Menanam Benih Ikan di Telaga Punggur Bangilan
Madrasah Inspirasi
Menanam Benih Ikan di
Telaga Punggur Bangilan
Oleh. Rohmat
Sholihin*
Ribuan benih ikan Nila di lepas oleh
peserta didik MI Salafiyah Bangilan di Telaga Punggur Dusun Punggur Desa
Banjarworo Kecamatan Bangilan-Tuban. Foto. Rohmat S.
Melihat sungai-sungai yang ada di
desa kami sekarang ini sudah bukan lagi sungai yang indah dan jernih, banyak
ikannya, tempat untuk bermain dan mandi mengisi cerahnya hari. Sungai kini
sudah banyak terkontaminasi oleh berbagai pencemaran yang disebabkan oleh
obat-obat pertanian dan sampah. Sungai yang seharusnya menjadi sumber mata air
yang bersih untuk lingkungan dan masyarakat beralih fungsi sebagai tempat untuk
membuang sampah. Tak diperhatikan lagi peran dan fungsinya. Ironis, jika
masyarakat tidak segera memperbaiki sikap dan kebiasaan yang telah mengabaikan
peran penting akan sungai. Sungai bukan hanya berfungsi sebagai pengairan untuk
sawah dan ladang, namun sungai juga sangat vital bagi kehidupan masyarakat
dan keseimbangan lingkungan. Sungai
menjadi habitat hewan-hewan air terutama habitat ikan air tawar, udang, belut,
ular, dan bahkan ada beberapa hewan lainnya yang mendiami sungai. Sehingga
menjadi ekosistem air tawar.
Madrasah Inspirasi kali ini akan
mengajak peserta didik menanam benih ikan Nila di Telaga Punggur Kecamatan
Bangilan, dalam memperhatikan habitat ikan air tawar sangatlah penting. Karena
itu bagian dari lingkungan alam kita, tempat hidup kita, tempat kita
berkomunikasi dan tempat kita berkeluh kesah dengan alam sekitar. Alam memberikan
segalanya bagi manusia, mulai dari kebutuhan pangan dan sebagainya. Oleh karena
itu peserta didik yang cerdas dan sehat haruslah dibesarkan dalam lingkungan
alam yang sehat, bersih dan seimbang. Peserta didik mulai sejak dini
diperkenalkan dengan lingkungan alam, menyatu dengan alam dan berbuat untuk
alam sekitar sehingga peserta didik semakin sadar bahwa kita adalah bagian dari
alam, jika alam kita rusak dan sakit maka kita juga akan merasakan sakit.
Peserta
Didik MI Salafiyah Bangilan dengan penuh semangat melepas benih ikan Nila di Telaga
Punggur. Foto. Rohmat S.
Ada beberapa tujuan dalam kegiatan
ini yaitu:
1. 1. Melatih anak didik mencintai lingkungan alam.
Peserta didik akan lebih memahami dan merasakan apa yang telah di hadapi oleh
alam sekitar ketika melihat beberapa kerusakan-kerusakan yang terjadi. Mulai
keadaan sungai yang tak lagi bersih akibat kebiasaan masyarakat yang membuang
sampah di sungai. Sungai tak lagi menjadi sumber air bersih tapi sungai telah
menjadi sumber air kotor akibat telah terkontaminasi oleh sampah-sampah dan
obat-obatan pertanian yang racunnya telah membunuh beberapa hewan yang hidup di
sungai.
2. 2. Melestarikan alam. Alam bukanlah barang yang
mati. Alam adalah tempat dimana manusia dan segala seisinya hidup dan saling
mengisi antara satu dengan yang lainnya. Alam merupakan struktur yang lengkap,
jika ada satu komponen yang punah maka akan mempengaruhi komponen berikutnya.
Kelestarian alam harus selalu di jaga dan di lestarikan agar segala kehidupan
yang ada di ala mini bisa lestari. Peserta didik harus selalu di ajak terus
berkecimpung dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan keslestarian alam
termasuk menanam benih ikan di sungai dan telaga.
3. 3. Memperhatikan keseimbangan alam. Keseimbangan
alam merupakan faktor penting dalam masa depan kehidupan di bumi dan seisinya.
Jika keseimbangan alam terganggu akan timbul banyak bencana yang imbasnya ke
manusia juga. Banyak keseimbangan alam yang terganggu akibat ulah tangan
manusia yang jahil, seperti; menebang pohon sembarangan, membuang sampah di
sungai, membuang limbah ke laut, perburuan liar, mengambil ikan dengan bahan
peledak dan racun serta jaring pukat harimau, mengeksploitasi alam secara
besar-besaran sehingga keseimbangannya terganggu, membakar hutan, dan masih
banyak kegiatan-kegiatan manusia yang merugikan alam. Sehingga sejak dini
peserta didik harus selalu diperlihatkan keseimbangan alam dan peranannya,
termasuk menanam benih ikan di telaga yang membantu ikan-ikan kembali ke
habitatnya dengan nyaman dan aman.
4. 4. Menumbuhkan sikap perduli terhadap alam sekitar.
Dengan banyak mengajak berkunjung ke alam sekitar menjadikan peserta didik semakin
perhatian terhadap alam. Peserta didik di ajak untuk bertanam pohon, menanam
benih ikan, memotret kerusakan alam seperti; bekas kebakaran hutan, tanah
longsor, dengan satu catatan penting yang perlu diperhatikan yaitu keselamatan
peserta didik selama mengikuti kegiatan-kegiatan di alam harus selalu di jaga
dan diperhatikan jangan sampai selama peserta didik melakukan kegiatan-kegiatan
di alam dibiarkan bebas dan tanpa pengawalan yang ekstra hati-hati. Carilah
tempat yang tidak terlalu ekstrem mengingat keselamatan peserta didik. Dan
terpenting peserta didik memahami makna pentingnya menjaga lingkungan alam dari
kerusakan-kerusakan.
5. 5. Senang dan ceria. Intinya dalam setiap kegiatan
pembelajaran peserta didik harus dalam keadaan senang dan ceria. Hindari cara
mengajar yang mengekang dan membosankan, buat peserta didik enjoy, tanpa
tekanan apapun. Dengan hati yang ceria dan senang peserta didik dapat menikmati
setiap kegiatan-kegiatan berlangsung. Berilah perhatian setiap
pertanyaan-pertanyaan yang mereka lontarkan dan perhatikan mereka dalam
berkomunikasi, karena dengan melihat secara langsung cara komunikasi mereka,
kita bisa menggaris bawahi sikap dan kebiasaan-kebiasaan peserta didik.
Sehingga kita bisa lebih saling memahami antara keduanya, yaitu antara pembimbing
dan peserta didik. Pembimbing bukanlah manusia yang paling sempurna, melainkan
sama seperti kita juga. Sama-sama saling belajar.
Dengan banyaknya
kegiatan-kegiatan secara live,
peserta didik akan lebih bisa menerima dengan mudah dan tidak membosankan. Peserta
didik akan lebih terkesan dengan banyak mengunjungi tempat-tempat yang
mengasyikkan dan berbuat positif untuk alam sekitar. Bersosialisai dan
berdiskusi dengan pembimbing dan teman-temannya merupakan kegiatan yang tak
bisa mereka lupakan selama hidupnya. Akan selalu terkesan sehingga mampu
menggerakkan hati nurani peserta didik untuk bersikap dan menumbuhkan
inspirasi-inspirasi dikemudian hari.
Telaga Punggur yang terdapat di dusun Punggur desa Banjarworo kecamatan
Bangilan merupakan telaga yang indah dan luas, tempatnya yang persis dilereng
bukit Punggur yang dikelilingi hutan menjadi telaga yang benar-benar nyaman dan
sejuk. Telaga ini pernah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur yakni Bapak Wahono
sebagai telaga yang cocok untuk berbudidaya ikan air tawar dan penyimpanan air
hujan untuk mengairi sawah dan ladang. Namun seiring perkembangan zaman telaga
ini mulai pudar pesonanya karena kurang perawatan dan perhatian dari
pemerintahan setempat. Juga hutan-hutan yang dulu rindang mengelilingi telaga
Punggur juga mulai tak luput dari penebangan sehingga semakin panas dan
cadangan air juga mulai berkurang secara cepat ketika musim kemarau. Juga ada
beberapa bangunan plengsengan pada bendungannya mulai hancur. Telaga Punggur
yang dulu menjadi primadona masyarakat Bangilan dan sekitarnya untuk mengisi
hari-hari libur untuk sekedar menikmati alam dan memancing kini menjadi telaga
yang sunyi dan kurang mendapatkan perhatian.
Dengan semangat gempita, peserta
didik kelas 6 pada Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Bangilan berangkat untuk
menanam benih ikan air tawar Nila ke telaga. Ada lebih dari 1000 benih ikan
Nila dilepas, dibiarkan bebas, dan kembali ke habitatnya yang luas. Dan untuk
memperbaiki keseimbangan alam yang mulai terganggu. Meski ada beberapa kendala-kendala
antara lain:
1. 1. Bebas dipancing. Telaga ini memang masih banyak
di huni oleh beberapa ikan namun populasi perkembangannya sangat kecil. Karena
setiap hari dipancing. Namun kendala ini masih bisa ditanggulangi karena secara
jumlah bahwa dipancing hanya beberapa ikan saja yang didapat sedangkan
ikan-ikan yang jumlahnya masih banyak masih bisa berkembang biak dengan baik.
Mengingat tempatnya yang luas dan masih alami karena airnya masih bersih dan
bebas obat-obat kimia pertanian. Sangat cocok untuk ditanami benih ikan lagi
dalam jumlah besar secara bertahap.
2. 2. Cadangan air semakin mengecil bahkan bisa habis
jika memasuki musim kemarau panjang karena keadaan hutan sudah beralih fungsi
menjadi perkebunan.
3. 3. Tak ada perhatian dari pemerintahan setempat.
4. 4. Akses jalan menuju telaga perlu untuk diperbaiki
kembali.
Namun kendala-kendala di atas sebenarnya sangatlah ringan jika ada
perhatian dari pemerintahan setempat dan warga masyarakat. Intinya ada niat
perduli pada lingkungan alam, bahwa masalah alam merupakan masalah yang penting
bagi kita bersama, termasuk isu penting dalam dunia pendidikan termasuk
Madrasah. Peserta didik perlu untuk diajak berkunjung dan ikut memperhatikan
persoalan ini agar tumbuh pemikiran-pemikiran kritis dikemudian hari. Ada
inspirasi-inspirasi yang tumbuh dalam alam pikiran mereka ketika mereka melihat
secara langsung ketimpangan-ketimpangan di lingkungan alam sekitarnya, termasuk
habitat ikan air tawar yang saat ini mulai terganggu akibat pengambilan ikan
dengan menggunakan setrum dan obat-obat kimia. Mari kita stop merusak
keseimbangan alam. Bersama-sama dengan Madrasah Inspirasi ayo kita tumbuh
kembangkan pemikiran yang positif untuk kehidupan kita dan lingkugan alam agar
tetap lestari.
Yes,
Madrasah Inspirasi memang OKE! Berbuatlah yang terbaik untuk alam.
Foto.
Rohmat S.
Bangilan, 27 Oktober 2016.
Label: Laporan Edukasi
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda