“Optimalisasi Potensi Untuk Merawat Tradisi NU dan Tegaknya NKRI”
Rapat Kerja I
PAC Gerakan Pemuda
Ansor Kecamatan Bangilan
“Optimalisasi Potensi
Untuk Merawat Tradisi NU dan Tegaknya NKRI”
Oleh. Rohmat Sholihin*
Bapak Camat Bangilan, Moh. Maftuchin Riza, S.STP, MM sedang memberikan sambutan di rapat Kerja I PAC Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Bangilan di Gedung MI Salafiyah Bangilan. (19/Mei/2017)
Dokumentasi PAC Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Bangilan.
Nahdlotul Ulama
merupakan organisasi terbesar di dunia. Tentu saja banyak potensi-potensi besar
yang terkandung dalam organisasi NU. Baik secara kualitas maupun kuantitas. NU
yang sudah berdiri sejak 1926 hingga sekarang banyak melahirkan tradisi-tradisi
yang humanis dan lunak terhadap tradisi-tradisi masyarakat kita yang telah
tumbuh-kembang dalam kerukunan dan perdamaian, karena pada dasarnya organisasi
NU adalah organisasi yang selalu mengawal Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
seperti dalam semboyan NKRI harga mati. NU sangat menghargai perbedaan. Namun
disisi lain NU juga akan tegas terhadap rencana-rencana yang ingin
menghancurkan kehidupan yang damai dan penuh dengan kerukunan dan saling
berbagi antar sesama di negara kita tercinta ini, Indonesia.
Potensi inilah yang selalu kita dukung dengan keyakinan
yang kuat dan kita apresiasi dengan sedalam-dalamnya bahwa negara besar
Indonesia ini sebagai rumah kita harus kita jaga dengan sebaik-baiknya seperti
kita merawat warisan leluhur kita, termasuk tradisi-tradisi di dalamnya jangan
sampai dikoyak-koyak oleh unsur-unsur yang hanya mengutamakan kepentingan
sesaat. Nahdlotul Ulama (NU) lahir dan saat ini menjadi organisasi terbesar
basisnya tidak serta merta dan mentang-mentang ingin mengubah segala tradisi
dan tatanan kerukunan umat beragama yang sudah berjalan berabad-abad ini. Organisasi
NU selalu menghargai kebudayaan Indonesia yang plural, NU tidak pernah
menghasut orang lain dengan sebutan kafir. NU punya cara sendiri yang lebih
cerdas dalam pendekatan-pendekatan emosional dalam menyelesaikan setiap konflik
horizontal. Meski NU pernah berseteru dengan PKI kala itu namun itu berawal
dari PKI sendiri yang telah menyulut api peperangan terlebih dahulu dengan cara
melakukan teror, penculikan dan pembunuhan para ulama (Gejolak PKI Madiun 1948). Cara-cara kasar PKI inilah yang menyulut
peperangan antara NU dan PKI. Dan notabene-nya NU tidak pernah melakukan
pengkhianatan terhadap negara dengan cara memberontak dan mendirikan negara
baru seperti cara-cara PKI.
Pada Rapat Kerja I Pimpinan Anak Cabang Gerakan Pemuda
Ansor Kecamatan Bangilan-Tuban di Gedung MI Salafiyah Bangilan pada tanggal 19
Mei 2017 masa bakti 2016-2018 ini dengan mengambil tema “Optimalisasi Potensi
untuk Merawat Tradisi NU dan Tegaknya NKRI” sangatlah tepat. Sebagai organisasi
yang telah lama berdiri, NU harus selalu tampil pada garis terdepan untuk
Indonesia. Terutama gerakan pemuda Ansor sebagai generasi penerus bangsa harus
selalu dipupuk dengan kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat dalam
membentuk pola pikir para pemuda yang berwawasan kebangsaan dan berhaluan Ahlus
sunnah wal jamaah.
Gerakan Ansor setidaknya mampu ber-afiliasi dan mampu
menjadi agen perubahan bagi masyarakat yang saat ini telah rapuh dengan gemerlap
arus informasi dan teknologi yang serba menghasut. Ansor harus punya sikap
kritis terhadap itu semua. Sehingga ansor sebagai gerakan vital NU pada
kalangan kepemudaan harus tanggap dan tidak boleh diam, Ansor harus terus
melakukan kegiatan-kegiatan yang positif bagi kemajuan dan persatuan bangsa,
para pemuda sebagai generasi bangsa yang terus kita kawal, kita arahkan menuju
generasi emas Indonesia. Ansor tidak boleh hanya menjadi gerakan pemuda yang
melempem, tidak punya inisiatif dan tidak punya sumbangsih bagi kemajuan bangsa,
Ansor harus hebat dan kuat. Saat ini NKRI telah digoncang oleh banyak isu
perpecahan, mulai timbulnya ormas-ormas Islam dan non Islam yang terus bergerak
dan ber-afiliasi berusaha merebut hati masyarakat dengan dalih perubahan dan
kesejahteraan. Padahal itu bisa saja hanya cara halus untuk menghancurkan NKRI.
Bisa-bisa bentuk negara dan tradisi-tradisi masyarakat kita yang plural akan
tergantikan dengan budaya yang belum jelas adanya, apakah mereka akan membawa
ke-arah perdamaian atau justru sebaliknya. NU sebagai organisasi kemasyarakatan
dan keagamaan terbesar di Indonesia harus terus mengawal Islam yang rahmatalilalamin, bahwa tradisi-tradisi
yang telah diwariskan oleh Wali Songo,
Islam yang sejuk, damai, membangun, jangan sampai tergeser oleh nilai-nilai
Islam yang tidak sesuai dengan konteks ke-Indonesiaan. NU tidaklah organisasi
yang gampang mengkafirkan orang. Sedikit-sedikit kafir dan sedikit-sedikit
kafir. NU sangat menghargai perbedaan di Indonesia, NU berdiri bukan hanya
untuk mengkafirkan orang lain, namun NU berdiri untuk mengayomi umat lainnya
bahwa hidup didunia memang sangatlah penuh dengan perbedaan. Namun, perbedaan
itu bukanlah untuk saling memusuhi dan saling menghujat “kafir” akan tetapi
untuk saling berbagi dengan penuh rasa humanis. Seperti apa yang disampaikan
oleh KH Mustofa Bisri, Mustasyar PBNU bahwa: Malaikat tak pernah salah. Setan
tak pernah benar. Manusia bisa benar, bisa salah. Maka kita dianjurkan untuk
saling mengingatkan, bukan saling menyalahkan.
Sambutan Ketua Ansor Kecamatan Bangilan
Dalam sambutannya Ketua Ansor Kecamatan Bangilan, Sahabat
Abdur Rohman menyampaikan bahwa banyak program-program kegiatan yang belum bisa
dilaksanakan, dan mudah-mudahan dalam rapat kerja saat ini dan ke depannya
Ansor kecamatan Bangilan dapat merealisasikan apa yang telah menjadi pembahasan
dalam rapat kerja sore ini. Ansor semakin maju dan semakin maju. Dan kita tidak
usah terpancing untuk ikut-ikutan berdemo tentang sesuatu yang tak jelas, kita
sebagai warga NU harus dengan bijak menyikapi beberapa hal yang saat ini
menjadikan suasana tidak kondusif lagi, banyak perdebatan-perdebatan bangsa
yang harus diselesaikan dengan damai, tidak usah ikut melontarkan
perkataan-perkataan yang dapat memicu ruang konflik semakin lebar. NU sebagai
organisasi terbesar ini tidak harus menyelesaikan masalah harus dengan cara
berdemo, NU berdehem saja pemerintah
sudah kalang kabut. Maka dari itu NU harus selalu tampil ke-muka berada di
garis depan untuk terus menyuarakan perdamaian dan kerukunan umat saat ini yang
mulai terancam. Tentu saja ada beberapa pihak yang menggunakan kesempatan
tersebut agar Indonesia mengalami kekacauan. Kita harus terus merapatkan
barisan dan terus mengawal NKRI harga mati.
Sambutan Ketua MWC Kecamatan Bangilan
Dalam kesempatan ini ketua MWC NU Kecamatan Bangilan,
Bapak KH. Zubaidi menyampaikan bahwa anak-anak muda Ansor ini adalah anak-anak
kita sendiri yang harus terus diperhatikan. Agar anak-anak muda NU yang luar
biasa ini selalu gembira dan senang dalam berkiprah. Karena pemuda adalah
tumpuan harapan bangsa yang akan menggantikan peran posisi penting generasi tua
yang telah mengalami udzur karena faktor usia dan kemampuan, siapa yang
mengganti? Tentu saja kaum muda. Oleh karena itu kaum muda harus terus dipupuk
dan diarahkan ke arah yang lebih baik dan positif sehingga akan selalu
terbiasa. Agar nantinya kita tidak mengalami krisis kepemudaan yang cakap,
cerdas dan tentu saja beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
Sambutan Bapak Camat Bangilan
Dalam sambutannya bapak Camat Bangilan, Bapak Moh.
Maftuchin Riza, S.STP, MM, menyampaikan bahwa ada perubahan istilah dalam pemerintahan
kecamatan yaitu dari istilah Muspika (Musyawaroh Pimpinan Kecamatan) menjadi
FORKOMPIMCAM (Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan). Agar informasi ini bisa
disampaikan kepada banyak kalangan bahwa istilah-istilah pemerintah memang
banyak mengalami perubahan.
Sekarang ini bahaya
yang melanda negeri ini adalah masalah narkoba, narkoba terus beredar sampai ke
pelosok-pelosok, bukan hanya dikota besar saja namun peredarannya sudah sampai
ke desa-desa, untuk menanggulangi bahaya Narkoba tersebut, Gerakan Pemuda Ansor
tidak boleh kalah, ada Gerakan Ansor Anti Narkoba dan Gerakan Ansor Anti Hoax.
Gerakan ini tentu saja gerakan untuk menjawab keresahan-keresahan yang telah
dialami bangsa ini. Ketika secara realita begitu maraknya peredaran narkoba
yang sangat berbahaya bagi seluruh anak bangsa. Narkoba hanya akan membuat
negara ini hancur dan itulah cara-cara licik bagi negara-negara tertentu yang
ingin menghancurkan negara Indonesia ini secara perlahan. Maka dari itu Ansor
sebagai tandem kepemudaan organisasi NU harus tanggap terhadap gejala ini.
Jangan sampai narkoba terus berlarut-larut merusak moral bangsa ini. Dan Ansor
harus tanggap dan berperan penting dalam memerangi Narkoba. Disamping itu, tentang
berita “Hoax”, keberadaannya hanya fitnah dan hasutan yang tidak jelas,
ujung-ujungnya hanya untuk menebar virus kebencian. Gerakan Ansor Anti Hoax ini
Ansor harus punya andil besar terhadap penyebaran-penyebaran virus berita Hoax,
bahkan kita kesulitan membedakan mana berita yang Hoax dan tidak. Untuk
menyelesaikan kasus berita Hoax kita perlu bekerja sama dengan ahli IT untuk
mencari dan melacak sumber berita tersebut dengan melihat akunnya di internet.
Intinya jangan mudah terprovokasi oleh isu-isu yang bertebaran di dunia maya.
Sambutan Ketua PC Tuban
Sambutan Ketua PC Tuban yang
diwakili oleh Sahabat Wahid Ahmad Ali, banyak menjelaskan tentang bagaimana
kita membentuk barisan Ansor yang mumpuni, baik secara ideologis dan secara
organisasi. Secara ideologis kita mantapkan Rijalul Ansor sebagai implementasi
visi revitalisasi nilai, tradisi dan misi internalisasi nilai Aswaja dan sifatur rasul, bahkan untuk Rijalul
Ansor ini kita bisa bekerja sama dengan stasiun radio terdekat, sehingga tidak
terkesan bahwa stasiun radio hanya untuk mendengarkan dangdutan melulu tapi bisa sebagai ajang dakwah yang efektif. Untuk
memberikan syiar NU kepada masyarakat luas. Program Rijalul Ansor online ini
sudah dilakukan oleh PC Kabupaten Tuban bekerja sama dengan Radio Pradya Suara
Tuban yang beralamat di jalan Mastrip Tuban pada gelombang 94,6 Mhz atau cukup
ketik pradya suara - listen Online - Tunein. Fungsi Rijalul Ansor menjaga dan
mempertahankan paham Aqidah Ahlus sunnah wal jamaah dan Nahdlotul Ulama,
sebagai upaya konsolidasi kiai dan ulama muda gerakan pemuda Ansor di setiap
tingkatan. Sedangkan secara organisasi kita harus membentuk ranting disetiap
desa-desa dan menghidupkan dengan banyak kegiatan yang membangun. Dan mengenai
akreditasi, banyak kendala-kendala yang telah dihadapi karena ini memang baru
berlangsung hanya disekitar provinsi Jawa Timur sebagai proyek percontohan
nasional.
Disamping itu sambutan sahabat Ahmad Tasyhudi, SE,
menjelaskan bahwa Ansor saat ini juga banyak dibutuhkan dalam program
pemerintah terutama mengawal Pemilu baik Pilkada maupun Presiden. Peran ini
menandakan bahwa keberadaan Ansor di masyarakat sudah sangat dibutuhkan.
Dalam rapat kerja PAC Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan
Bangilan yang dilaksanakan digedung MI Salafiyah Bangilan ini, ada banyak
kesepakatan dan program yang telah dibagi dalam beberapa komisi. Komisi A, B,
C,dan D. Semoga semua kegiatan yang telah dirangkum dalam rapat kerja sesuai
dengan tugas, pokok dan fungsi organisasi bisa berjalan dengan baik dan lancar
dengan penuh semangat. Selamat berjuang dan semoga gerakan Ansor terus maju dan
semakin maju segala-galanya.
Bangilan, 19 Mei 2017
*penulis salah satu peserta Rapat Kerja I PAC Gerakan Pemuda
Ansor Kecamatan Bangilan.
Label: Laporan Kegiatan Ansor
1 Komentar:
Adakah konsep Khilafah dalam Khazanah Islam?
https://bogotabb.blogspot.co.id/2017/10/adakah-konsep-khilafah-dalam-khazanah.html
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda