Senin, 29 Mei 2017

Menanam Benih Ikan di Telaga Punggur Bangilan

Madrasah Inspirasi
Menanam Benih Ikan di Telaga Punggur Bangilan
Oleh. Rohmat Sholihin*

Ribuan benih ikan Nila di lepas oleh peserta didik MI Salafiyah Bangilan di Telaga Punggur Dusun Punggur Desa Banjarworo Kecamatan Bangilan-Tuban. Foto. Rohmat S.

            Melihat sungai-sungai yang ada di desa kami sekarang ini sudah bukan lagi sungai yang indah dan jernih, banyak ikannya, tempat untuk bermain dan mandi mengisi cerahnya hari. Sungai kini sudah banyak terkontaminasi oleh berbagai pencemaran yang disebabkan oleh obat-obat pertanian dan sampah. Sungai yang seharusnya menjadi sumber mata air yang bersih untuk lingkungan dan masyarakat beralih fungsi sebagai tempat untuk membuang sampah. Tak diperhatikan lagi peran dan fungsinya. Ironis, jika masyarakat tidak segera memperbaiki sikap dan kebiasaan yang telah mengabaikan peran penting akan sungai. Sungai bukan hanya berfungsi sebagai pengairan untuk sawah dan ladang, namun sungai juga sangat vital bagi kehidupan masyarakat dan  keseimbangan lingkungan. Sungai menjadi habitat hewan-hewan air terutama habitat ikan air tawar, udang, belut, ular, dan bahkan ada beberapa hewan lainnya yang mendiami sungai. Sehingga menjadi ekosistem air tawar.
            Madrasah Inspirasi kali ini akan mengajak peserta didik menanam benih ikan Nila di Telaga Punggur Kecamatan Bangilan, dalam memperhatikan habitat ikan air tawar sangatlah penting. Karena itu bagian dari lingkungan alam kita, tempat hidup kita, tempat kita berkomunikasi dan tempat kita berkeluh kesah dengan alam sekitar. Alam memberikan segalanya bagi manusia, mulai dari kebutuhan pangan dan sebagainya. Oleh karena itu peserta didik yang cerdas dan sehat haruslah dibesarkan dalam lingkungan alam yang sehat, bersih dan seimbang. Peserta didik mulai sejak dini diperkenalkan dengan lingkungan alam, menyatu dengan alam dan berbuat untuk alam sekitar sehingga peserta didik semakin sadar bahwa kita adalah bagian dari alam, jika alam kita rusak dan sakit maka kita juga akan merasakan sakit.
Peserta Didik MI Salafiyah Bangilan dengan penuh semangat melepas benih ikan Nila di Telaga Punggur. Foto. Rohmat S.

            Ada beberapa tujuan dalam kegiatan ini yaitu:
1.     1. Melatih anak didik mencintai lingkungan alam. Peserta didik akan lebih memahami dan merasakan apa yang telah di hadapi oleh alam sekitar ketika melihat beberapa kerusakan-kerusakan yang terjadi. Mulai keadaan sungai yang tak lagi bersih akibat kebiasaan masyarakat yang membuang sampah di sungai. Sungai tak lagi menjadi sumber air bersih tapi sungai telah menjadi sumber air kotor akibat telah terkontaminasi oleh sampah-sampah dan obat-obatan pertanian yang racunnya telah membunuh beberapa hewan yang hidup di sungai.
2.    2. Melestarikan alam. Alam bukanlah barang yang mati. Alam adalah tempat dimana manusia dan segala seisinya hidup dan saling mengisi antara satu dengan yang lainnya. Alam merupakan struktur yang lengkap, jika ada satu komponen yang punah maka akan mempengaruhi komponen berikutnya. Kelestarian alam harus selalu di jaga dan di lestarikan agar segala kehidupan yang ada di ala mini bisa lestari. Peserta didik harus selalu di ajak terus berkecimpung dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan keslestarian alam termasuk menanam benih ikan di sungai dan telaga.
3. 3.  Memperhatikan keseimbangan alam. Keseimbangan alam merupakan faktor penting dalam masa depan kehidupan di bumi dan seisinya. Jika keseimbangan alam terganggu akan timbul banyak bencana yang imbasnya ke manusia juga. Banyak keseimbangan alam yang terganggu akibat ulah tangan manusia yang jahil, seperti; menebang pohon sembarangan, membuang sampah di sungai, membuang limbah ke laut, perburuan liar, mengambil ikan dengan bahan peledak dan racun serta jaring pukat harimau, mengeksploitasi alam secara besar-besaran sehingga keseimbangannya terganggu, membakar hutan, dan masih banyak kegiatan-kegiatan manusia yang merugikan alam. Sehingga sejak dini peserta didik harus selalu diperlihatkan keseimbangan alam dan peranannya, termasuk menanam benih ikan di telaga yang membantu ikan-ikan kembali ke habitatnya dengan nyaman dan aman.
4.   4. Menumbuhkan sikap perduli terhadap alam sekitar. Dengan banyak mengajak berkunjung ke alam sekitar menjadikan peserta didik semakin perhatian terhadap alam. Peserta didik di ajak untuk bertanam pohon, menanam benih ikan, memotret kerusakan alam seperti; bekas kebakaran hutan, tanah longsor, dengan satu catatan penting yang perlu diperhatikan yaitu keselamatan peserta didik selama mengikuti kegiatan-kegiatan di alam harus selalu di jaga dan diperhatikan jangan sampai selama peserta didik melakukan kegiatan-kegiatan di alam dibiarkan bebas dan tanpa pengawalan yang ekstra hati-hati. Carilah tempat yang tidak terlalu ekstrem mengingat keselamatan peserta didik. Dan terpenting peserta didik memahami makna pentingnya menjaga lingkungan alam dari kerusakan-kerusakan.
5.   5. Senang dan ceria. Intinya dalam setiap kegiatan pembelajaran peserta didik harus dalam keadaan senang dan ceria. Hindari cara mengajar yang mengekang dan membosankan, buat peserta didik enjoy, tanpa tekanan apapun. Dengan hati yang ceria dan senang peserta didik dapat menikmati setiap kegiatan-kegiatan berlangsung. Berilah perhatian setiap pertanyaan-pertanyaan yang mereka lontarkan dan perhatikan mereka dalam berkomunikasi, karena dengan melihat secara langsung cara komunikasi mereka, kita bisa menggaris bawahi sikap dan kebiasaan-kebiasaan peserta didik. Sehingga kita bisa lebih saling memahami antara keduanya, yaitu antara pembimbing dan peserta didik. Pembimbing bukanlah manusia yang paling sempurna, melainkan sama seperti kita juga. Sama-sama saling belajar.
Dengan banyaknya kegiatan-kegiatan secara live, peserta didik akan lebih bisa menerima dengan mudah dan tidak membosankan. Peserta didik akan lebih terkesan dengan banyak mengunjungi tempat-tempat yang mengasyikkan dan berbuat positif untuk alam sekitar. Bersosialisai dan berdiskusi dengan pembimbing dan teman-temannya merupakan kegiatan yang tak bisa mereka lupakan selama hidupnya. Akan selalu terkesan sehingga mampu menggerakkan hati nurani peserta didik untuk bersikap dan menumbuhkan inspirasi-inspirasi dikemudian hari.
Telaga Punggur yang terdapat di dusun Punggur desa Banjarworo kecamatan Bangilan merupakan telaga yang indah dan luas, tempatnya yang persis dilereng bukit Punggur yang dikelilingi hutan menjadi telaga yang benar-benar nyaman dan sejuk. Telaga ini pernah diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur yakni Bapak Wahono sebagai telaga yang cocok untuk berbudidaya ikan air tawar dan penyimpanan air hujan untuk mengairi sawah dan ladang. Namun seiring perkembangan zaman telaga ini mulai pudar pesonanya karena kurang perawatan dan perhatian dari pemerintahan setempat. Juga hutan-hutan yang dulu rindang mengelilingi telaga Punggur juga mulai tak luput dari penebangan sehingga semakin panas dan cadangan air juga mulai berkurang secara cepat ketika musim kemarau. Juga ada beberapa bangunan plengsengan pada bendungannya mulai hancur. Telaga Punggur yang dulu menjadi primadona masyarakat Bangilan dan sekitarnya untuk mengisi hari-hari libur untuk sekedar menikmati alam dan memancing kini menjadi telaga yang sunyi dan kurang mendapatkan perhatian.
            Dengan semangat gempita, peserta didik kelas 6 pada Madrasah Ibtidaiyah Salafiyah Bangilan berangkat untuk menanam benih ikan air tawar Nila ke telaga. Ada lebih dari 1000 benih ikan Nila dilepas, dibiarkan bebas, dan kembali ke habitatnya yang luas. Dan untuk memperbaiki keseimbangan alam yang mulai terganggu. Meski ada beberapa kendala-kendala antara lain:
1.   1. Bebas dipancing. Telaga ini memang masih banyak di huni oleh beberapa ikan namun populasi perkembangannya sangat kecil. Karena setiap hari dipancing. Namun kendala ini masih bisa ditanggulangi karena secara jumlah bahwa dipancing hanya beberapa ikan saja yang didapat sedangkan ikan-ikan yang jumlahnya masih banyak masih bisa berkembang biak dengan baik. Mengingat tempatnya yang luas dan masih alami karena airnya masih bersih dan bebas obat-obat kimia pertanian. Sangat cocok untuk ditanami benih ikan lagi dalam jumlah besar secara bertahap.
2.   2. Cadangan air semakin mengecil bahkan bisa habis jika memasuki musim kemarau panjang karena keadaan hutan sudah beralih fungsi menjadi perkebunan.
3.     3. Tak ada perhatian dari pemerintahan setempat.
4.     4. Akses jalan menuju telaga perlu untuk diperbaiki kembali.
Namun kendala-kendala di atas sebenarnya sangatlah ringan jika ada perhatian dari pemerintahan setempat dan warga masyarakat. Intinya ada niat perduli pada lingkungan alam, bahwa masalah alam merupakan masalah yang penting bagi kita bersama, termasuk isu penting dalam dunia pendidikan termasuk Madrasah. Peserta didik perlu untuk diajak berkunjung dan ikut memperhatikan persoalan ini agar tumbuh pemikiran-pemikiran kritis dikemudian hari. Ada inspirasi-inspirasi yang tumbuh dalam alam pikiran mereka ketika mereka melihat secara langsung ketimpangan-ketimpangan di lingkungan alam sekitarnya, termasuk habitat ikan air tawar yang saat ini mulai terganggu akibat pengambilan ikan dengan menggunakan setrum dan obat-obat kimia. Mari kita stop merusak keseimbangan alam. Bersama-sama dengan Madrasah Inspirasi ayo kita tumbuh kembangkan pemikiran yang positif untuk kehidupan kita dan lingkugan alam agar tetap lestari.
Yes, Madrasah Inspirasi memang OKE! Berbuatlah yang terbaik untuk alam.
Foto. Rohmat S.

Bangilan, 27 Oktober 2016.
           


Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda