Dahlan Iskan Melawan Dengan Tulisan
http://suryamalang.tribunnews.com/2016/11/01/jadi-tahanan-rumah-dahlan-iskan-malah-bingung
Oleh.
Rohmat Sholihin*
Siapa yang tidak kenal dengan pak
Dahlan Iskan? Tokoh publik yang gemar menulis. Seorang guru, wartawan senior,
pengusaha, pengasuh pondok pesantren, mantan dirut PLN, mantan Menteri BUMN,
dan masih banyak lagi. Hidup pak Dahlan Iskan serasa lengkap. Namun, sisi menarik
dari seorang Dahlan Iskan beliau tak pernah lepas dari tulisan. Beliau
dibesarkan oleh tulisan, ketika masih menjadi wartawan sampai kemudian beliau
menjadi pemilik Jawa Pos Group. Masih saja terus menulis bahkan ketika beliau
terbaring tak berdaya, saat proses transplantasi hati di Tianjin China, beliau
juga tak lepas dari menulis. Apapun kisahnya beliau tulis seperti menulis dalam
buku diarynya. Mulai dari persiapan masuk rumah sakit sampai pasca operasi
transplantasi hati beliau tulis secara detail menjadi kisah yang sangat
inspiratif ketika kita membacanya, seolah-olah dalam waktu sakitpun kita tidak
boleh menyerah masih banyak kesempatan untuk berbuat, memberikan cerita pada orang
lain dalam bentuk tulisan, membuat kisah-kisah pribadi yang kreatif, inovatif
dan itu tidak jauh-jauh menceritakan pengalaman diri sendiri untuk orang lain.
Jadilah coretan-coretan karyanya ketika mengalami transplantasi hati itu
menjadi buku yang berjudul “Ganti Hati” yang sebelumnya terbit secara periodik
di koran harian Jawa Pos.
Seakan-akan ketika kita membaca buku
“Ganti Hati” sepertinya pak Dahlan tidak ada kesan kesedihan. Enjoy saja,
mengalir bahkan beliau berhasil melalui masa-masa sulit dengan mengasyikkan.
Heran, begitu hebatnya tokoh satu ini. Pembaca berhasil teraduk-aduk emosinya
saat beliau mengalami masa kritis, karena dalam darahnya mempunyai kandungan
albumin yang rendah sekali. Operasi tak bisa dilakukan dikhawatirkan gagal
transplantasinya. Sedangkan keadaannya semakin kritis dan lemah. Bukan
main-main, penyakit yang dideritanya kanker hati atau sirosis. Beliau tetap
mengajak diskusi dengan dokter ahlinya, komunikatif, dan terbuka. Kesan dokter
dipikiranku, maaf jauh dengan sikap dokter yang ada disini. Angker, egois,
bahkan terkadang sangat tidak menyenangkan. Dari diskusi-diskusi dengan tim
dokter ahlinya, diambil kesimpulan bahwa untuk meningkatkan kandungan albumin
dalam darah adalah harus banyak makan ikan tentu bukan sembarang ikan. Di China
susah dicari bahkan tak ada. Tapi pak Dahlan tak kurang akal, beliau pun
menyuruh istrinya untuk mencarikan ikan kutuk di Indonesia yang masih melimpah
untuk dibawa ke China. Dalam ikan kutuk yang banyak mengandung zat protein yang
mampu meningkatkan kandungan albumin dalam darahnya. Dari hari ke hari ada
perkembangan baik dan albumin mencapai titik normal. Operasi transplantasi
hatipun dimulai, dan berhasil dengan baik. Meski dalam tulisannya begitu
hati-hati dan disiplin diri dalam merawat pasca operasi.
Lucunya yang menjadi pendonor
hatinya adalah seorang pemuda berasal dari Bandung yang masih berusia 32 tahun.
Masih muda, energik, dan sehat tentunya. Dan apakah pendonor suka menulis?
Ternyata tidak. Pasca operasi pak Dahlan harus melatih lagi nalurinya untuk
menulis. Dan bisa melewatinya. Tapi, ketika pertama kali jalan-jalan ke mall,
hatinya dag-dig-dug-der, apa itu? Beliau gugup melihat cewek cantik. Dasar pak
Dahlan maunya. Dan yang menjadi alasan maklum hati seorang pemuda tentunya.
Sehabis melakukan operasi
transplantasi hati, beliau bekerja keras seperti sedia kala. Namun, tetap harus
menjaga kesehatannya. Jabatan dirut PLN beliau jalani dengan manis, beberapa
daerah yang mengalami krisis listrik dapat teratasi. Hingga Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono merekrutnya untuk menjadi Menteri BUMN. Segudang prestasi dan
gebrakan-gebrakan kebijakan dalam kementerian BUMN maju pesat bahkan untuk
perusahaan milik Negara yang berkecimpung dalam bidang pertambangan khusunya PT
Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mampu melebarkan sayap ke luar negeri
seperti di Negara Vietnam. Dan apakah beliau tetap menulis? Tetap berlanjut, sepertinya
tulisan tak kan bisa dipisahkan dari tangan dan naluri berfikirnya. Selama bekerja
sebagai menteri BUMN, beliau juga merangkum dan memberikan pandangan serta
gambaran tentang kebijakan-kebijakan dan hasil prestasi serta informasi melalui
media publik Jawa Pos kepada masyarakat
yang beliau beri tema “Manufacturing Hope,” kita punya banyak mimpi dan
harapan-harapan yang tidak boleh padam. Terkesan ketika pak Dahlan Iskan
menghadiahi satu unit mobil avanza dan uang sebesar Rp. 50 juta kepada
karyawannya dalam acara diskusi dalam menyelesaikan kesulitan-kesulitan yang
dihadapi dalam perusahaan negara dengan ide yang cemerlang sebagai solusinya.
Luar biasa. Tapi jangan su’udzon dulu, uang hadiah itu tetap dari kantong
pribadinya, bukan dari uang negara, atau bisa dibilang korupsi. Kamus korupsi
tak ada dalam diri Dahlan Iskan, beliau merintis karir dari bawah, merasakan
getir berjibaku ketika masih berada di bawah, menyadari betapa berharganya
kerja keras, tidak instan, dan yang jelas berpegang teguh pada prinsip keimanan
karena beliau juga termasuk orang yang dibesarkan dalam dunia pesantren. Dan
sebelum menjabat sebagai orang penting dalam pemerintahan, beliau sudah menjadi
sosok yang kaya, baik pengalaman dan harta. Jadi tidak kaget ketika harus
berhadapan dengan uang yang melimpah. Bahkan menter sogokan atau kebal suap dari orang-orang yang mencoba
mengambil jalan pintas. Beliau dedikasikan hidupnya benar-benar murni untuk
membangun bangsa dan negara bukan mencari pekerjaan di pemerintahan untuk
mencukupi segala macam kebutuhan hidupnya.
Ketika masa pemerintahan Susilo
Bambang Yudhoyono berakhir, berakhir pula jabatan beliau di Kementerian BUMN, bukan
berarti selesai sudah dunianya dalam menulis. Beliau masih tetap menulis dalam
rubrik “New Hope”, melaporkan beberapa hal penting tentang situasi-situasi
dalam dan luar negeri. Bahkan beliau masih sempat melaporkan dan meliput
suasana kematian petinju legendaris Muhammad Ali langsung dari Amerika. Semakin
tua tetap semakin gila. Meski usia boleh tua masih tetap terus berkarya.
Bukan berarti orang yang kita anggap
bersih, berdedikasi tinggi, ikhlas, murah senyum, low profil, gila menulis, baik, tak ada halangan dan ujian yang datang
menerjang. Semakin tinggi kita menaiki pohon kelapa semakin tinggi pula angin
yang menerpa. Berita yang cukup mengagetkan, pak Dahlan Iskan terjerat kasus korupsi.
Tak tanggung-tanggung beliau langsung jadi tahanan di Rutan Medaeng Surabaya.
Kasus korupsi di PT PWU Jatim. Untuk apa pak Dahlan korupsi? Teka-teki itu
menjadi banyak penasaran masyarakat. Banyak simpatisan pak Dahlan Iskan terus
melakukan pembelaan-pembelaan melalui tulisan di berbagai media massa. Dan juga
banyak tokoh-tokoh agama, para Kyai pondok pesantren datang ke Rutan Medaeng
untuk memberikan langsung dukungan moril. Seorang Wakil Presiden pak Yusuf
Kalla, mantan ketua MK pak Mahfudz MD, group band Slank, juga tak percaya jika
Dahlan Iskan terkena kasus korupsi. Untuk apa uangnya? Pak Dahlan Iskan sudah
hidup berkecukupan dan beliau saya rasa bukan tipe orang tamak atau rakus yang
selalu gila harta. Negeri ini cukup aneh, ketika semua lini gembar-gembor
tentang korupsi, semua dan siapapun bisa dituduh korupsi. Memang korupsi tidak
hanya diartikan menyalahgunakan biaya atau uang ke kantong pribadi dan
kroni-kroninya, korupsi bisa terjadi penyalahgunaan kebijakan, waktu, bahkan
kepercayaan. Seperti Dahlan Iskan yang tersangkut penandatangan rencana yang
telah disodorkan oleh anak buah yang berbuntut dugaan korupsi. Melepas aset
perusda PT PWU Jatim tanpa persetujuan DPRD meski Dahlan Iskan sudah berkirim
surat kepada DPRD untuk minta penegasan apakah PT PWU Jatim tunduk pada perda
atau pada UU Perseroan Terbatas (PT). Jika tunduk pada perda, PT PWU Jatim
harus minta izin pada DPRD, jika tunduk pada UU PT, maka izinnya dari rapat
umum pemegang saham (RUPS) PT PWU (Panca Wira Usaha) Jatim. Dan sampai saat ini
masih terus berproses untuk penyelesaiannya.
Apakah seorang Dahlan Iskan masih
melawan dengan tulisan sebagai ciri khasnya? Beliau memang tidak bisa lepas
dari catatan-catatan untuk memberikan gambaran dan pandangan kepada seluruh
masyarakat sebagai pembaca. Memberikan penjelasan dalam bentuk tulisan-tulisan
yang tetap asyik mengalir, menggambarkan situasi dan kondisi bahwa masalah
apapun selalu mempunyai makna jika dilaporkan, ditulis, dibumbui, dipoles,
menjadi sebuah tulisan. Dan bisa menarik simpati para pembacanya. Apa itu? Momentum Dahlan. Semoga pelajaran
hidup orang hebat ini menjadi sumber inspirasi bagi kita semua untuk terus
berjibaku dengan segala macam kesulitan. Dan yang paling menarik, bisa menulis
sehebat Dahlan Iskan. Semoga dengan kasus yang baru, tuduhan korupsi tidak
menjadikan beliau “No Hope.” Jika sekilas dilihat dari cara menghadapi banyak
pers di media elektronik , beliau masih Dahlan Iskan yang dulu, selalu
tersenyum.
*Penulis adalah Guru MI Salafiyah Bangilan, anggota Forum Komunikasi
Mahasiswa Bangilan (FKMB) dan aktif di Komunitas Literasi Kali Kening
Bangilan-Tuban.
Label: Tokoh Inspirasi
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda