Kamis, 23 Agustus 2018

Mendulang Harapan di Lokajaya



Tim Bangilan FC saat bertanding uji coba melawan Pemkab Tuban di Stadion Lokajaya Tuban. Dokumen pribadi. Foto. Rohmat S.

Jika ingin menjadi berani, berjuanglah terus untuk berani, berani tidak datang secara tiba-tiba tapi berani perlu untuk diperjuangkan secara terus-menerus dan tiada pernah berhenti. Kalimat ini sangat cocok untuk memotivasi semangat anak-anak muda dalam membangun tim sepak bola. Seperti tim sepak bola usia 15 dan 19 pada Bangilan FC yang beberapa hari kemarin bertanding dengan tim senior Pemkab Tuban di Stadion Loka Jaya Tuban. Tepatnya pada Jumat, 6 Juli 2018 pukul 15.30 WIB. Meski berakhir dengan kekalahan telak 4-1. Tapi makna di balik kekalahan itu sangatlah besar. Kemenangan yang mampu diraih itu adalah konsistensi dari hasil kerja keras yang berkesinambungan. Sedangkan kekalahan adalah hasil terburuk untuk kita jadikan cambuk untuk terus berusaha dengan sekuat tenaga agar menjadi menang.
Ada hal yang menarik yang perlu saya laporkan sebagai bahan kajian kita bersama. Pertama, melatih keberanian mental tanding anak-anak. Baru beberapa hari ini tim berlatih kembali secara terjadwal dan sesuai menu latihan yang seimbang. Fisik, tekhnik, dan game. Karena sebelumnya tim ini tercerai berai tidak pernah berlatih secara bersama. Ada faktor yang menghalangi, perbaikan sarana lapangan yang memakan waktu berbulan-bulan hingga tidak ada komitmen lagi untuk berlatih, juga lapangan yang belum bisa digunakan berlatih dan bertanding secara layak. Kondisi rumput dan batu-batu yang masih belum beres 100 persen, perbaikan lapangan tidak sampai tuntas, sehingga selera berlatih bersama-sama lagi menjadi hilang, menurut istilah anak muda zaman now atau kitab gaul, ill feel, hilang rasa atau tak berselera karena keadaan yang tidak mendukung. Di samping itu juga untuk keselamatan pada diri kita. Dari pada berakhir dengan cidera lebih baik tidak karena kondisi lapangan yang sangat buruk tidak bisa digunakan untuk bertanding. Saya pernah menyampaikan kritik langsung di depan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan di MTs Ittihadul Islamiyah Kedungjambangan-Bangilan pada saat pertemuan pembentukan KKGO Madrasah Kecamatan Bangilan atas kondisi lapangan saat ini. Mendapat respon positif namun tidak pernah ada tindakan nyata akhirnya kita sendiri yang harus berbuat sesuatu agar lapangan bisa dipakai kembali meski masih ada beberapa titik yang perlu untuk di benahi lagi. Pelan-pelan, batu-batu yang masih ada dan berserakan menancap di lapangan kita rapikan lagi, kita benahi semampu kita dan tanah-tanah yang tidak rata kita ratakan dengan tambal sulam. Lumayan lambat laun bisa kita gunakan lagi. Berlatih kembali, menata lagi, semangat lagi dan bertanding kembali.
Kedua, menyatukan tim lagi. Dalam tim yang banyak karakter ini di satukan lagi dengan strategi dan taktik bermain yang terus berubah-rubah. Artinya memadukan tim tidak urusan mudah, perlu beberapa waktu dan proses berlatih secara intens. Sehingga kita bisa belajar dan mengetahui skill dan karakter beberapa pemain agar bisa mengembangkan beberapa strategi dalam tim.
Ketiga, memperbanyak pengalaman bertanding uji coba secara tepat dan terukur. Artinya kita bertanding harus memperhatikan waktu, tidak terlalu mepet dan tidak terlalu lama, rentang waktu harus kita atur sedemikian rupa sesuai dengan tingkat latihan dan persiapan. Idealnya dalam waktu satu sampai dua minggu kita bisa menyempatkan bertanding uji coba dengan tim yang jauh berada di atas kita secara kualitas agar kita bisa mendulang banyak pengalaman dari tim lawan yang lebih berkualitas. Namun jika kita akan mempersiapkan kompetisi kita bisa melakukan pertandingan uji coba minimal satu minggu satu kali. Di samping itu sistem pertandingan uji coba ini bisa sebagai salah satu cara untuk mengurangi kejenuhan dalam berlatih. Berlatih terus namun jarang bertanding, pasti jemu, out let dari hasil latihan menjadi semu. Tidak ada target tertentu. Motivasi pemain untuk berlatih bisa menjadi rusak.
Secara materi tim memang kita kalah. Tim Pemkab Tuban mempunyai banyak pemain-pemain yang sudah cukup berpengalaman baik secara mental, tehnik, dan skill. Sedangkan kita Bangilan FC yang banyak dihuni oleh pemain-pemian muda hanya mengandalkan kecepatan. Buktinya tidak lebih dari 10 menit tim Bangilan FC sudah bisa melesakkan bola ke gawang Pemkab Tuban. Menjelang 25 menit baru irama permainan bisa dikuasai oleh Pemkab Tuban karena materi pemain-pemainnya yang sudah cukup piawai dalam mengatur tenaga, kerja sama tim, dan skill yang mumpuni. Hingga pertandingan bubar keadaan skor mampu di balik 4-1 untuk Pemkab Tuban dengan 2 gol hasil tendangan finalti akibat pelanggaran yang dilakukan pemain-pemain Bangilan FC yang notabenenya, pemain muda, tentu saja muda segalanya termasuk skill, tehnik, dan pengalamannya. Semangat terus Bangilan FC. Bravo sepak bola Bangilan.

Lokajaya, 23 Agustus 2018.
Tulisan ini hanya sekedar belajar menganalisis tipis-tipis dari hasil pertandingan uji coba yang telah lalu.
Rohmat Shoihin
Penulis aktif di Bangilan FC.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda