapa contoh menu makanan untuk bekal anak yang bisa membuat anak tergiur dan senang sehingga anak akan lupa membeli jajanan yang kurang sehat di area sekolahnya. Yaitu:
Nasi gulung isi abon
Bahan :
400 gram nasi putih
200 gram abon sapi siap pakai
Kulit/telur dadar :
4 butir telur ayam
½ sdt garam
50 gram tepung terigu protein sedang
40 gram wortel, parut halus
2 sdm margarin untuk membuat dadar
Cara membuat
1.      Kulit/dadar telur : campur telur, garam, tepung terigu, dan wortel,kocok rata. Panaskan margarin dalam wajan bentuk persegi, buat 4 telur dadar tipis hingga adonan habis.
2.      Ambil selembar dadar, beri 3 sdm nasi, ratakan. Tambahkan 1 sendok makan abon lalu gulung padat. Potong-potong 3 cm. Masukkan ke tempat bekal anak.
Roti krim stroberi
Bahan :
4 lembar roti tawar tanpa kulit
100 gram krim keju
100 gram selai stroberi
50 gram stroberi segar, buang daun, cuci, cincang halus
Cara membuat
1.      Ambil roti tawar, oles dengan krim keju
2.      Tambahkan selai stroberi dan stroberi cincang. Tutup dengan selembar roti lagi
3.      Lakukan hingga roti habis. Sajikan. Mudah kan!
Pisang panggang selimut tortilla
Bahan :
4 lembar tortilla siap pakai
2 sdm cheese spread
4 buah pisang ambon ukuran kecil, panggang hingga kekuningan. Untuk pisang bisa menggunakan pisang raja, sobo bangil, raja nangka.
Selai stroberi
Cara membuat :
1.      Panggang tortila selama 2 menit hingga lemas
2.      Oles tiap lembar tortila dengan cheese spread. Taruh pisang di atasnya, olesi selai stroberi lalu gulung. Sajikan pada anak kita. Maknyus….
Burger mini isi pastrami sayuran
Bahan :
4 roti kecil, belah 2 horizontal
4 sdm mayones
150 gram pastrami, iris tipis menjadi 4, panggang
1 lembar keju, bagi 4
4 lembar daun selada
4 iris tomat
Cara membuat :
1.      Ambil roti, olesi mayones, isi dengan pastromi
2.      Tambahkan keju, selada, dan tomat. Tutup dengan roti, sajikan.
Sederhana namun sangat bermanfaat untuk menemani anak di sekolah. Anak akan merasa nyaman dan tidak usah bingung-bingung mencari makanan di area sekolah. meski ada kantin, namun untuk kantin pihak lembaga sekolah harus bisa menyajikan aneka makanan yang sehat untuk anak didik dan mengandung menu gizi seimbang, dan itupun terkadang sangat jarang, biasanya kantin  banyak menjual makanan ringan dan minuman produk pabrik yang banyak dijual di toko-toko pada umumnya. Praktis dan tentu saja keuntungan. Kecuali kantin yang telah di rancang khusus oleh lembaga sekolah menjual makanan-makanan tradisional, seperti, nasi uduk, nasi pecel, tempe goreng, tahu isi goreng, pisang goreng, dan masih banyak yang lain. Tapi itu jarang. Lebih pragmatisnya pihak lembaga bekerja sama dengan orang lain untuk mengurusi kantin dengan keuntungan bagi hasil dengan kesepakatan yang telah disepakati.
Meski sekarang banyak sekolah dengan sistem full day school, yang kebutuhan makan dan minum selama sehari telah disediakan oleh pihak sekolah, tidak ada salahnya kita sebagai orang tua lebih memperhatikan jajanan anak-anak ketika di sekolah dengan kita siapkan bekal sederhana untuk anak di sekolah agar mereka lebih memperhatikan makanan yang sehat sejak dini dan anak akan selalu berpikiran nyaman dengan perhatian kita sebagai orang tua. Selamat mencoba dan semoga kita bisa melahirkan generasi-generasi yang cerdas, sehat serta kuat.  Aamiin. Sampai jumpa lagi pada menu bekal sederhana berikutnya, bye-bye!





Label:

Kamis, 13 April 2017

Berkhayal Hari Ini

Oleh. Rohmat Sholihin*

www. google
           
            Terkadang kita meremehkan berkhayal. Sehingga berkhayal tak lagi penting. Karena hanya sebuah khayalan, tentu tidak nyata atau belum pasti terjadi. Di negara-negara maju seperti Amerika yang bermuara di Hollywood sebagai gudangnya pengkhayal, banyak khayalan-khayalan yang telah dijadikan moment dalam bentuk film, dan tentu mendatangkan uang super besar dari hasil mengkhayal tersebut. Ternyata orang-orang suka melihat hasil khayalan dari orang yang kreatif dalam me-manajemen dunia khayalnya. Contoh kecil, khayalan World Disney yang mencoba membuat dunia khayalnya menjadi dunia nyata, seakan-akan bahwa tokoh-tokoh dalam World Disney adalah tokoh inspiratif yang bisa dipetik moral serta amanatnya dalam kehidupan sehari-hari, meski banyak konyolnya tapi terkadang ada juga yang menggunakannya dalam menggaris bawahi di dalam proses kehidupan manusia. Itulah manusia yang cerdas dalam memoles segala nilai moral dalam kehidupan untuk menjadi nilai yang bisa dipetik oleh semua orang melalui penayangan dalam bentuk film bahkan juga tulisan.
            Begitulah arti penting dunia khayalan dalam kehidupan yang nyata. Bahkan sangat menariknya khayalan itu, sampai kita menjadi kabur, apakah itu nyata atau hanya fiksi?, buram,  sehingga kita mengartikannya bahwa antara fakta dan fiksi hanya beda tipis. Tipis sekali. Apalagi saat ini kemajuan tekhnologi informasi sangat tinggi sehingga banyak orang yang tertipu dengan khayalan-khayalan tingkat tinggi, dalam dunia maya orang menyebutnya menjadi “berita hoax” yang kini semakin beredar ke seluruh dunia maya.
            Mengkhayalku hari ini rasanya ingin bisa membuat film. Saat ini banyak kalangan sudah bisa dan pandai membuat film. Anak-anak juga sudah pandai membuat film, meski proses pengambilan adegan gambarnya sederhana melalui perangkat handphone pada aplikasi video. Setidaknya adegan-adegan itu bisa di tonton oleh bnyak orang melalui penyebaran di facebook, You Tube, Email, BBM, WhatsApp dan sebagainya. Film sudah bukan benda asing lagi tapi film sudah menjadi trend tersendiri dalam kehidupan sekarang. Hampir setiap ada moment penting tak usah susah-susah untuk menuangkannya dalam bentuk film. Saling berbagi dalam bentuk film betapa mudahnya saat ini, semua serba canggih dan mudah. Tinggal klik. Jadilah film yang disunting dari video kamera. Membuat film tak sesulit dalam bayangan. Anak kecil saja bisa.
            Membuat film seperti memaparkan kisah kehidupan. Kisah-kisah yang menarik untuk bisa dijadikan moment penting bagi audiens. Film sudah seperti sarana untuk pembelajaran kehidupan yang nyata. Film sudah bagian dari dokumentasi penting, mengisahkan segala kisah untuk bisa menginspirasi kehidupan masyarakat luas. Namun, setidaknya film harus memberikan informasi dan pesan moral untuk kehidupan yang lebih baik. Ada beberapa kendala perkembangan pola pikir anak-anak dengan perkembangan film yang telah bertebaran di program-progarm stasiun televisi kita yang menurut para pakar perkembangan anak-anak adalah film yang tidak memberikan gambaran edukasi yang baik tapi malah memberikan pengaruh buruk pada perkembangan pola pikir anak-anak. Pertama, peran aktor dan artis tertentu yang memerankan situasi pembelajaran di sekolah-sekolah dengan menggunakan mobil mewah, bahkan di antar oleh sopir pribadinya. Ini menggambarkan kemewahan pada diri anak, bukan mencerminkan situasi kesederhanaan pada diri anak. Karena anak-anak masih memasuki masa-masa sulit dalam meraih arti jati diri dan kesuksesan, meskipun semua fasilitas itu orang tuanya punya dan meski sedang memerankan tokoh anak tajir namun jangan terlalu berlebihan untuk ditonjolkan. Pihak sutradara dan produser tidak boleh egois hanya ingin mementingkan nilai profit pada filmnya saja karena sukses dengan jutaan pemirsa, tapi juga harus lebih memerhatikan kondisi psikologis anak, apa akibat dari film dan sinetron yang telah diproduksinya itu? Pemandangan ini banyak saya temukan pada sinetron-sinetron di program-program televisi kita. Anehnya, hampir semua sinetron itu mendapatkan tempat di hati masyarakat yang pada intinya situasi kehidupannya jauh dengan apa yang masyarakat alami. Benar-benar kita telah dirasuki kebohongan oleh film-film yang tidak bermutu. Tapi berkuasa karena berhasil ditayangkan oleh program televisi tertentu karena paling sukses ditonton oleh pemirsa. Sengaja sedikit membandingkan dengan sinetron-sinetron dan film-film luar negeri, misalkan film dan sinetron Korea dan Japan, hampir sangat sedikit mengisahkan dunia pendidikan dengan kemewahan, meskipun ada tapi sangat jarang, hampir yang aku temukan ketika para aktor dan artis yang memerankan pelajar berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepeda, bus umum, kereta api, bahkan tak jarang harus di tempuh dengan berjalan kaki, ini jelas pemandangan nyata yang dialami oleh masyarakat mereka, sangat jarang pelajar berangkat ke sekolah dengan mobil mewah dan sopir pribadi karena biayanya mahal. Lain di sinetron-sinetron kita yang sering memperlihatkan pelajar berangkat ke sekolah dengan mobil mewah dan sopir pribadi padahal mereka statusnya masih pelajar dan secara status ekonomi masih mengandallkan peranan orang tuanya. Kedua, cerita yang terlalu bertele-tele dan membosankan dengan seri yang terlalu panjang dan berakhir tidak jelas arahnya. Faktor ini hanya ingin merebut hati pemirsa namun membuat pemirsa  mabuk terbuai oleh penasaran tak terhingga dan lupa segalanya demi kelanjutan sinetron dan film kesayangan dan hasil akhir cerita yang tidak begitu memuaskan bahkan tidak tamat, bisa juga berubah jam tayang. Ketiga, cerita yang diambil masih banyak yang bertema unsur magis, kemewahan, gaya hidup dan harta warisan. Jarang sinetron dan film kita yang memiliki unsur edukasi yang positif bagi perkembangan anak-anak. Dan lebih membahayakan lagi ketika para orang tua yang begitu egois lebih mementingkan acara-acara televisi dan mengabaikan waktu belajarnya anak-anak. Ini juga berbahaya, karena peran keluarga sangatlah penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Ibaratnya lingkungan keluarga yang harmonis adalah surga bagi anak. Dengan lingkungan keluarga yang harmonis akan banyak melahirkan generasi yang kuat dan kokoh. Pada lingkungan keluarga yang harmonis, ada penanaman akhlak yang positif bagi anak secara langsung dan terjadi setiap hari. Orang tua yang menjadi peran sentral akan menjadi guru yang baik di lingkungan keluarga, anak akan meniru peran dan kebiasaan yang dilakukan orang tua. Hati-hati, secara perlahan anak-anak akan dengan mudah menyerap nilai-nilai yang menjadi kebiasaan orang tua di rumah, termasuk kebiasaan negatif, seperti contoh kecil, kebiasaan marah-marah, berkata-kata kotor, bahkan kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya. Orang tua harus bisa membiasakan kebiasaan positif dimanapun berada. Agar anak-anak juga menirunya. Lebih-lebih peran orang tua harus bisa mengarahkan anak kepada nilai-nilai pendidikan tauhid (keimanan). Entah apa pun agamanya, akan mengukuhkan keyakinan dan keimanan anak. Tidak akan terombang-ambing oleh simpang siur opini yang terus berkembang, lebih-lebih kabar “hoax” baik yang ada di media apapun, termasuk televisi. Menguatkan sikap lebih takut Tuhan daripada lingkungan. Banyak anak dan remaja berbuat kriminal hanya karena dorongan teman. Banyak anak gadis takut ditinggal pacar sehingga melepaskan kehormatan. Padahal, ada orang tua yang menyayangi, ada Tuhan yang melindungi. Keluarga merupakan tempat terbaik untuk berkeluh kesah dan menikmati bahagia. Mendidik hormat kepada orang tua. Pendidikan itu berlaku dua arah. Artinya, hormat anak kepada orang tua akan lahir jika anak menyaksikan contoh baik. Keteladanan sangatlah menentukan. Jadi, tidak ada pilihan lain bagi orang tua: berakhlaklah mulia agar anak meneladaninya. Harmoni antara anak dan orang tua menhasilkan energi positif bagi anak. ( Jawa Pos, Kembalikan Keluarga sebagai Surga bagi Anak; Rabu 12 April 2017; hlm. 4)
            Mulailah dari sekarang untuk membatasi waktu bagi anak yang suka melihat televisi dengan program-program yang kurang mendidik. Temani anak-anak melihat televisi secara langsung, dan ikut memberikan komentar ketika menemukan sesuatu yang buruk pada penayangan program televisi yang ia lihat karena jangan sampai anak ikut berlarut-larut terhadap pengaruh yang ada pada televisi. Apalagi ada banyak kasus kekerasan yang mengerikan dalam berita-berita yang hanya patut di lihat oleh orang dewasa. Ajaklah untuk melihat konser musik yang beradab, kekayaan budaya-budaya Nusantara, melihat siaran langsung pertandingan olah raga, dan penayangan-penayangan yang bersifat alam seperti tempat-tempat yang indah di tanah Nusantara ini. Apakah peran orang tua seperti ini sangat mengganggu kebebasan anak? Tentu tidak, asalkan kita ikut menemani dan menjadi pendamping bagi anak secara bijak dan menyenangkan. Misalkan, ketika ada pertandingan olah raga kita bisa nonton bersama dengan penuh keakraban. Dari kebiasaan itu tak ada sekat-sekat yang membebani dari kedua belah pihak, baik bagi anak dan juga orang tua. Asalkan kita sportif, penuh keterbukaan dan kejujuran serta tanggung jawab sesuai peran masing-masing.
            Khayalan-khayalan yang positiflah yang mampu memberikan inspirasi positif. Pikiran dan hati kita juga akan tetap sehat dengan suplemen inspirasi yang penuh aura positif. Motivasi hidup kita akan selalu terbangun dengan khayalan-khayalan yang bernilai baik. Sehingga kita tidak rentan terhadap kecemasan-kecemasan, stress karena banyak pikiran, ketakutan, bahkan menjadi paranoid terhadap bayangan kita sendiri. Menjadi takut akan sesuatu hal yang belum terjadi. Pikiran kita susah untuk berdialektika dengan lingkungan alam dan lingkungan sosial sekitar karena inspirasi dan khayalan kita telah penuh dengan kekhawatiran yang berlebihan, negatif thinking. Banyak orang-orang yang sukses selalu mempunyai khayalan tingkat tinggi yang bernilai positif. Sehingga betapapun besarnya halangan dan rintangan yang menghadangnya ia selalu mempunyai pikiran dan inspirasi untuk dapat melaluinya. Tak takut dan penuh percaya diri dalam menghadapinya, motivasi positifnya sudah terbentuk sekian lama dari proses ketika ia akan mewujudkan impiannya. Selamat berkhayal. Semoga senang.

Bangilan, 13 April 2017.
*Penulis anggota Komunitas Kali Kening.

           

             

Label: