Spirit Galeng Masih di Persatu
Oleh. Rohmat Sholihin*
http://www.lakako.com/tag/persatu_tuban
Apa kabar Persatu Tuban? Kabar Persatu Tuban kian berkibar.
Denyut nadi sepak bola di bumi Ronggolawe kembali berdetak kencang seiring
dengan kiprahnya pada kompetisi Liga 2. Persatu Tuban menjadi salah satu tim
yang patut diperhitungkan di Liga 2, karena tim yang bermarkas di Stadion
Lokajaya Tuban itu pernah menjadi jawara Liga Nusantara 2014. Tim yang berjuluk
Laskar Ronggolawe itu semakin melejit di kancah sepak bola nasional. Segala
upaya dan persiapan-persiapan secara intensif terus di lakukan pada manajemen
tim, pelatih, sarana dan prasarana dan tentu saja pemain serta para pendukung
(supporter) dengan julukan Ultras Tuban 1975 dan Ronggomania ini. Dengan slogan
“Jadikan kami semangatmu.”
Berbicara
tentang olahraga sepak bola bagaikan kita berbicara tentang strategi dan
formasi kekuatan perang. Sebagai pelatih sepak bola pasti akan mempersiapkan
segala sesuatu rencana A,B,C dan seterusnya dengan segala
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi dilapangan. Bahkan seorang pelatih harus
juga membaca strategi formasi kekuatan tim lawan yang akan dihadapinya.
Kejelian pelatih sangat dibutuhkan untuk menghadapi setiap pertandingan. Apakah
dampaknya ketika tim yang dibesutnya akan meraih poin, kalah, seri bahkan
menang? Pelatih sepak bola ibaratnya ahli strategi perang. Sepak bola bukanlah
olahraga individu namun olahraga yang melibatkan keutuhan tim, mulai dari
penyerang, jenderal lapangan, bahkan pertahanan, semua unsur harus dalam
kondisi siap bertempur serta kokoh dalam menjaga pertahanannya.
Jika Persatu Tuban saat ini berkiprah mengikuti ajang kompetisi
sepak bola nasional merupakan loncatan yang hampir sepadan dengan sejarah kota
Tuban di masa silam. Tuban yang di lihat dari kaca mata sejarah sebagai daerah
Bandar pada masa kerajaan Majapahit yang sangat tersohor pada abad ke 13,
sebagai nagari lelananging jagat,
bertemunya manusia seluruh dunia untuk bergumul dalam satu kepentingan
perdagangan dan transformasi budaya. Ada bangsa Ispanya (Spanyol), Peranggi (Portugis),
China, Mongolia, Jepang, Arab, India, dan nagari-nagari
lainnya untuk bertransit dan berdagang. Secara historis, Tuban telah menjadi
tempat transit yang kaya akan budaya-budaya dan pemikiran-pemikiran seluruh
bangsa selama proses perdagangan berlangsung. Dari pergumulan itu, setidaknya
Tuban mampu berdiri sebagai daerah Bandar yang besar dan mumpuni
segala-galanya, termasuk dalam hal olahraga hingga saat ini, tak terkecuali
sepakbola. Melihat negara-negara Eropa yang kotanya sebagai kota transit hampir
menjadi kota yang berlebel international, contohnya, Milan (AC Milan, Inter
Milan), Amsterdam (Ajax Ansterdam), Liverpool (Liverpool), dan kota-kota itu
mempunyai tim sepak bola tangguh dan menjadi kebanggaan masyarakatnya,
prestasinya juga level dunia. Langganan berkompetisi di Champion Eropa hampir
setiap musim.
Seorang sastrawan besar sekelas Pramoedya Ananta Toer
dari Blora telah banyak mengupas sisi kegemilangan dan kejatuhan Tuban dalam
buku masterpiece nya, Arus Balik (AB)
pada masa terakhir kerajaan Majapahit dan awal berdirinya kerajaan Demak meski
kejayaannya tak bisa melebihi Majapahit. Karena Demak hanya kuat bertahan
beberapa tahun saja dan setelah itu tidur lelap hingga kini tak pernah ada lagi
deklarasi atas nama kerajaan. Waktu yang relatif singkat kerajaan Demak
berkuasa tak cukup untuk bisa menaklukan bangsa-bangsa pengelana seluruh dunia
seperti Portugis, Spanyol dan juga Belanda yang terus berkeliaran di laut
nusantara. Mengandalkan keberanian saja tidaklah cukup, apalagi hanya menuruti
hawa nafsu kekuasaan dengan tidak didukung akal sehat dan peralatan yang
memadai serta adanya rasa persatuan, penyerangan kerajaan Demak terhadap armada
Peranggi sebagai negara pemberani dan sudah teruji dalam mengarungi samudera harus
puas berakhir dengan kekalahan, namun setidaknya sejarah mencatat bahwa bangsa
pribumi bukanlah bangsa yang pengecut. Berani melabrak bangsa asing meski belum
berhasil, sudah upaya perlawanan dan diperhitungkan. Semua itu dibutuhkan
pemikiran-pemikiran revolusi yang mampu membuat masyarakatnya sadar akan sebuah
peradaban dan kemajuan. Senjata berupa cetbang takkan mampu menyaingi senjata
berupa meriam. Kapal yang hanya berupa tjong takkan mampu mengejar kapal musuh sekelas
kapal induk bangsa asing pada waktu itu. Faktor kenekatan sangat jarang bisa
menaklukan sebuah ambisi besar. Ya, meski tokoh sastrawan Pramoedya memunculkan
tokoh pribumi, anak desa yang bernama Galeng
dari desa Awis Krambil, yang cerdas,
berani, berwawasan luas serta mumpuni, rela berkorban demi negara dan bangsanya
bahkan keluarganya harus berdarah-darah menyedu kisah anak manusia yang tak
selamanya lurus. Menjalankan tugas negara dari Adipati Tuban untuk menghalau arus
utara ke selatan. Dan itupun tak berhasil. Arus utara terlalu kuat untuk di bendung.
Sedangkan kekuasaan selatan di bawah kerajaan besar Majapahit telah porak
poranda oleh perang saudara yang tak berkesudahan. Dari pengetahuan sedikit
sejarah Tuban di abad-13 itu, semoga tidak terulang pada tim kesebelasan
kesayangan masyarakat Tuban, Persatu Tuban. Terseok-seok dan kandas pada
putaran pertama.
Semangat tokoh Galeng ini ibarat tokoh yang tabah, sabar,
ulet, teguh, cerdas, berwawasan luas, serta konsisten dalam menjaga
kesetiaannya sebagai atlet terbaik kabupaten dalam arena olahraga gulat. Meski
ia hanya tokoh rekaan dalam novel Arus Balik yang ditulis sastrawan besar
Pramoedya Ananta Toer dan kehebatan tokoh Galeng ini tak kan bisa menandingi
kehebatan tokoh Ronggolawe sebagai tokoh nyata dan ada dalam sejarah nusantara.
Tapi setidaknya tokoh Galeng ini mampu menjadi spirit tambahan untuk perjuangan
Laskar Rongglawe, Persatu Tuban dalam menjalani kompetisi Liga 2 ini. Semangat,
keuletan dan bekerja keras menjadi modal utama untuk merebut prestasi terbaik. Meski
kehadiran tim Persatu Tuban dibilang baru dalam ajang sepak bola nasional,
buktinya prestasi gemilang mampu diraihnya, dengan menjuarai Liga Nusantara
2014.
Persatu Tuban saat ini berada dalam group
neraka, group 5 yang duduk manis se-group dengan Persebaya, PSIM
Jogjakarta, Persatu Tuban, Persinga Ngawi, Madiun Putra, PSBI Blitar, Persepam
Madura Utama, dan Martapura FC. Tak ada sesuatu yang mustahil untuk mewujudkan
ambisi tim Persatu bisa lolos ke 12 besar sebagai targetnya, jika upaya-upaya
membangun tim terus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Bahkan kemungkinan besar Persatu
bisa lolos ke 8 besar bahkan ke 4 besar, siapa tahu? Semua itu kita kembalikan
pada usaha tim secara keseluruhan dalam membangun impian besarnya. Tentu saja
juara.
Tiba-tiba teringat piala Eropa tahun 2004 negara Yunani sebagai
jawaranya. Padahal sebelumnya tim Yunani yang tak pernah dijagokan bahkan bisa
menjadi jawara. Ada beberapa faktor yang telah dibangun oleh manajer tim, Otto
Rehhagel, dengan menerapkan strategi pertahanan yang kokoh dengan dilengkapi
serangan balik yang mematikan. Tidak pernah kebobolan sepanjang babak gugur (knock-out),
dan selalu mencetak gol di setiap pertandingan, tim yang dijuluki "The
Pirate" di negaranya ini akan selalu dikenang dengan kegigihan,
keuletan, etos kerja yang tinggi serta kemampuan melaksanakan strategi yang
telah disusun oleh sang pelatih.
Persatu Tuban di bawah Manager Fahmi Fikroni ini masih mempunyai harapan besar
untuk mewujudkan prestasi gemilang selagi terus menciptakan kesungguhan dan
totalitas seluruh tim. Mulailah terus berbenah dari beberapa titik kelemahan
yang dihadapi tim. Masih banyak pekerjaan rumah yang terus diperbaiki secara terus
menerus oleh tim berjuluk Laskar Ronggolawe ini untuk menjadi tim juara pada
Piala Liga 2, seperti tim Yunani ketika memenangi piala Eropa 2004 atau seperti
kesebelasan Matador Spanyol (Ispanya) yang telah memenangi Piala Dunia 2010 dan
Piala Eropa 2008 dan 2012 juga Portugal (Peranggi) yang telah berhasil menjadi
jawara Eropa tahun 2016. Siapa tahu Tuban yang pernah punya hubungan sejarah
masa lampau dengan Ispanya dan Peranggi melalui perdagangan itu dapat mewarisi
kegemilangan kedua negara itu dalam sepak bola. Dalam sepak bola selalu bicara
mungkin, karena bola itu bundar dan tentu saja sepak bola itu global. Dengan
spekulasi dan kalkulasi-kalkulasi tertentu, sepak bola bisa dibaca dari awal,
siapa pemenangnya? Namun, terkadang banyak juga yang meleset. Faktor
keberuntungan dibawah naungan Dewi Fortuna masih berlaku dalam permainan sepak
bola. Meski faktor tehnis sangat utama. Selamat berjuang Persatu Tuban di ajang
kompetisi Liga 2. Semoga Dewi Fortuna ada dipihakmu. Sudah saatnya Persatu Tuban menyusul Peranggi
dan Ispanya yang telah menjadi jawara dalam sepak bola dunia. Menang, menang,
dan menang. Semangat!
Bangilan, 16 April 2017.
Ikuti tulisan selanjutnya, Spirit Of Bumi Wali di Ajang Liga 2
Label: Esai
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda