Rabu, 07 Juni 2017

Melihat Petani Semangka di Dusun Ngrayung Kedungharjo Bangilan-Tuban



Peserta didik MI Salafiyah Bangilan berkunjung untuk mengamati keadaan lahan dan petani semangka di dusun Ngrayung-Bangilan-Tuban. Foto. Rohmat S.

Oleh. Rohmat Sholihin,S.Pd*

MIS.BIA. Berkunjung dan bermain ke sawah memang sangat menyenangkan. Melihat tumbuhan hijau terbentang luas, anak sungai berkelok-kelok, burung-burung beterbangan,  seakan otak kita kembali segar dan fresh. Rasa kantuk dan jenuh akan menghilang berganti dengan keceriaan. Dunia anak-anak tak lepas dari suasana keceriaan, dalam hati dan pikirannya selalu saja kisah menyenangkan dan mengasyikkan. Seperti yang dilakukan oleh peserta didik MI Salafiyah Bangilan kelas 4 ini dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk bertemu langsung dengan petani semangka dan ingin bertanya jawab tentang pembudidayaan tanaman semangka. Semangka merupakan salah satu jenis buah yang sangat populer di Indonesia; dengan rasa yang manis dan kandungan air yang tinggi, semangka dapat menjadi alternatif pilihan buah yang menyehatkan dan juga menyegarkan. Ada beberapa jenis semangka yang cukup populer; semangka merah dan semangka kuning serta semangka non biji merupakan jenis yang paling dikenal. Sedangkan semangka lain seperti semangka inul dan semangka kotak juga mulai dikenal oleh masyarakat.
            Area persawahan itu tak jauh dari lingkungan MI Salafiyah Bangilan, hanya butuh beberapa menit ditempuh dengan bersepeda. Jalanan yang sudah beraspal sebagai jalan alternatif antara dusun Ngrayung dengan desa Kedungharjo yang membelah persawahan yang sangat luas berhektar-hektar dari kecamatan Bangilan sampai kecamatan Singgahan dan kecamatan Senori. Terkadang hati ini juga heran ketika melihat sawah yang membentang luas, hasil yang melimpah, kualitas terbaik, tapi kenapa rata-rata kehidupan masyarakat kita masih terbilang rendah. Baik secara pola pikir dan penghasilan dalam kehidupan berekonomi. Masih saja banyak dialami oleh berbagai lapisan masyarakat kita tidak kuat untuk bertahan dalam memenuhi kebutuhan hidup yang serba menuntut. Mereka banyak mencari pekerjaan keluar negeri sebagai tenaga kasar. Dengan iming-iming gaji tinggi namun mereka lupa bagaimana cara bertahan hidup dan mengembangkan life skill di tanahnya sendiri yang luas, gemah lipah loh jinawi. Terkadang juga rela tanah-tanah itu dijual untuk modal pergi keluar negeri. Ironis. Dan setidaknya tujuan pembelajaran dengan cara melakukan wawancara dengan petani semangka di dusun Ngrayung-Kedungharjo-Bangilan-Tuban ini dapat memberikan gambaran nyata proses pendidikan pada peserta didik bahwa tanah-tanah disekitar kami adalah tanah subur dengan petani yang bekerja dengan sabar dan ulet. Petani-petani kita yang kebanyakan berusia hampir diatas kepala 40-an lebih itu tiada lelah berdarma bakti kepada tanah-tanah. Dan sangat jarang menemukan petani muda dengan skill yang ulet dan tangguh dalam mengembangankan hasil pertanian, ada tapi juga tidak banyak. Kebanyakan pemuda bekerja ke kota untuk mencari sumber penghasilan yang layak dan lebih mapan. Beberapa tahun ke depan petani-petani kita akan menjadi punah karena tak ada regenerasi. Generasi muda merasa ogah untuk menjadi petani karena masa depan tidak menjanjikan.
            Padahal jika tanah-tanah yang subur itu dikelola dengan baik akan banyak mendatangkan penghasilan besar dan melimpah. Intinya para petani harus punya banyak variasi dan kreatif dalam menanam aneka tanaman yang menghasilkan banyak keuntungan sesuai dengan jenis tanah dan cuaca. Seperti membudidayakan semangka. Berikut ini hasil kunjungan peserta didik MI Salafiyah Bangilan kelas 4 untuk bertanya jawab dengan petani semangka dari dusun Ngrayung-Kedungharjo-Bangilan-Tuban yang bernama Bapak Kusno.

Bapak Kusno, petani semangka dari Ngrayung Kedungharjo-Bangilan-Tuban. Foto. Rohmat S.
Beberapa pertanyaan dari peserta didik MI Salafiyah Bangilan dan telah dijawab oleh beliau, Bapak Kusno:
1.      Bagaimana jenis tanah yang cocok untuk tanam semangka?
Jawaban Bapak Kusno:
Tanah yang cocok untuk tanaman semangka paling bagus itu adalah tanah yang berpasir karena hampir tidak ada pengolahan khusus, lebih mudah dan lebih hemat dalam mengolahnya. Meski tanah yang tidak berpasir juga bisa akan tetapi membutuhkan waktu untuk mengolahnya menjadi remah atau gembur. Namun jenis tanah disekitar lahan pertanian ini hampir bisa dan cocok untuk tanaman semangka. Tergantung bagaimana cara merawatnya. Bisa telaten atau tidak, merawat semangka itu seperti merawat bayi. Perlu kesabaran dan ketelatenan. Terutama harus rajin menyiram pagi dan sore, juga harus memerhatikan perkembangan bibit nya, jangan sampai beberapa penyakit menjangkitinya. Mulai dari jamur dan ulat.
2.      Apakah cuaca sangat berpengaruh untuk tanaman semangka?
Jawaban Bapak Kusno
Sangat berpengaruh, tanaman semangka tidak cocok untuk ditanam dilahan yang berair seperti padi. Semangka sangat cocok ditanam pada saat musim kemarau dimana suhu kurang lebih antara 25-30 derajat celcius. Jadi ketika turun hujan yang berlebihan sampai airnya menggenang bisa membuat buah semangka menjadi membusuk dan tidak laku untuk dijual, kita jadi rugi
3.      Jarak tanam bibit semangka berapa pak?
Jawaban Bapak Kusno:
Jarak antar tanaman sekitar 100 cm dengan lebar bedengan sekitar 3 meter untuk sistem tanam tunggal dan 6 hingga 7 meter untuk sistem tanam ganda dengan bedengan setinggi kurang lebih 50 cm.
4.      Pupuk apa yang paling cocok untuk tanaman semangka?
Jawaban Bapak Kusno:
Pupuk yang paling cocok itu pupuk organik atau pupuk kandang karena dapat meningkatkan kesuburan tanah. Akan tetapi dizaman sekarang orang lebih suka pakai pupuk kimia buatan pabrik lebih cepat dan pragmatis namun kendalanya jika terlalu banyak akan menimbulkan permasalahan baru terhadap masa depan kesuburan tanah itu sendiri.
5.      Bagaimana pembibitannya pak?
Jawaban Bapak Kusno:
Untuk bibit banyak kita dapatkan ditoko pertanian. Bibit dipersiapkan dengan cara menanam atau menyemai biji; biji dikecambahkan dengan cara dibasahi dan diperam dalam kertas sampul atau koran selama 1 sampai 2 hari. Setelah biji berkecambah kemudian dipindahkan ke media persemaian. Bibit dengan calon akar sepanjang 2mm dapat disemai dalam polibag dengan kedalaman 1 hingga 1,5 cm. Letakkan polibag atau kantong persemaian di bawah sinar matahari dan disiram 1 sampai 2 kali sehari sampai dengan bibit berumur 12 hingga 14 hari sebelum dipindahkan ke lahan tanam. Dalam proses pembibitan ini kita harus sabar nak. Kalau tidak sabar dan telaten dalam bercocok tanam kita tidak akan menuai hasil panen yang baik.
6.      Bagaimana cara pemindahannya bibit yang masih dipolibag ke lahan pak?
Jawab Bapak Kusno:
Setelah biji disemaikan selama 12 hingga 14 hari maka akan ada 2 hingga 3 lembar daun yang tumbuh; waktu pemindahan sebaiknya dilakukan sore hari dengan cara memasukkan bibit beserta tanah ke dalam lahan dengan melepas polibag yang digunakan untuk menyemai. Adapun cara tanam semangka dengan jarak pohon dengan tanam sistem tunggal yang ideal adalah 90 hingga 100 cm x 3 meter; sedangkan dengan sistem ganda atau dua baris tanaman dengan jarak 90 hingga 100 cm x 6 atau 7 meter. Dan kita sudah bisa menyirami dengan hati-hati dengan kadar air yang sedang jangan sampai terlalu kebanyakan. Pertumbuhan dan perkembangan harus selalu kita pantau dengan seksama, biasanya dalam pemindahan ada beberapa bibit yang tak bisa tumbuh atau mati oleh beberapa sebab, hewan, atau daya tahan benih yang kurang baik maka dari itu perkembangan benih harus selalu diperhatikan.
7.      Bagaimana untuk pemupukannya pak?
Jawab Bapak Kusno:
Adapun salah satu proses perawatan tanaman adalah dengan penggunaan pupuk kandang; pilih kondisi pupuk kandang yang benar–benar sudah jadi. Pupuk kandang yang belum jadi akan membuat tanaman semangka kerdil atau layu. Pupuk organik dapat digunakan sebagai alternatif pemupukan selain penggunaan pupuk ZA, Urea, TSP dan KCl. Jenis tanah juga menjadi bahan pertimbangan pemupukan; tanah berpasir memerlukan pupuk lebih banyak dibandingkan jenis tanah yang lebih liat.
8.      Bagaimana cara pemeliharaannya pak?
Jawab Bapak Kusno:
Adapun alternatif cara budidaya semangka intensif adalah dengan menggunakan plastik hitam perak; pemupukan dapat dilakukan hanya sekali saja. Selain itu dengan penggunaan plastik hitam yang rapat dengan tanah bedengan dapat mencegah rumput serta gulma untuk tumbuh di sekitar tanaman semangka. Plastik dengan sisi perak menghadap ke matahari juga berfungsi menjaga suhu tanah serta menjaga kelembaban tanah sehingga mengurangi keperluan penyiraman.
Sedangkan untuk mengatur jumlah kapasitas buah dengan pangkal batang ini harus disesuaikan, sisakan 1 atau 3 buang semangka yang terletak kurang lebih 1 meter dari pangkal batang. Semangka jenis besar sebaiknya menyisakan 2 buah saja dalam satu batang; sedangkan untuk jenis semangka kecil dapat disisakan sebanyak 3 hingga 4 buah. Dan panen dapat dilakukan setelah 65 hingga 75 hari sejak bibit dipindah tanam.
Tanaman semangka juga perlu penyuluran ranting; hal ini dimaksudkan agar ranting tidak terlalu berhimpit. Posisi ranting yang berhimpitan dapat menyebabkan bunga mudah rontok serta memudahkan timbulnya penyakit. Pendangiran diperlukan untuk lahan tanpa penggunaan plastik hitam perak. Ketika bibit semangka mulai tumbuh sepanjang 50 cm maka seresah dapat dipasang; ketika buah semangka mulai muncul juga perlu diberi alas.
Oh iya nak, dalam bercocok tanam apapun kita harus yakin dari awal ketika akan memulainya. Awali membaca bismillah dan memohon kepada sang pemberi rezeki yaitu Allah agar kita tenang, tidak merasa resah dan gusar ketika kita menemui kesulitan apapun, dan bersabarlah serta harus bekerja keras.


Bersama dengan istri pak Kusno di lahan semangka. Foto. Rohmat S.
Begitulah tanya jawab peserta didik MI Salafiyah Bangilan dengan pak Kusno yang didampingi istri tercinta yang selalu setia mendampinginya di sawah. Petani semangka yang ulet dan suskes. Semoga kunjungan ini membawa manfaat dan semoga usaha pak Kusno dalam membudidaya tanaman semangka dapat mencapai panen yang sangat melimpah dan berhasil. Aamiin. Tak berapa lama kami pun kembali ke Madrasah untuk menuliskan hasil tanya jawab dengan rapi kemudian dikumpulkan.
Bangilan, November 2006.
*Penulis Guru MI Salafiyah Bangilan.







           




Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda