Mendulang Harapan di Lokajaya
Tim Bangilan FC saat bertanding uji coba melawan Pemkab Tuban di Stadion Lokajaya Tuban. Dokumen pribadi. Foto. Rohmat S.
Jika ingin
menjadi berani, berjuanglah terus untuk berani, berani tidak datang secara
tiba-tiba tapi berani perlu untuk diperjuangkan secara terus-menerus dan tiada
pernah berhenti. Kalimat ini sangat cocok untuk memotivasi semangat anak-anak
muda dalam membangun tim sepak bola. Seperti tim sepak bola usia 15 dan 19 pada
Bangilan FC yang beberapa hari kemarin bertanding dengan tim senior Pemkab
Tuban di Stadion Loka Jaya Tuban. Tepatnya pada Jumat, 6 Juli 2018 pukul 15.30
WIB. Meski berakhir dengan kekalahan telak 4-1. Tapi makna di balik kekalahan itu
sangatlah besar. Kemenangan yang mampu diraih itu adalah konsistensi dari hasil
kerja keras yang berkesinambungan. Sedangkan kekalahan adalah hasil terburuk
untuk kita jadikan cambuk untuk terus berusaha dengan sekuat tenaga agar
menjadi menang.
Ada hal yang
menarik yang perlu saya laporkan sebagai bahan kajian kita bersama. Pertama, melatih keberanian mental
tanding anak-anak. Baru beberapa hari ini tim berlatih kembali secara terjadwal
dan sesuai menu latihan yang seimbang. Fisik, tekhnik, dan game. Karena
sebelumnya tim ini tercerai berai tidak pernah berlatih secara bersama. Ada
faktor yang menghalangi, perbaikan sarana lapangan yang memakan waktu
berbulan-bulan hingga tidak ada komitmen lagi untuk berlatih, juga lapangan
yang belum bisa digunakan berlatih dan bertanding secara layak. Kondisi rumput
dan batu-batu yang masih belum beres 100 persen, perbaikan lapangan tidak
sampai tuntas, sehingga selera berlatih bersama-sama lagi menjadi hilang,
menurut istilah anak muda zaman now atau
kitab gaul, ill feel, hilang rasa
atau tak berselera karena keadaan yang tidak mendukung. Di samping itu juga
untuk keselamatan pada diri kita. Dari pada berakhir dengan cidera lebih baik
tidak karena kondisi lapangan yang sangat buruk tidak bisa digunakan untuk
bertanding. Saya pernah menyampaikan kritik langsung di depan Kepala Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan di MTs Ittihadul Islamiyah Kedungjambangan-Bangilan
pada saat pertemuan pembentukan KKGO Madrasah Kecamatan Bangilan atas kondisi
lapangan saat ini. Mendapat respon positif namun tidak pernah ada tindakan
nyata akhirnya kita sendiri yang harus berbuat sesuatu agar lapangan bisa
dipakai kembali meski masih ada beberapa titik yang perlu untuk di benahi lagi.
Pelan-pelan, batu-batu yang masih ada dan berserakan menancap di lapangan kita
rapikan lagi, kita benahi semampu kita dan tanah-tanah yang tidak rata kita
ratakan dengan tambal sulam. Lumayan lambat laun bisa kita gunakan lagi.
Berlatih kembali, menata lagi, semangat lagi dan bertanding kembali.
Kedua, menyatukan tim lagi. Dalam tim
yang banyak karakter ini di satukan lagi dengan strategi dan taktik bermain
yang terus berubah-rubah. Artinya memadukan tim tidak urusan mudah, perlu
beberapa waktu dan proses berlatih secara intens. Sehingga kita bisa belajar
dan mengetahui skill dan karakter beberapa pemain agar bisa mengembangkan
beberapa strategi dalam tim.
Ketiga, memperbanyak pengalaman
bertanding uji coba secara tepat dan terukur. Artinya kita bertanding harus
memperhatikan waktu, tidak terlalu mepet dan tidak terlalu lama, rentang waktu
harus kita atur sedemikian rupa sesuai dengan tingkat latihan dan persiapan. Idealnya
dalam waktu satu sampai dua minggu kita bisa menyempatkan bertanding uji coba dengan
tim yang jauh berada di atas kita secara kualitas agar kita bisa mendulang
banyak pengalaman dari tim lawan yang lebih berkualitas. Namun jika kita akan
mempersiapkan kompetisi kita bisa melakukan pertandingan uji coba minimal satu
minggu satu kali. Di samping itu sistem pertandingan uji coba ini bisa sebagai salah
satu cara untuk mengurangi kejenuhan dalam berlatih. Berlatih terus namun
jarang bertanding, pasti jemu, out let dari hasil latihan menjadi semu. Tidak ada
target tertentu. Motivasi pemain untuk berlatih bisa menjadi rusak.
Secara materi
tim memang kita kalah. Tim Pemkab Tuban mempunyai banyak pemain-pemain yang
sudah cukup berpengalaman baik secara mental, tehnik, dan skill. Sedangkan kita
Bangilan FC yang banyak dihuni oleh pemain-pemian muda hanya mengandalkan
kecepatan. Buktinya tidak lebih dari 10 menit tim Bangilan FC sudah bisa
melesakkan bola ke gawang Pemkab Tuban. Menjelang 25 menit baru irama permainan
bisa dikuasai oleh Pemkab Tuban karena materi pemain-pemainnya yang sudah cukup
piawai dalam mengatur tenaga, kerja sama tim, dan skill yang mumpuni. Hingga pertandingan
bubar keadaan skor mampu di balik 4-1 untuk Pemkab Tuban dengan 2 gol hasil
tendangan finalti akibat pelanggaran yang dilakukan pemain-pemain Bangilan FC
yang notabenenya, pemain muda, tentu saja muda segalanya termasuk skill,
tehnik, dan pengalamannya. Semangat terus Bangilan FC. Bravo sepak bola
Bangilan.
Lokajaya, 23 Agustus 2018.
Tulisan ini hanya sekedar belajar menganalisis tipis-tipis dari hasil
pertandingan uji coba yang telah lalu.
Rohmat Shoihin
Penulis aktif di Bangilan FC.
Label: Essai
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda