Jumat, 02 Desember 2016

PEMUDA, BUKU, DAN MENULIS



http://makassar.tribunnews.com/2016/08/18/naik-katimbang-sultan-keliling-jeneponto-bawa-buku-bacaan-gratis

Oleh. Rohmat Sholihin*

            Generasi muda merupakan inti dari estafet kepemimpinan bangsa. Generasi muda menjadi kekayaan negara yang sangat berharga dan tak ternilai harganya. Masa depan negara akan hancur jika generasi mudanya berada di level terendah dalam hal skill, pengetahuan, serta sikap dan karakternya yang merosot. Jika itu terjadi dalam waktu singkat negara akan hancur, tak bisa negara selalu mengandalkan para pemimpin dari kalangan orang tua yang secara usia dan pikiran mengalami penurunan produktifitas karena faktor usia, meski pepatah mengatakan tak perduli umur, aktifitas jalan terus. Berdasarkan hukum alam bahwa usia tak bisa dibohongi, meski dipermak secanggih sekalipun tak kan bisa berhadapan dengan takdir alam yaitu tua dan mati. Sehingga perlu diadakan program khusus yaitu pengkaderan secara intensif dan berkesinambungan. Salah satunya upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui program pemerintah yaitu pendidikan dasar 9 tahun sampai jenjang perguruan tinggi. Juga pelatihan-pelatihan tertentu mengenai kepemudaan dalam organisasi-organisasi di masyarakat.

            Pemuda harus terus dipantau dan selalu didorong untuk terus melakukan tindakan-tindakan yang bisa berguna bagi masyarakat dan negara. Pemuda tidak boleh miskin, terutama miskin ide, pemuda harus terus berkarya sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan bangsa. Pemuda adalah nyawa suatu bangsa. Pemuda juga merupakan harta yang paling berharga untuk tumbuh berkembang menjadi manusia yang tangguh dan kuat. Pemuda tidak boleh mlempem, mondar-mandir tak tentu arah tujuan. Pemuda itu aset yang harus dikelola oleh negara, diarahkan dan dibimbing dengan pengetahuan-pengetahuan yang kritis dan sesuai filosofi negara. Negara tidak boleh membiarkan nasib kaum pemuda menjadi tidak berpengharapan, terjebak dalam dunia narkoba, pergaulan bebas, dan menjadi sampah sosial seperti kasus kriminal, mengemis, apalagi tidak mau bersekolah dengan alasan tidak kuat biaya.

            Melihat beberapa kasus yang dialami oleh para pemuda saat ini, seperti pergulatan pemuda dengan kebiasaan buruk yang bisa menghancurkan masa emasnya, kasus pemuda yang suka pesta minuman keras oplosan yang berujung kematian cukup tinggi. Juga berimbas buruk terhadap organ tubuh yang bisa membuat perkembangan otak menjadi rusak. Kemudian kasus narkoba jenis pil, sabu, ganja, dan menggunakan jarum suntik, yang imbasnya bisa ke pengaruh buruk lainnya. Pemerintah harus tegas terhadap peredaran narkoba terutama para Bandar-bandar yang harus ditindak tegas oleh petugas yang berwenang. Jangan kasih ampun sedikitpun terhadap peredaran narkoba. Berbahaya. Dari peredaran narkoba yang makin tinggi bisa dipastikan jumlah pemakai juga tinggi. Jumlah manusia yang rusak juga semakin tinggi, permasalahan ini jangan sampai dibiarkan berlarut-larut, pemerintah harus segera bertindak dengan cepat dan tegas, Kepolisian, Badan Nasional Narkotika, Badan Intelijen Negara, Bea dan Cukai atau Pabean, Dinas Perhubungan, TNI, lembaga-lembaga pendidikan dan masyarakat harus benar-benar bisa bersinergi untuk mengatasi narkoba, karena negara kita ini telah menjadi sarang yang aman bagi pengedar narkoba.

            Untuk mencegah pemuda yang mengalami penyimpangan, pemerintah harus lebih perhatian terhadap buku. Buku adalah piranti yang penting untuk membuat manusia menjadi cerdas, kritis, dan dapat memandang masa depan dengan gemilang meski buku itu tidak pernah menuntut manusia menjadi kuper atau kurang bergaul, tapi buku itu mampu memberikan khasanah pengetahuan yang luas bagi pembaca untuk terus dapat menggali dan mengembangkan pemikiran-pemikiran didalamnya. Pemerintah harus punya gebrakan atau program bagi seluruh masyarakat agar lebih terdorong untuk mencintai dan perhatian terhadap buku, jangan sampai masyarakat kita menjadi buta huruf yang tak bisa membaca, meski saat ini masih banyak saudara-saudara kita yang hidup kurang beruntung, akibat kemiskinan bahkan tak mampu bersekolah apalagi beli buku, buat makan saja susah. Apakah buku bisa menina bobokkan bagi jiwa-jiwa yang lapar?, tertindas oleh kemiskinan dan kelaparan. Pemerintah harus bisa terus mendorong pada masyarakat agar lebih semangat terus membentuk komunitas-komunitas literasi baik di masyarakat kota maupun pedesaan agar mereka bisa terus berhubungan dengan buku dan terus membacanya. Pemerintah harus terus mengupayakan untuk menerbitkan buku sebanyak-banyaknya, setiap kecamatan bahkan desa harus punya lebih dari satu perpustakaan yang dapat mengakses buku dengan mudah. Masyarakat harus digalakkan untuk mencintai buku dan membacanya. Sehingga akan menjadi masyarakat yang maju dengan nalar yang tinggi dan mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang telah dihadapi. Jangan sampai pemerintah membiarkan masyarakatnya tidak mencintai buku, buku adalah alat untuk menyimpan catatan-catatan pengetahuan yang bisa dipelajari kapanpun mau.

            Sedangkan menulis juga faktor utama untuk mendukung kemajuan perbukuan kita. Dari hasil banyak membaca buku lahirlah ide-ide yang harus selalu dianalisa dan ditulis. Menulis seperti mengikat ilmu. Agar jangan sampai hasil tulisan berlalu begitu saja. Tulisan mampu melahirkan budaya-budaya yang lebih maju dan merdeka. Negara Indonesia bisa merdeka ini juga berkat tulisan. Rasa persatuan dan kesatuan kita terjalin kuat ini  juga berkat baca dan tulis. Betapa besar magnet tulisan dan membaca bagi kemajuan suatu bangsa. Bacalah bukan bakarlah.


*Penulis aktif di Komunitas Literasi Kali Kening Bangilan-Tuban.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda