Rabu, 07 Desember 2016

Pendidikan Sejarah Nasional di Sekolah, Perlukah?


Oleh. Rohmat Sholihin*

google.com 
Wal Tandhur nafsun ma qaddamat li ghad
Perhatikan sejarahmu untuk hari esokmu (QS 59: 18)
            Sejarah sebagai salah satu cabang ilmu sosial perlu mendapatkan perhatian serius dari seluruh lapisan masyarakat Indonesia. Termasuk institusi pendidikan yang bernama sekolah. Sekolah yang telah dipercaya oleh masyarakat turun temurun dalam hal penalaran dan kajian ilmu pengetahuan secara formal sangat ironis jika sampai tak tahu dan buta akan sejarah bangsanya sendiri, bahkan kalimat heroik yang sering diucapkan oleh Presiden RI yang pertama, Ir. Soekarno yaitu jangan sekali-kali melupakan sejarah. Bahaya, karena sejarah adalah kontinuitas antara masa lampau, masa sekarang dan masa depan. George Bernard Shaw, seorang dramawan dan sosialis Irlandia (1856-1950), mengatakan bahwa manusia merupakan makhluk yang unik dan agak aneh, sekalipun sejarah selalu berulang, manusia sangat sulit, bahkan tidak mampu, untuk tidak mengulangi sejarah yang buruk, Shaw mengatakan: If history repeats itself, and the unexpected always happens, how incapable must man be of learning from experience. Namun apa yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW mengenai pentingnya kesadaran sejarah, melampaui jauh pendapat para filosof mana pun. Beliau mengatakan:
“Barang siapa memiliki masa sekarang yang lebih bagus dari masa lalunya, ia tergolong orang yang beruntung; bila masa sekarangnya sama dengan masa lalunya, ia termasuk orang yang merugi; bila masa sekarangnya lebih buruk dari masa lampaunya, tergolong orang yang bangkrut.”
Berdasarkan kriteria Nabi SAW, kita mudah-mudahan bukan bangsa yang bangkrut, sekalipun belum menjadi bangsa yang beruntung. Dengan ditandainya sisi sejarah kelam bangsa ini, penindasan-penindasan yang banyak diderita oleh bangsa besar ini agar menjadi suri tauladan untuk berusaha membangun kualitas diri agar bisa terlepas dari penindasan dalam bentuk segala hal.
            Pendidikan sejarah dilembaga sekolah-sekolah saat ini sedikit mengalami penurunan, wal hasil banyak anak-anak didik yang sedikit mengerti dan kenal tentang peristiwa-peristiwa bersejarah negerinya, juga para pahlawan-pahlawannya. Jika dibandingkan dengan kurikulum beberapa tahun yang lalu, pendidikan sejarah menempati ruang yang spesial karena ada beberapa kategori yaitu Pendidikan Sejarah Nasional, Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa, bahkan masih ada lagi Pendidikan Tarikh atau berganti dengan nama Sejarah Kebudayaan Islam. Banyak anak didik yang merasa jenuh dengan pendidikan sejarah yang notabenenya banyak menghafal tanggal dan tahun kejadian serta nama tokoh-tokoh, metode guru yang banyak berceramah dan bercerita membuat anak didik semakin mengantuk, banyak menguap dan merasa jemu. Dari faktor itu banyak anak didik yang kurang tertarik dengan pelajaran sejarah. Padahal jika pembelajaran sejarah dikemas dengan cara yang kreatif bisa membuat anak didik akan betah dan merasa senang, karena pelajaran sejarah saat ini hampir terus mengalami pembahasan yang komplek. Salah satu cara atau metode pembelajaran sejarah yang menyenangkan yaitu dengan metode menonton bersama film dokumenter tentang tokoh-tokoh, peristiwa-peristiwa yang bersejarah. Baik peristiwa perjuangan kemerdekaan Indonesia bahkan sampai peristiwa-peristiwa dinegeri ini yang mengandung historis. Anak didik akan melihat secara langsung situasi dan kondisi yang dialami oleh bangsa kita, mulai penderitaan, ketragisan, pemboikotan, pembantaian, bahkan peperangan secara fisik yang dilakukan oleh para pejuang negeri kita. Sehingga anak didik akan bisa memaknai betapa berat perjuangan untuk meraih kebebasan, kemerdekaan, serta hikmah-hikmah selama dalam mengarungi penjajahan yang lamanya bertahun-tahun, anak didik akan bisa menyimpulkan sebab-sebab, berargumentasi, menganalisis langsung, dengan teman-temannya. Dan juga membuat laporan singkat atas peristiwa yang terjadi.
            Pembelajaran sejarah yang menarik lagi bisa dengan menggunakan metode wawancara terhadap pelaku sejarah yang masih tersisa, meski ini agak sedikit sulit tapi sangat penting, anak didik bisa langsung bertanya dan berbagi cerita langsung dengan pelaku sejarah dirumahnya atau kediamannya atau bersilaturahmi dengan tokoh pelaku sejarah. Bagaimana berhadapan langsung dengan pelaku sejarah. Menuliskan tahap demi tahap apa yang disampaikan oleh pelaku sejarah atau bisa dengan cara merekamnya melalui mesin perekam yang sekarang banyak terdapat pada vitur handphone android. Dan bisa berfoto bersama dengan pelaku sejarah dan memajangnya di didinding kelas, sebagai kenang-kenangan bahwa anak didik telah melakukan studi wawancara langsung dengan pelaku sejarah. Meski sekarang banyak anak muda yang suka berfoto dengan pujaannya seperti artis-artis yang mereka puja. Atau bisa dengan cara mendatangkan narasumber dari seseorang pelaku sejarah ke sekolah dan membuat acara seminar meski kecil-kecilan, semacam diskusi kelompok. Cara ini bisa membangun mitra hubungan antara pihak sekolah dengan tokoh-tokoh masyarakat terutama pelaku sejarah dan yang lainnya. Hubungan yang mesra suatu lembaga pendidikan dengan masyarakat sangat dibutuhkan. Karena lembaga sekolah itu ada bertujuan mendidik masyarakat menuju masyarakat yang berperadaban.
            Bisa juga pembelajaran sejarah dengan cara mengunjungi bangunan-bangunan bersejarah. Cara ini tidak bisa kita lakukan setiap hari tapi bisa kita gunakan dalam setiap akhir pembelajaran semester. Karena membutuhkan pembiayaan yang lebih dan bisa dikatakan karya wisata. Tempat-tempat itu bisa, museum, cagar budaya, masjid, candi, benteng, bendungan, prasasti,  ataupun tempat-tempat lainnya. Namun, dalam hal mengunjungi ini anak didik juga harus membuat laporan tentang studi kasus atau laporan mengenai tempat-tempat bersejarah ini. Bisa dilakukan dengan cara tugas individual atau tugas berkelompok.
            Guru-guru sejarah juga harus punya banyak cara untuk bisa membuat anak didik merasa senang, dizaman informasi ini guru juga diharuskan menguasai informasi dan tekhnologi agar lebih membuat anak semakin tertarik. Guru sejarah harus pintar menulis. Membuat tulisan-tulisan yang bisa di poskan di majalah, koran dimedia cetak ataupun media on line. Dengan memberikan alamat web-nya kepada anak didik tentang tulisan-tulisan sejarah kepada anak didiknya. Guru harus punya alamat blog atau guru blogger, cara ini memanfaatkan informasi dan teknologi agar anak didik lebih tertarik karena gurunya juga tidak ketinggalan zaman. Guru juga harus punya catatan ilmiah seperti buku, guru juga seorang penulis buku yang karyanya bisa dibaca dan didiskusikan kepada peserta didiknya.
                  Fungsi ilmu sejarah adalah untuk mengetahui kejadian-kejadian yang bisa menjadi pelajaran dikemudian hari. Agar jangan sampai generasi penerus terjebak kembali dengan masa lalu yang menyakitkan. Terlalu bodoh jika peristiwa memalukan perjalanan anak bangsa diulangi kembali setidaknya kita berfikir kritis seperti ungkapan diatas agar kita jangan sampai menjadi bangsa yang bangkrut. Menurut James Bank, semua peristiwa masa lampau adalah sejarah (sejarah sebagai kenyataan), sejarah dapat membantu para siswa untuk mengetahui perilaku manusia pada masa yang lampau, masa sekarang dan akan datang. Belajar sejarah tidak hanya di lembaga pendidikan semacam sekolah, belajar sejarah harus terus berkelanjutan, Edward hallet carr sejarah ialah suatu proses interaksi serba terus antara sejarahwan dengan fakta-fakta yang ada padanya; suatu dialog tiada henti-hentinya antara masa sekarang dengan masa silam. Pendidikan Sejarah Nasional di Sekolah, perlukah?
     
      *Penulis anggota Komunitas Kali Kening Bangilan-Tuban.



Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda