Sabtu, 20 Mei 2017

“Optimalisasi Potensi Untuk Merawat Tradisi NU dan Tegaknya NKRI”

Rapat Kerja I
PAC Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Bangilan
“Optimalisasi Potensi Untuk Merawat Tradisi NU dan Tegaknya NKRI”
Oleh. Rohmat Sholihin*

Bapak Camat Bangilan, Moh. Maftuchin Riza, S.STP, MM sedang memberikan sambutan di rapat Kerja I PAC Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Bangilan di Gedung MI Salafiyah Bangilan. (19/Mei/2017)
Dokumentasi PAC Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Bangilan.

Nahdlotul Ulama merupakan organisasi terbesar di dunia. Tentu saja banyak potensi-potensi besar yang terkandung dalam organisasi NU. Baik secara kualitas maupun kuantitas. NU yang sudah berdiri sejak 1926 hingga sekarang banyak melahirkan tradisi-tradisi yang humanis dan lunak terhadap tradisi-tradisi masyarakat kita yang telah tumbuh-kembang dalam kerukunan dan perdamaian, karena pada dasarnya organisasi NU adalah organisasi yang selalu mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) seperti dalam semboyan NKRI harga mati. NU sangat menghargai perbedaan. Namun disisi lain NU juga akan tegas terhadap rencana-rencana yang ingin menghancurkan kehidupan yang damai dan penuh dengan kerukunan dan saling berbagi antar sesama di negara kita tercinta ini, Indonesia.
            Potensi inilah yang selalu kita dukung dengan keyakinan yang kuat dan kita apresiasi dengan sedalam-dalamnya bahwa negara besar Indonesia ini sebagai rumah kita harus kita jaga dengan sebaik-baiknya seperti kita merawat warisan leluhur kita, termasuk tradisi-tradisi di dalamnya jangan sampai dikoyak-koyak oleh unsur-unsur yang hanya mengutamakan kepentingan sesaat. Nahdlotul Ulama (NU) lahir dan saat ini menjadi organisasi terbesar basisnya tidak serta merta dan mentang-mentang ingin mengubah segala tradisi dan tatanan kerukunan umat beragama yang sudah berjalan berabad-abad ini. Organisasi NU selalu menghargai kebudayaan Indonesia yang plural, NU tidak pernah menghasut orang lain dengan sebutan kafir. NU punya cara sendiri yang lebih cerdas dalam pendekatan-pendekatan emosional dalam menyelesaikan setiap konflik horizontal. Meski NU pernah berseteru dengan PKI kala itu namun itu berawal dari PKI sendiri yang telah menyulut api peperangan terlebih dahulu dengan cara melakukan teror, penculikan dan pembunuhan para ulama (Gejolak PKI Madiun 1948). Cara-cara kasar PKI inilah yang menyulut peperangan antara NU dan PKI. Dan notabene-nya NU tidak pernah melakukan pengkhianatan terhadap negara dengan cara memberontak dan mendirikan negara baru seperti cara-cara PKI.
            Pada Rapat Kerja I Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Bangilan-Tuban di Gedung MI Salafiyah Bangilan pada tanggal 19 Mei 2017 masa bakti 2016-2018 ini dengan mengambil tema “Optimalisasi Potensi untuk Merawat Tradisi NU dan Tegaknya NKRI” sangatlah tepat. Sebagai organisasi yang telah lama berdiri, NU harus selalu tampil pada garis terdepan untuk Indonesia. Terutama gerakan pemuda Ansor sebagai generasi penerus bangsa harus selalu dipupuk dengan kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat dalam membentuk pola pikir para pemuda yang berwawasan kebangsaan dan berhaluan Ahlus sunnah wal jamaah.
            Gerakan Ansor setidaknya mampu ber-afiliasi dan mampu menjadi agen perubahan bagi masyarakat yang saat ini telah rapuh dengan gemerlap arus informasi dan teknologi yang serba menghasut. Ansor harus punya sikap kritis terhadap itu semua. Sehingga ansor sebagai gerakan vital NU pada kalangan kepemudaan harus tanggap dan tidak boleh diam, Ansor harus terus melakukan kegiatan-kegiatan yang positif bagi kemajuan dan persatuan bangsa, para pemuda sebagai generasi bangsa yang terus kita kawal, kita arahkan menuju generasi emas Indonesia. Ansor tidak boleh hanya menjadi gerakan pemuda yang melempem, tidak punya inisiatif dan tidak punya sumbangsih bagi kemajuan bangsa, Ansor harus hebat dan kuat. Saat ini NKRI telah digoncang oleh banyak isu perpecahan, mulai timbulnya ormas-ormas Islam dan non Islam yang terus bergerak dan ber-afiliasi berusaha merebut hati masyarakat dengan dalih perubahan dan kesejahteraan. Padahal itu bisa saja hanya cara halus untuk menghancurkan NKRI. Bisa-bisa bentuk negara dan tradisi-tradisi masyarakat kita yang plural akan tergantikan dengan budaya yang belum jelas adanya, apakah mereka akan membawa ke-arah perdamaian atau justru sebaliknya. NU sebagai organisasi kemasyarakatan dan keagamaan terbesar di Indonesia harus terus mengawal Islam yang rahmatalilalamin, bahwa tradisi-tradisi yang telah diwariskan oleh Wali Songo, Islam yang sejuk, damai, membangun, jangan sampai tergeser oleh nilai-nilai Islam yang tidak sesuai dengan konteks ke-Indonesiaan. NU tidaklah organisasi yang gampang mengkafirkan orang. Sedikit-sedikit kafir dan sedikit-sedikit kafir. NU sangat menghargai perbedaan di Indonesia, NU berdiri bukan hanya untuk mengkafirkan orang lain, namun NU berdiri untuk mengayomi umat lainnya bahwa hidup didunia memang sangatlah penuh dengan perbedaan. Namun, perbedaan itu bukanlah untuk saling memusuhi dan saling menghujat “kafir” akan tetapi untuk saling berbagi dengan penuh rasa humanis. Seperti apa yang disampaikan oleh KH Mustofa Bisri, Mustasyar PBNU bahwa: Malaikat tak pernah salah. Setan tak pernah benar. Manusia bisa benar, bisa salah. Maka kita dianjurkan untuk saling mengingatkan, bukan saling menyalahkan.
Sambutan Ketua Ansor Kecamatan Bangilan
            Dalam sambutannya Ketua Ansor Kecamatan Bangilan, Sahabat Abdur Rohman menyampaikan bahwa banyak program-program kegiatan yang belum bisa dilaksanakan, dan mudah-mudahan dalam rapat kerja saat ini dan ke depannya Ansor kecamatan Bangilan dapat merealisasikan apa yang telah menjadi pembahasan dalam rapat kerja sore ini. Ansor semakin maju dan semakin maju. Dan kita tidak usah terpancing untuk ikut-ikutan berdemo tentang sesuatu yang tak jelas, kita sebagai warga NU harus dengan bijak menyikapi beberapa hal yang saat ini menjadikan suasana tidak kondusif lagi, banyak perdebatan-perdebatan bangsa yang harus diselesaikan dengan damai, tidak usah ikut melontarkan perkataan-perkataan yang dapat memicu ruang konflik semakin lebar. NU sebagai organisasi terbesar ini tidak harus menyelesaikan masalah harus dengan cara berdemo, NU berdehem saja pemerintah sudah kalang kabut. Maka dari itu NU harus selalu tampil ke-muka berada di garis depan untuk terus menyuarakan perdamaian dan kerukunan umat saat ini yang mulai terancam. Tentu saja ada beberapa pihak yang menggunakan kesempatan tersebut agar Indonesia mengalami kekacauan. Kita harus terus merapatkan barisan dan terus mengawal NKRI harga mati.
Sambutan Ketua MWC Kecamatan Bangilan
            Dalam kesempatan ini ketua MWC NU Kecamatan Bangilan, Bapak KH. Zubaidi menyampaikan bahwa anak-anak muda Ansor ini adalah anak-anak kita sendiri yang harus terus diperhatikan. Agar anak-anak muda NU yang luar biasa ini selalu gembira dan senang dalam berkiprah. Karena pemuda adalah tumpuan harapan bangsa yang akan menggantikan peran posisi penting generasi tua yang telah mengalami udzur karena faktor usia dan kemampuan, siapa yang mengganti? Tentu saja kaum muda. Oleh karena itu kaum muda harus terus dipupuk dan diarahkan ke arah yang lebih baik dan positif sehingga akan selalu terbiasa. Agar nantinya kita tidak mengalami krisis kepemudaan yang cakap, cerdas dan tentu saja beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Sambutan Bapak Camat Bangilan
            Dalam sambutannya bapak Camat Bangilan, Bapak Moh. Maftuchin Riza, S.STP, MM, menyampaikan bahwa ada perubahan istilah dalam pemerintahan kecamatan yaitu dari istilah Muspika (Musyawaroh Pimpinan Kecamatan) menjadi FORKOMPIMCAM (Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan). Agar informasi ini bisa disampaikan kepada banyak kalangan bahwa istilah-istilah pemerintah memang banyak mengalami perubahan.
Sekarang ini bahaya yang melanda negeri ini adalah masalah narkoba, narkoba terus beredar sampai ke pelosok-pelosok, bukan hanya dikota besar saja namun peredarannya sudah sampai ke desa-desa, untuk menanggulangi bahaya Narkoba tersebut, Gerakan Pemuda Ansor tidak boleh kalah, ada Gerakan Ansor Anti Narkoba dan Gerakan Ansor Anti Hoax. Gerakan ini tentu saja gerakan untuk menjawab keresahan-keresahan yang telah dialami bangsa ini. Ketika secara realita begitu maraknya peredaran narkoba yang sangat berbahaya bagi seluruh anak bangsa. Narkoba hanya akan membuat negara ini hancur dan itulah cara-cara licik bagi negara-negara tertentu yang ingin menghancurkan negara Indonesia ini secara perlahan. Maka dari itu Ansor sebagai tandem kepemudaan organisasi NU harus tanggap terhadap gejala ini. Jangan sampai narkoba terus berlarut-larut merusak moral bangsa ini. Dan Ansor harus tanggap dan berperan penting dalam memerangi Narkoba. Disamping itu, tentang berita “Hoax”, keberadaannya hanya fitnah dan hasutan yang tidak jelas, ujung-ujungnya hanya untuk menebar virus kebencian. Gerakan Ansor Anti Hoax ini Ansor harus punya andil besar terhadap penyebaran-penyebaran virus berita Hoax, bahkan kita kesulitan membedakan mana berita yang Hoax dan tidak. Untuk menyelesaikan kasus berita Hoax kita perlu bekerja sama dengan ahli IT untuk mencari dan melacak sumber berita tersebut dengan melihat akunnya di internet. Intinya jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu yang bertebaran di dunia maya.
Sambutan Ketua PC Tuban
            Sambutan Ketua PC Tuban yang diwakili oleh Sahabat Wahid Ahmad Ali, banyak menjelaskan tentang bagaimana kita membentuk barisan Ansor yang mumpuni, baik secara ideologis dan secara organisasi. Secara ideologis kita mantapkan Rijalul Ansor sebagai implementasi visi revitalisasi nilai, tradisi dan misi internalisasi nilai Aswaja dan sifatur rasul, bahkan untuk Rijalul Ansor ini kita bisa bekerja sama dengan stasiun radio terdekat, sehingga tidak terkesan bahwa stasiun radio hanya untuk mendengarkan dangdutan melulu tapi bisa sebagai ajang dakwah yang efektif. Untuk memberikan syiar NU kepada masyarakat luas. Program Rijalul Ansor online ini sudah dilakukan oleh PC Kabupaten Tuban bekerja sama dengan Radio Pradya Suara Tuban yang beralamat di jalan Mastrip Tuban pada gelombang 94,6 Mhz atau cukup ketik pradya suara - listen Online - Tunein. Fungsi Rijalul Ansor menjaga dan mempertahankan paham Aqidah Ahlus sunnah wal jamaah dan Nahdlotul Ulama, sebagai upaya konsolidasi kiai dan ulama muda gerakan pemuda Ansor di setiap tingkatan. Sedangkan secara organisasi kita harus membentuk ranting disetiap desa-desa dan menghidupkan dengan banyak kegiatan yang membangun. Dan mengenai akreditasi, banyak kendala-kendala yang telah dihadapi karena ini memang baru berlangsung hanya disekitar provinsi Jawa Timur sebagai proyek percontohan nasional.
            Disamping itu sambutan sahabat Ahmad Tasyhudi, SE, menjelaskan bahwa Ansor saat ini juga banyak dibutuhkan dalam program pemerintah terutama mengawal Pemilu baik Pilkada maupun Presiden. Peran ini menandakan bahwa keberadaan Ansor di masyarakat sudah sangat dibutuhkan.
            Dalam rapat kerja PAC Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Bangilan yang dilaksanakan digedung MI Salafiyah Bangilan ini, ada banyak kesepakatan dan program yang telah dibagi dalam beberapa komisi. Komisi A, B, C,dan D. Semoga semua kegiatan yang telah dirangkum dalam rapat kerja sesuai dengan tugas, pokok dan fungsi organisasi bisa berjalan dengan baik dan lancar dengan penuh semangat. Selamat berjuang dan semoga gerakan Ansor terus maju dan semakin maju segala-galanya.

Bangilan, 19 Mei 2017

*penulis salah satu peserta Rapat Kerja I PAC Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Bangilan.

Label:

1 Komentar:

Pada 15 Oktober 2017 pukul 07.11 , Blogger Aisyah M.Yusuf mengatakan...


Adakah konsep Khilafah dalam Khazanah Islam?
https://bogotabb.blogspot.co.id/2017/10/adakah-konsep-khilafah-dalam-khazanah.html

 

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda