Melihat Petani Semangka di Dusun Ngrayung Kedungharjo Bangilan-Tuban
Peserta didik
MI Salafiyah Bangilan berkunjung untuk mengamati keadaan lahan dan petani
semangka di dusun Ngrayung-Bangilan-Tuban. Foto. Rohmat S.
Oleh. Rohmat
Sholihin,S.Pd*
MIS.BIA. Berkunjung
dan bermain ke sawah memang sangat menyenangkan. Melihat tumbuhan hijau
terbentang luas, anak sungai berkelok-kelok, burung-burung beterbangan, seakan otak kita kembali segar dan fresh. Rasa
kantuk dan jenuh akan menghilang berganti dengan keceriaan. Dunia anak-anak tak
lepas dari suasana keceriaan, dalam hati dan pikirannya selalu saja kisah
menyenangkan dan mengasyikkan. Seperti yang dilakukan oleh peserta didik MI
Salafiyah Bangilan kelas 4 ini dalam pembelajaran Bahasa Indonesia untuk
bertemu langsung dengan petani semangka dan ingin bertanya jawab tentang
pembudidayaan tanaman semangka. Semangka merupakan salah satu jenis buah yang
sangat populer di Indonesia; dengan rasa yang manis dan kandungan air yang
tinggi, semangka dapat menjadi alternatif pilihan buah yang menyehatkan dan
juga menyegarkan. Ada beberapa jenis semangka yang cukup populer; semangka
merah dan semangka kuning serta semangka non biji merupakan
jenis yang paling dikenal. Sedangkan semangka lain seperti semangka
inul dan semangka kotak juga mulai dikenal oleh masyarakat.
Area
persawahan itu tak jauh dari lingkungan MI Salafiyah Bangilan, hanya butuh
beberapa menit ditempuh dengan bersepeda. Jalanan yang sudah beraspal sebagai
jalan alternatif antara dusun Ngrayung dengan desa Kedungharjo yang membelah
persawahan yang sangat luas berhektar-hektar dari kecamatan Bangilan sampai
kecamatan Singgahan dan kecamatan Senori. Terkadang hati ini juga heran ketika
melihat sawah yang membentang luas, hasil yang melimpah, kualitas terbaik, tapi
kenapa rata-rata kehidupan masyarakat kita masih terbilang rendah. Baik secara
pola pikir dan penghasilan dalam kehidupan berekonomi. Masih saja banyak
dialami oleh berbagai lapisan masyarakat kita tidak kuat untuk bertahan dalam
memenuhi kebutuhan hidup yang serba menuntut. Mereka banyak mencari pekerjaan
keluar negeri sebagai tenaga kasar. Dengan iming-iming gaji tinggi namun mereka
lupa bagaimana cara bertahan hidup dan mengembangkan life skill di tanahnya
sendiri yang luas, gemah lipah loh jinawi. Terkadang juga rela tanah-tanah itu
dijual untuk modal pergi keluar negeri. Ironis. Dan setidaknya tujuan
pembelajaran dengan cara melakukan wawancara dengan petani semangka di dusun
Ngrayung-Kedungharjo-Bangilan-Tuban ini dapat memberikan gambaran nyata proses pendidikan
pada peserta didik bahwa tanah-tanah disekitar kami adalah tanah subur dengan
petani yang bekerja dengan sabar dan ulet. Petani-petani kita yang kebanyakan
berusia hampir diatas kepala 40-an lebih itu tiada lelah berdarma bakti kepada
tanah-tanah. Dan sangat jarang menemukan petani muda dengan skill yang ulet dan
tangguh dalam mengembangankan hasil pertanian, ada tapi juga tidak banyak.
Kebanyakan pemuda bekerja ke kota untuk mencari sumber penghasilan yang layak
dan lebih mapan. Beberapa tahun ke depan petani-petani kita akan menjadi punah
karena tak ada regenerasi. Generasi muda merasa ogah untuk menjadi petani karena
masa depan tidak menjanjikan.
Padahal
jika tanah-tanah yang subur itu dikelola dengan baik akan banyak mendatangkan
penghasilan besar dan melimpah. Intinya para petani harus punya banyak variasi
dan kreatif dalam menanam aneka tanaman yang menghasilkan banyak keuntungan sesuai
dengan jenis tanah dan cuaca. Seperti membudidayakan semangka. Berikut ini hasil
kunjungan peserta didik MI Salafiyah Bangilan kelas 4 untuk bertanya jawab
dengan petani semangka dari dusun Ngrayung-Kedungharjo-Bangilan-Tuban yang
bernama Bapak Kusno.
Bapak Kusno, petani semangka dari Ngrayung Kedungharjo-Bangilan-Tuban.
Foto. Rohmat S.
Beberapa pertanyaan dari peserta
didik MI Salafiyah Bangilan dan telah dijawab oleh beliau, Bapak Kusno:
1. Bagaimana
jenis tanah yang cocok untuk tanam semangka?
Jawaban Bapak
Kusno:
Tanah yang
cocok untuk tanaman semangka paling bagus itu adalah tanah yang berpasir karena
hampir tidak ada pengolahan khusus, lebih mudah dan lebih hemat dalam
mengolahnya. Meski tanah yang tidak berpasir juga bisa akan tetapi membutuhkan
waktu untuk mengolahnya menjadi remah atau gembur. Namun jenis tanah disekitar
lahan pertanian ini hampir bisa dan cocok untuk tanaman semangka. Tergantung bagaimana
cara merawatnya. Bisa telaten atau tidak, merawat semangka itu seperti merawat
bayi. Perlu kesabaran dan ketelatenan. Terutama harus rajin menyiram pagi dan
sore, juga harus memerhatikan perkembangan bibit nya, jangan sampai beberapa
penyakit menjangkitinya. Mulai dari jamur dan ulat.
2. Apakah
cuaca sangat berpengaruh untuk tanaman semangka?
Jawaban Bapak
Kusno
Sangat berpengaruh,
tanaman semangka tidak cocok untuk ditanam dilahan yang berair seperti padi. Semangka
sangat cocok ditanam pada saat musim kemarau dimana suhu kurang lebih antara
25-30 derajat celcius. Jadi ketika turun hujan yang berlebihan sampai airnya
menggenang bisa membuat buah semangka menjadi membusuk dan tidak laku untuk
dijual, kita jadi rugi
3. Jarak
tanam bibit semangka berapa pak?
Jawaban Bapak
Kusno:
Jarak
antar tanaman sekitar 100 cm dengan lebar bedengan sekitar 3 meter
untuk sistem tanam tunggal dan 6 hingga 7 meter untuk sistem tanam ganda dengan
bedengan setinggi kurang lebih 50 cm.
4. Pupuk
apa yang paling cocok untuk tanaman semangka?
Jawaban Bapak
Kusno:
Pupuk yang
paling cocok itu pupuk organik atau pupuk kandang karena dapat meningkatkan
kesuburan tanah. Akan tetapi dizaman sekarang orang lebih suka pakai pupuk kimia
buatan pabrik lebih cepat dan pragmatis namun kendalanya jika terlalu banyak
akan menimbulkan permasalahan baru terhadap masa depan kesuburan tanah itu
sendiri.
5. Bagaimana
pembibitannya pak?
Jawaban Bapak
Kusno:
Untuk bibit
banyak kita dapatkan ditoko pertanian. Bibit dipersiapkan dengan cara menanam
atau menyemai biji; biji dikecambahkan dengan cara dibasahi dan diperam dalam
kertas sampul atau koran selama 1 sampai 2 hari. Setelah biji berkecambah
kemudian dipindahkan ke media persemaian. Bibit dengan calon akar
sepanjang 2mm dapat disemai dalam polibag dengan kedalaman 1 hingga 1,5 cm.
Letakkan polibag atau kantong persemaian di bawah sinar matahari dan disiram 1
sampai 2 kali sehari sampai dengan bibit berumur 12 hingga 14 hari
sebelum dipindahkan ke lahan tanam. Dalam proses pembibitan ini kita harus
sabar nak. Kalau tidak sabar dan telaten dalam bercocok tanam kita tidak akan
menuai hasil panen yang baik.
6. Bagaimana
cara pemindahannya bibit yang masih dipolibag ke lahan pak?
Jawab Bapak
Kusno:
Setelah biji
disemaikan selama 12 hingga 14 hari maka akan ada 2 hingga 3 lembar daun yang
tumbuh; waktu pemindahan sebaiknya dilakukan sore hari dengan cara
memasukkan bibit beserta tanah ke dalam lahan dengan melepas polibag
yang digunakan untuk menyemai. Adapun cara tanam semangka dengan
jarak pohon dengan tanam sistem tunggal yang ideal adalah 90 hingga
100 cm x 3 meter; sedangkan dengan sistem ganda atau dua baris tanaman dengan
jarak 90 hingga 100 cm x 6 atau 7 meter. Dan kita sudah bisa menyirami dengan
hati-hati dengan kadar air yang sedang jangan sampai terlalu kebanyakan. Pertumbuhan
dan perkembangan harus selalu kita pantau dengan seksama, biasanya dalam
pemindahan ada beberapa bibit yang tak bisa tumbuh atau mati oleh beberapa
sebab, hewan, atau daya tahan benih yang kurang baik maka dari itu perkembangan
benih harus selalu diperhatikan.
7. Bagaimana
untuk pemupukannya pak?
Jawab Bapak
Kusno:
Adapun salah
satu proses perawatan tanaman adalah dengan penggunaan pupuk kandang;
pilih kondisi pupuk kandang yang benar–benar sudah jadi. Pupuk kandang yang
belum jadi akan membuat tanaman semangka kerdil atau layu.
Pupuk organik dapat digunakan sebagai
alternatif pemupukan selain penggunaan pupuk ZA, Urea, TSP dan KCl.
Jenis tanah juga menjadi bahan pertimbangan pemupukan; tanah berpasir
memerlukan pupuk lebih banyak dibandingkan jenis tanah yang lebih liat.
8. Bagaimana
cara pemeliharaannya pak?
Jawab Bapak
Kusno:
Adapun
alternatif cara budidaya semangka intensif adalah dengan menggunakan
plastik hitam perak; pemupukan dapat dilakukan hanya sekali saja.
Selain itu dengan penggunaan plastik hitam yang rapat dengan tanah bedengan dapat
mencegah rumput serta gulma untuk tumbuh di sekitar tanaman semangka.
Plastik dengan sisi perak menghadap ke matahari juga berfungsi menjaga suhu
tanah serta menjaga kelembaban tanah sehingga mengurangi keperluan penyiraman.
Sedangkan untuk
mengatur jumlah kapasitas buah dengan pangkal batang ini harus disesuaikan, sisakan
1 atau 3 buang semangka yang terletak kurang lebih 1 meter dari pangkal batang.
Semangka jenis besar sebaiknya menyisakan 2 buah saja dalam satu batang;
sedangkan untuk jenis semangka kecil dapat disisakan sebanyak 3 hingga 4 buah. Dan
panen dapat dilakukan setelah 65 hingga 75 hari sejak bibit dipindah
tanam.
Tanaman semangka
juga perlu penyuluran ranting; hal ini dimaksudkan agar ranting tidak terlalu
berhimpit. Posisi ranting yang berhimpitan dapat menyebabkan bunga mudah rontok
serta memudahkan timbulnya penyakit. Pendangiran diperlukan untuk lahan tanpa
penggunaan plastik hitam perak. Ketika bibit semangka mulai tumbuh
sepanjang 50 cm maka seresah dapat dipasang; ketika buah semangka mulai muncul
juga perlu diberi alas.
Oh iya nak, dalam
bercocok tanam apapun kita harus yakin dari awal ketika akan memulainya. Awali membaca
bismillah dan memohon kepada sang pemberi rezeki yaitu Allah agar kita tenang,
tidak merasa resah dan gusar ketika kita menemui kesulitan apapun, dan
bersabarlah serta harus bekerja keras.
Bersama dengan istri pak Kusno di lahan semangka. Foto. Rohmat S.
Begitulah tanya
jawab peserta didik MI Salafiyah Bangilan dengan pak Kusno yang didampingi
istri tercinta yang selalu setia mendampinginya di sawah. Petani semangka yang
ulet dan suskes. Semoga kunjungan ini membawa manfaat dan semoga usaha pak
Kusno dalam membudidaya tanaman semangka dapat mencapai panen yang sangat
melimpah dan berhasil. Aamiin. Tak berapa lama kami pun kembali ke Madrasah
untuk menuliskan hasil tanya jawab dengan rapi kemudian dikumpulkan.
Bangilan,
November 2006.
*Penulis Guru MI Salafiyah Bangilan.
Label: Laporan Edukasi
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda