Selasa, 14 November 2017

Kerajaan Kali Keningpun Gempar

http://subject09.web.id/index.php/season-1/22-internal-chaos-full-version/

Oleh. Rohmat Sholihin*
            Seketika berita kematian kedua pemimpin Kerajaan Kali Kening itupun tersebar seperti virus. Sekejap, rakyat Kali Kening menjadi resah, ketakutan, khawatir. Ada peristiwa kekosongan kekuasaan yang bisa menjadi perang saudara untuk menduduki wilayah Kerajaan Kali Kening yang terkenal masyhur kemakmurannya.
            Semua pejabat-pejabat Kerajaan Kali Kening berkumpul di ruang Paseban Agung. Gong besar Kyai Sabrang[1] yang berada di Paseban Agung pun dipukul bertalu-talu, suaranya memekikkan telinga, “Dong…dong…dong…” Prajurit-prajurit Kali Kening dengan persenjataan lengkap berjaga dengan ketat. Senjata-senjata canggih dipersiapkan dengan rapi di lingkungan Paseban Agung.  Komandan-komandan pasukan tempur dengan seragam lengkap terus meningkatkan kewaspadaan. Kurang lebih seratus lima puluh ribu pasukan Artileri siap sedia.
            Suasana seperti perang. Karena kedua Ratunya yang terkenal seantero jagat itu telah berpulang menghadap Sang Pencipta. Dengan segera seluruh pejabat-pejabat tinggi Kerajaan Kali Kening harus segera mengadakan pemilu. Meski pemilunya dilakukan oleh khusus internal pejabat-pejabat tinggi Kerajaan Kali Kening. Seluruh rakyat percaya bahwa hampir semua pejabat Kerajaan Kali Kening selalu memegang janjinya sebagai pejabat tinggi yang pengangkatannya disumpah di Alon-Alon Kerajaan Kali Kening yang luas dan merah itu. Jika pemilu dilakukan terlalu lama menjadi kemungkinan memberikan peluang bagi musuh untuk menduduki Kerajaan Kali Kening yang sedang Vacuum Of Power atau kekosongan kekuasaan. Seluruh pejabat tinggi dan rakyat sudah sepakat segera dipilih pengganti kedua Ratu yang telah meninggal bersamaan itu.
            Sumpah pejabat tinggi Kerajaan Kali Kening setelah diangkat oleh kedua Ratu dan rakyat harus ditepati dengan sepenuh hati tanpa terkecuali, adapun sumpah itu sebagai berikut:
Pertama: Percaya kepada Sang Pencipta dengan menjalankan ibadah sesuai yang dianutnya.
Kedua : Tegas, jujur, sopan santun, serta menghormati kaum perempuan dan sesama dengan tidak membedakan status dan golongan tertentu atau keluarga.
Ketiga : Rela berkorban demi Kerajaan Kali Kening dengan sebesar-besarnya tanpa terkecuali.
Keempat : Harus setia, jika laki-laki harus setia kepada pasangannya. Begitu juga sebaliknya kaum perempuan harus setia . Tidak ada perselingkuhan diantara kita apalagi dusta. Haram hukumnya.
Kelima : Semua pejabat-pejabat tinggi Kerajaan Kali Kening harus bisa menulis dengan baik. Suatu keharusan bagi para pejabat untuk bisa menghasilkan karya tulis baik berupa cerpen, puisi, novel, ilmiah ataupun yang lain.
Keenam : Dilarang menjomblo kecuali yang telah jompo.
            Bahkan setiap pekan selalu ada pameran karya tulisan seluruh rakyat Kali Kening yang dilakukan di alon-alon. Kerajaan Kali Kening selalu mengutamakan literasi. Dengan semboyan nya yang mendunia, “Dengan literasi kita maju, menang, dan bermartabat.” Dalam sebulan selalu ada banyak tulisan yang dibukukan dan disimpan dalam Perpustakaan Kali Kening dengan koleksi bukunya jutaan. Siapa saja bagi rakyat Kali Kening harus membacanya dengan ditetapkan aturan bagi rakyat Kali Kening setidaknya dalam sehari menghabiskan buku bacaan antara dua dan tiga. Jika tidak bisa membaca dalam artian berhalangan harus menulis surat izin langsung ditujukan kepada Menteri Urusan Membaca Buku dan dilengkapi dengan surat izin dokter. Jika tidak izin akan dikenai hukuman membaca puisi dialon-alon pada siang hari. Tentu saja, panas.
            Pertemuan Pejabat-Pejabat Tinggi Kerajaan Kali Kening sebentar lagi dimulai. Mahapatih Dino Jumantho telah memasuki ruangan rapat dengan seragam kebesaran, seragam hitam putih. Panglima perang Kafabiha juga telah datang. Penasehat Joyojuwoto juga tampak tergesa-gesa memasuki ruangan Paseban Agung. Mpu Kerajaan Rosho sudah datang sedari tadi. Juru bicara Raden Mas Ikal  sibuk menjelaskan kepada wartawan-wartawan Kerajaan karena setiap berapa jam berita perkembangan selalu ditulis dan diinformasikan kepada seluruh rakyat Kali Kening yang selalu setia mengawal perkembangan Kerajaan Kali Kening yang mereka cintai melalui akun-akun resmi Kalikening.
            Pertemuanpun dimulai. Gong Kyai Sabrang dipukul tujuh kali. Ki Agus Suryo dengan gagah, berlengan bak binaragawan memukul dengan tenaganya yang luar biasa. Kumisnya yang lebat menandakan kewibawaan tingkat tinggi yang telah dimiliki oleh seseorang yang berpengaruh dalam Kerajaan besar sekelas Kerajaan Kali Kening.
“Dong…dong….dong….dong….dong…dong…dong..” bunyinya menggetarkan hati.
“Saudara-saudara seperjuangan, kami kemukaken kepada sekalian yang hadir diruangan ini bahwa rapat terbatas kali ini akan membahas tentang pemilihan pemimpin Kerajaan Kali Kening untuk menggantiken Ratu Sundar Banong dan Ratu Tria yang telah pergi meninggalken kita semua. Dan rapat kali ini akan saya pimpin sesuai dengan jabatan saya sebagai Mahapatih, Sebelum saya mulai lebih jauh apakah ada sesuatu yang perlu untuk ditanyaken.” Kalimat pembuka Mahapatih Dino Jumatho dengan berwibawa.
“Maaf Tuan Mahapatih Dino Jumantho, Kerajaan Kali Kening ini terpecah menjadi dua bagian dan mempunyai Ratu dua, dan dua-duanya telah pergi. Apakah kita juga akan memilih dua penggantinya?” Tanya Penasehat Kerajaan Kali Kening Joyojuwoto.
“Silahken, silahken didiskusiken. Tujuan kita rapat adalah untuk mencari solusi yang demokratis. Silahken, silahken dijawab.” Jawab Mahapatih Dino Jumantho.
“Keadaan Kerajaan saat ini adalah darurat. Dan kita tak bisa harus kembali seperti ketika dua Ratu kita masih berkuasa dengan bijak. Karena Kerajaan berjalan sangat stabil. Saat ini Kerajaan kita berada diujung tanduk, sangat memprihatinkan karena kita semua belum punya pemimpin baru. Alangkah baiknya jika dua Kerajaan dan dua Ratu kita rubah menjadi satu Kerajaan saja dan dengan satu pemimpin saja. Agar lebih mudah dalam mengambil kebijakan.” Usul Mpu Kerajaan Rosho.
“Usul sangat baik dan bisa dipertimbangken, yang lain kami persilahken.” Mahapatih Dino Jumantho menyambut dengan baik.
“Tidak bisa. Dua Kerajaan tetap dua kerajaan. Kita punya kepentingan masing-masing meski kita sama. Ingat Ratu Tria selalu mengutamakan membangun ekonomi dari segi perdagangan sedangkan Ratu Sundar Banong lebih mementingkan ekonomi mikro dan pertanian. Rasanya kami belum bisa terima, meski kita sama dalam warga negara Kerajaan Kali Kening tapi kita punya kepentingan-kepentingan lain.” Tiba-tiba Mahapatih Moxmex menentang usul Mpu Kerajaan Rosho. Mahapatih Moxmex ini adalah patihnya Ratu Sundar Banong. Dan ia merasa takut jabatan strategisnya dirangkap oleh Mahapatih Dino Jumantho. Ia juga berfikir pengganti Ratu Sundar Banong adalah dirinya karena jabatan dia adalah Mahapatih.
“Kerajaan kita ini darurat Dimas Moxmex. Setidaknya kita endapken dulu ego dan kepentingan.” Bicara Mahapatih Dino Jumantho dengan perlahan dan tenang agar emosi Mahapatih Moxmex bisa redam sedikit.
“Tidak bisa begitu, memilih pemimpin harus melibatkan rakyat banyak, Kakang Dino.” Balas Patih Moxmex.
“Itu semua membutuhken waktu lama, Dimas Moxmex. Dan kita tahu bahwa kerajaan-kerajaan lainnya semakin ingin menjajah kita, dan mereka tahu kita tidak lagi solid karena kedua Ratu kita telah meninggal. Pangeran AR Hirusugi dengan Kerajaan Elas akan lebih mudah menaklukken kita.” Bicara Mahapatih Dino Jumantho.
“Bagaimana kalau pemimpinnya Dimas Moxmex saja.” Usul penasehat Joyojuwoto dengan tenang. Patih Moxmexpun tersenyum ketika mendengar usulan Penasehat Joyojuwoto yang lebih menguntungkan posisi dirinya.
“Dalam situasi Kerajaan yang hampir jatuh tidak bagus memilih Mahapatih untuk dijadikan pemimpin biarkan Mahapatih tetap menjadi Mahapatih. Sebaiknya kita pilih yang lain saja.” Mpu Rosho mengusulkan dengan tegas dan tanpa tedeng aling-aling.
“Kamu itu tahu apa Kakang Rosho, kerjamu itu hanya membuat senjata saja, bukan masalah ketatanegaraan. Jika tak bisa usul lebih baik diam saja, Mpu Rosho.” Sergah Patih Moxmex dengan nada emosi.
“Aku hanya usul Patih Moxmex.” Bantah Mpu Rosho.
“Tapi tidak berguna.” Patih Moxmex melecehkan Mpu Rosho.
“Kau hanya ambisi Patih Moxmex.” Mpu Rosho dengan tak mau kalah.
“Berhenti! Hentiken bicara-bicara yang hanya memancing emosi. Dimas Moxmex tolong hormati Kakang Rosho, biarken beliau bicara dengan bebas tanpa ada campur tangan darimu itu.” Tiba-tiba Patih Dino Jumantho berdiri dan mengambil alih pembicaraan.
“Itu usulan ngawur Kakang Dino.” Patih Moxmex tak mau kalah.
“Jangan sok pintar kau Dimas Moxmex. Aku sebagai pemimpin rapat disini sangat berhak memberiken keputusan.” Patih Dino Jumantho dengan berdiri dan memandang tajam pada Patih Moxmex.
“Cuih…kau hanya menggunakan kesempatan saja.” Patih Moxmex meludah ke lantai yang terbuat dari marmer pilihan itu.
“Persetan kau Dimas!” Dengan sigap Patih Dino Jumantho meloncat dan secepat kilat menghunus pedangnya dan mengayunkan ke arah Patih Moxmex. Tak mau kalah Patih Moxmex segera menyambut serangan Patih Dino Jumantho. Dan terjadilah duel yang mengerikan. Dua senjata tajam saling beradu dan suaranya memekikan telinga. Tak kalah Panglima Perang Kafabiha dengan lincah melerai dengan berada ditengah-tengah mereka.
“Hentikan!” Teriaknya.
Seketika kedua Patih itupun berhenti.
“Begitulah jika pemimpin yang diambil dari kalangan Patih yang hatinya sedikitpun tak menyimpan kesabaran. Selalu ceroboh dan maunya selalu kekerasan. Lebih baik kita tak mengangkat keduanya karena sama-sama hanya bisa bermain pedang saja namun tak bisa berfikir dengan baik. Apalagi menulis dengan indah. Aku usulkan lebih baik kita mengangkat Raden Mas Ikal sebagai pengganti kedua Ratu yang telah meninggal.” Usul Mpu Rosho lagi.
“Betul. Aku setuju. Raden Mas Ikal yang selalu baik dengan banyak kalangan dan dekat dengan kedua Ratu kita. Bahkan laporan-laporan hasil kerjanya selalu mendapatkan rapot memuaskan dari seluruh pejabat-pejabat penilai Kerajaan Kali Kening ini. bahkan setiap tahun selalu juara dalam kontes penulisan naskah bergender apapun.” Tambah Penasehat Joyojuwoto.
Seluruh hadirinpun bertepuk riuh dan kompak berteriak
“Setujuuuuuuuuu….”
            Kedua patih itu hanya tertegun sesaat. Patih Dino hanya tenang dan diam menerima hasil keputusan bersama. Sedangkan Patih Moxmex kaget dan kecewa namun ia tak bisa berbuat apa-apa. Karena seluruh hadirin menyetujui usul Mpu Rosho. Mendengar usulan Mpu Rosho, Raden Mas Ikal semburat langsung angkat bicara.
            “Ampun para hadirin yang terhormat. Saya belum pantas menjadi pemimpin. Apalagi memimpin Kerajaan Kali Kening yang megah ini. Saya tak sanggup tuan-tuan.” Sergah Raden Mas Ikal.
“Tidak Raden Mas Ikal, kau sangat pantas. Kerajaan Kali Kening ini adalah kerajaan yang mengagungkan literasi informasi. Bukan kerajaan yang doyan perang namun kerajaan yang mencintai ilmu pengetahuan yang dapat berkembang dengan pesat.” Sergah Mpu Rosho.
Semuapun berteriak, “sepakat’ dan dengan semangat “dong…dong…dong….dong….dong….dong…dong..” Gong Kyai Sabrangpun dipukul bertalu-talu itu bertanda bahwa hasil keputusan rapat telah diputuskan oleh yang hadir secara bersama.
            Dalam rapat organisasi atau apapun memang selalu ada bibit penyakit ketidakpuasan, itu adalah hal yang biasa. Begitu juga dalam sebuah Kerajaan yang dihuni oleh banyak orang selalu saja membawa kepentingan mereka masing-masing meskipun kepentingan itu selalu dihubungkan dengan kepentingan rakyat. Isu rakyat masih menjadi kue manis untuk berpolitik dan menduduki jabatan manis pula.
            Dan hasil rapat seluruh pejabat-pejabat tinggi Kerajaan Kali Kening menyimpan ketidakpuasan dan kekecewaan bagi Mahapatih Moxmex. Dengan pikiran yang busuk ia mempunyai niat untuk mengkudetanya dilain hari dengan menunggu kesempatan yang memungkinkan. Karena dilihat pengganti kedua Ratu Kerajaan Kali Kening yaitu Raden Mas Ikal sungguh lemah dalam menduduki jabatan Raja. Lemah dalam mengatur beberapa kekuatan perangnya namun hebat dalam kebijakan-kebijakannya. Patih Moxmexpun berniat untuk memecah kekuatan Kerajaan Kali Kening.
“Tunggu gebrakanku selanjutnya, Raden Mas Ikal. Aku Patih Moxmex tak kan membiarkan posisi Raja ada padamu dengan waktu lama. Patih Moxmex akan mengkudeta. Ya, Coup de etat…” Batin Patih Moxmex. Dengan cepat ia segera keluar dari ruangan Paseban Agung dengan langkah kekecewaan.

Bangilan, 15 Nopember 2017
*Penulis adalah anggota Komunitas Kali Kening.








[1] Gong Kyai Sabrang diciptakan oleh Kyai Sesepuh Kerajaan Kali Kening bernama Kyai Sabrang  Kali yang terkenal dengan keahliannya dalam membuat senjata perang. Konon Gong itu jika dipukul bisa meredakan rakyat Kali Kening yang sedang tidak aman. Dengan pemukulnya yang bernama Ki Agus Suryo.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda