USAID: Pelatihan Praktek Yang Baik Pembelajaran MI
Oleh. Rohmat Sholihin, S.Pd*
http://www.peacecorpsconnect.org/companies/returned-peace-corps-volunteers-at-usaid
Kelompok Kerja Guru Madrasah Ibtidaiyah (KKGMI) Kabupaten
Tuban bekerja sama dengan United States Agency International Development
(USAID) Prioritas mengadakan pelatihan praktek yang baik pembelajaran pada MI. Rencana
pelatihan ini akan di laksanakan selama kurang lebih tiga hari yang dimulai
pada tanggal 27 Maret 2017 sampai dengan 29 Maret 2017 di MIN Tuban. Dalam
pelatihan ini ada beberapa materi yang menarik yaitu dalam mengelola Madrasah
Ibtidaiyah yang berbasis sekolah atau (MBS), Manajemen berbasis sekolah (MBS) dapat diartikan
sebagai model pengelolaan yang memberikan otonomi (kewenangan dan
tanggungjawab) lebih besar kepada sekolah, memberikan fleksibilitas/ keluwesan-
keluwesan kepada sekolah, dan mendorong partisipasi secara langsung
warga sekolah (guru, siswa, kepala sekolah, karyawan) dan masyarakat (orangtua
siswa, tokoh masyarakat, ilmuwan, pengusaha, dan sebagainya.), untuk meningkatkan
mutu sekolah berdasarkan kebijakan pendidikan nasional serta peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dengan otonomi tersebut, sekolah diberikan
kewenangan dan tanggungjawab untuk mengambil keputusan-keputusan sesuai dengan
kebutuhan, kemampuan dan tuntutan sekolah serta masyarakat
atau stakeholder yang ada. (Catatan: MBS tidak dibenarkan menyimpang
dari peraturan perundang-undangan yang berlaku).[1]
Selama MBS mempunyai tujuan yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan secara
keseluruhan dari stakeholder yang terkait, MBS akan bisa berjalan dengan baik.
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=1937878103111460&set=pcb.1937878683111402&type=3&theater
Saatnya Belajar Dengan Menyenangkan
Situasi
pembelajaran di sekolah-sekolah saat ini hampir mengalami situasi yang
memprihatinkan. Anak didik hanya menjadi korban transfer keilmuan yang
menjemukan, peserta didik hanya diberikan fasilitas pengajaran yang bersifat
teori dan menjawab soal-soal dalam keterkaitannya dengan pengembangan teori
yang telah diajarkan. Parahnya lagi latihan-latihan soal itu banyak di dapat
dari sistem yang ada pada LKS (Lembar Kerja Siswa), yang notabene-nya tak
pernah tahu kondisi psikologis peserta didik. Guru menjadi malas
mengembangankan sistem pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan tentu
saja menyenangkan atau (PAKEM). Guru telah lupa bahwa proses pembelajaran
seharusnya berjalan dengan enjoy dan tidak
menjemukan, peserta didik telah lelah dengan sistem menjawab soal-soal pada LKS
yang menjemukan, kecuali peserta didik hanya akan pandai dalam menjawab
beberapa soal namun hatinya menjadi gersang karena sistem pembelajaran tak lagi
mencari hakikat nilai-nilai humanis dan konstruktif pada attitude serta cerdas
dalam bersosialisasi antar teman. Hari-harinya selalu berkutat dengan soal-soal
pada LKS yang tentu saja mengkerdilkan pemikiran dan pengetahuan anak didik.
Apalagi dalam LKS itu telah menjadi persyaratan penilaian, dengan adanya tabel
kecil diakhir soal yang meyertakan nilai, tanda tangan guru dan tanda tangan
orang tua. Ini akan menjadi keharusan
bahwa LKS mempunyai prioritas unsur penilaian. Seharusnya LKS hanya menjadi
penunjang ketangkasan peserta didik saja bukan menjadi syarat yang paling
dominan dalam menentukan prestasi peserta didik. Peserta didik harus lebih
banyak terlibat dalam pembelajaran-pembelajaran yang kritis dan penuh
kebahagiaan. Sehingga peserta didik dalam berangkat ke Madrasah atau sekolah
penuh dengan semangat dan senyum tanpa harus penuh beban soal-soal LKS.
Sedangkan dalam proses
pembelajaran PAKEM, peserta didik harus banyak dituntut untuk membaca buku
dengan cara yang tidak membosankan. Dari banyak membaca buku secara
terus-menerus akan lebih menambah wawasan. Dan sessi ini masuk dalam bagian
pembelajaran PAKEM.
Contoh Kegiatan PAKEM
Aspek PAKEM
|
Contoh Proses Pembelajaran
|
Contoh Kegiatan
|
Aktif
|
-
Melakukan diskusi
-
Membuat pertanyaan
-
Melakukan simulasi (Bermain peran)
-
Mengukur
-
Melakukan pengamatan
|
-
Mengamati lingkungan sekitar lingkungan sekitar
-
Membuat teks drama dan memerankannya
|
Kreatif
|
-
Mendesain model sendiri
-
Menghasilkan karya yang berbeda
-
Menyelesaikan masalah
-
Membuat pertanyaan
|
-
Membuat roket mainan
-
Membuat kerajinan tangan
Dan seterusnya.
|
Efektif
|
-
Kegiatan pembelajaran ditujukan untuk mencapai tujuan pembelajaran
-
Pemilihan media, strategi, pengelolaan kelas dan sumber sesuai dengan
kebutuhan siswa dan tujuan pembelajaran
-
Siswa mempunyai kesempatan untuk menunjukkan pemahaman
|
-
Menggunakan media untuk membantu pemahaman anak didik. Media bisa
berupa gambar atau tulisan.
|
Menyenangkan
|
-
Menyelesaikan tugas dalam kelompok
-
Menggunakan permainan untuk pemahaman dan penguatan konsep
-
Melakukan kegiatan bermakna bagi siswa
-
Menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar
|
-
Membuat laporan
Pengamatan
-
Berkunjung ke Museum, perpustakaan, sawah, sungai dan seterusnya.
|
Pembuatan atau Optimalisasi Sudut Baca
Lokasi bisa ditempatkan pada sudut
belakang kelas. Alat dan bahan yang diperlukan yaitu rak buku, buku, alas baca,
label identitas buku. Buku-buku yang akan disediakan antara lain, buku
penunjang mata pelajaran, buku cerita, kamus, ensiklopedia. Dan seterusnya.
Pihak yang mengadakan perabot serta mekanisme pengadaan sekolah, bantuan orang
tua, dan stake holder. Pemanfaatan dalam pembelajaran dibaca saat istirahat,
mengisi waktu luang, menunjang materi pembelajaran. Pengembangan dan pemanfaatan
yang berkelanjutan, penambahan jenis buku, tukar buku dengan kelas lain,
penambahan dari anak. Ada nilai menarik dari bagian ini bahwa anak didik harus
banyak dituntut untuk suka dan banyak membaca buku-buku yang ada. Meski setiap
kelas tidak mampu menyediakan banyak buku bacaan sendiri, cara ini bisa
dialihkan dengan cara memfungsikan perpustakaan Sekolah atau Madrasah dan
petugas perpustakaan (Librarian) cukup menyediakan kartu pinjam buku
perpustakaan. Peserta didik bisa meminjam beberapa buku bacaan yang diperlukan
untuk dibaca. Cara ini juga bisa menunjang program Gerakan Literasi Sekolah.
Jadi anak didik tidak hanya berkutat pada buku-buku pelajaran tapi juga bisa
membaca buku-buku bacaan lainnya yang bersifat pengetahuan.
Pengelolaan Siswa
Jenis Pengelaolaan
|
Jenis Kegiatan
|
Kelebihan
|
Kelemahan
|
klasikal
|
Pemberian
Tugas
|
-
Pembelajaran bisa menjangkau keseluruhan
|
-
Tidak dapat melayani kebutuhan seluruh siswa.
-
Mengajarnya bertele-tele
|
Kelompok
|
Cooperative
Learning
|
-
Peserta menjadi aktif
-
Menggalang kerja sama
-
Mengembangkan kepemimpinan dan keterampilan berdiskusi
|
-
Hanya memberi kesempatan siswa yang aktif
-
Memerlukan fasilitas yang beragam
|
Berpasangan
|
-
Dialog
-
Drama
|
-
Mengurangi kejenuhan pada siswa terutama rasa kantuk dan bosan.
-
Menstimulus motivasi belajar sehingga mampu memahami materi
|
-
Menjadi tempat ngobrol
-
Terjadi debat antar siswa yang berujung dengan pertengkaran.
|
Individual
|
-
Ulangan harian
-
Dengan modul
|
-
Peserta didik belajar sesuai dengan kecepatan berfikir masing-masing.
-
Siswa belajar secara tuntas
|
-
Membutuhkan banayak waktu
-
Motivasi belajar siswa sulit dipertahankan
|
Pajangan
Karya Siswa
Memajangkan hasil karya siswa
merupakan langkah yang positif untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan
menghargai karya orang lain. Ini juga bagian dari pengembangan pola pendidikan
yang progress atau maju. Ditandai dengan mengembangkan rasa menghargai. Jika ini
tidak dipupuk sejak dalam proses pendidikan dikhawatirkan, betapa beratnya
menghargai karya orang lain. Ada beberapa langkah-langkah dalam memajangkan
karya siswa.
1.
Apa yang sebaiknya guru lakukan dengan karya siswa?
-
Mendokumentasikan
-
Memberikan penilaian
-
Mempublikasikan karya siswa dalam bentuk pameran hasil karya
siswa
2.
Apa tujuan memajangkan hasil karya siswa?
-
Menghargai hasil karya siswa
-
Menumbuhkan rasa optimis pada siswa
3.
Karya siswa apa saja yang bisa dipajangkan?
-
Puisi
-
Lukisan
-
Teks pidato
-
Cerpen
-
Surat
-
Hasta karya/kerajinan
4.
Apa yang harus diperhatikan dalam memajangkan karya siswa?
-
Tata letak
-
Kerapian
-
Ukuran ruang
-
Ada unsur nilai seni/art
Proses
pendidikan merupakan langkah-langkah untuk membentuk perkembangan pola
pikir dan karakter anak. Sehingga
sebagai guru atau pendidik harus lebih perhatian terhadap proses pendidikan
yang benar-benar menyenangkan dan mendidik sebagaimana anak manusia.
*Penulis salah satu peserta pelatihan
Label: Laporan Edukasi
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda