Senin, 31 Oktober 2016

Guru Keren, Guru Yang Berani Menulis




http://www.rumahbacakomunitas.org/pada-akhirnya-menulis-adalah-soal-keberanian/

Oleh. Rohmat Sholihin*

            Peran guru dewasa ini sangatlah kompleks dengan segala permasalahannya. Guru bagaikan manusia kuat dengan segala keberadaannya. Semenjak guru sebagai tugas profesi yaitu adanya program sertifikasi, dengan program sertifikasi itu guru mendapatkan tuntutan yang lebih berat lagi karena didukung dengan tambahan penghasilan yang cukup tinggi. Disamping bertugas mencerdaskan anak bangsa juga bertanggung jawab dengan membentuk karakter anak didik. Secara tidak langsung profesi guru adalah profesi yang harus benar-benar profesional. Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan proses belajar di kelas maupun diluar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Guru harus pintar memberikan informasi-informasi yang mampu memotivasi siswanya untuk bergerak hatinya akan pentingnya pengetahuan. Salah satunya keterampilan yang harus dikuasai guru adalah pandai menulis. Dengan tulisan setidaknya guru bisa memberikan motivasi dan sumbangsih pemikiran bagi keilmuan yang telah dikuasainya kepada siswa dan masyarakat. Karena menulis merupakan proses berfikir, maka tidak bisa dipungkiri lagi bahwa menulis bersifat sentral dalam proses belajar. Terutama profesi guru tak jauh beda dengan ilmuwan, karena guru dipandang sebagai orang yang paling berpengetahuan. Dia bukan saja berkewajiban menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada murid, tetapi juga berkewajiban mengembangkan pengetahuan itu dan terus-menerus memupuk pengetahuan yang telah dimilikinya. Dalam abad ini, di mana pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat, guru harus mengikuti dan menyesuaikan diri dengan perkembangan tersebut. Banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya: belajar sendiri, mengadakan penelitian, mengikuti kursus, mengarang buku, dan membuat tulisan-tulisan ilmiah sehingga peranannya sebagai ilmuwan terlaksana dengan baik. Guru saat ini juga didukung oleh media sosial yang cukup memadai bisa menggunakannya untuk menyampaikan informasi-informasi yang mudah untuk mengaksesnya.

            Menulis merupakan salah satu kegiatan yang sangat menakjubkan . dengan menulis, kita bisa menuangkan ide atau gagasan yang ada dipikiran kita, menuangkan isi hati kita melalui bahasa tulisan sehingga dapat dibaca dan dipahami orang lain. Dengan menulis, kita bisa mentransfer pengetahuan dan hasil pembelajaran kita kepada orang lain sehingga bermanfaat bagi sesama musafir kehidupan. Menulis juga merupakan aktualisasi diri.

            Menulis adalah keberanian, kata Pramoedya Ananta Toer. Berani mengaktualisasikan diri dalam bentuk tulisan. Mengaktualisasikan pikiran-pikiran dalam bentuk tulisan yang dibaca oleh orang lain. Kita pertaruhkan reputasi kita dengan tulisan yang telah kita buat. Kita menanggapi kritikan-kritikan dari hasil tulisan sebagai proses dialektika, bahwa tak semua teori selalu benar. Tak ada tulisan manusia yang bersifat absolut, selalu saja membuka ruang kritik, tanggapan, dan masukan. Tapi setidaknya kita berani mengemukakan pendapat serta ide ke para pembaca dalam bentuk tulisan itu sudah merupakan langkah maju bagi eksistensi diri kita sebagai guru. Terutama untuk para guru sebagai agen pengetahuan harus berani untuk menulis mengemukakan ide dan pikiran dalam tulisan yang banyak jenis dan modelnya, bisa essai, jurnal ilmiah, opini, artikel, cerpen, bahkan novel. Guru harus terus berkarya dengan kreatifitas-kreatifitas tiada kenal henti. Karena belajar juga sepanjang hayat. 

            Guru yang tampil keren dan seksi adalah pemikirannya, hasil karyanya, dan yang jelas pengetahuannya. Guru keren tidak hanya diukur dari penampilan dan aksesori-aksesori yang dipakainya. Seperti; mobilnya, sepeda motornya, hand phonenya, bajunya, make up-nya, atau kekayaan-kekayaan fasilitas mewah yang dimilikinya. Apalagi gaya hidupnya. Meski sekarang yang selalu menjadi ngetrend pada anak kawula muda yang masih berstatus pelajar juga tak luput dari gaya hidup yang serba mewah, misal; pergi ke sekolah dengan diantar naik mobil, bawa motor gede yang sudah dimodifikasi, bawa mobil sendiri yang keren, guru ganteng, guru cantik, yang selalu jadi primadona, dan semua itu tak luput dari pengaruh budaya globalisasi dalam hal apapun, dimana budaya-budaya asing terus melakukan transformasi dan kita mudah untuk mengaksesnya melalui media sosial, media tv, dan sebagainya, tak ayal sangat mempengaruhi pola pikir anak didik yang notabenenya masih remaja dan rasa ingin tahu, rasa ingin mencoba sangatlah tinggi sehingga itu juga menjadi kendala yang harus kita pecahkan bersama. Baik pihak orang tua, sekolah, guru, masyarakat, tokoh masyarakat, bahkan pemerintah.

            Sehingga pamor guru kalah dengan pamor artis, dan bintang-bintang seni hiburan lainnya yang punya banyak penghasilan dan selalu tampil keren. Seperti yang dikisahkan oleh penyanyi legendaris Iwan Fals dalam lagu Oemar Bakri, nasib guru yang lugu, jujur, dan mampu mencerdaskan anak bangsa seperti kecerdasan tokoh ilmuwan Habibi namun tersekat oleh gaji yang tak sebanding dengan peran serta perjuangannya. Dari situlah banyak peran guru menjadi peran yang terkesampingkan.

            Dalam tulisan ini guru yang keren, guru yang berani menulis, menyuarakan ide-ide pembaharuan untuk anak didik dan masyarakatnya. Banyak tokoh-tokoh nasional dari kalangan guru yang pandai dan berani menulis seperti Ki Hajar Dewantara, KH. Hasyim Asyari, R.A Kartini dan masih banyak yang lainnya yang pemikirannya dan ide-idenya bisa mengguncang dunia. Dan tentu itu tidak ditempuh dengan instan, semua dimulai dengan proses dan tekad yang membara dalam hati, serta menggelora dalam niat untuk terus berjuang dengan tulisan-tulisan yang telah diukirnya. Gurulah yang melahirkan manusia-manusia cerdas, berkualitas, dan berwawasan luas. Gurulah yang menjadikan manusia bisa punya angan-angan, bisa bermimpi dikemudian hari untuk menjadi seorang Presiden, Jenderal, Menteri dan pengusaha-pengusaha sukses. Bahkan seorang Presiden hebat yang telah diberikan Tuhan untuk Indonesia yaitu Ir. Soekarno mengatakan; beri aku sepuluh pemuda dan akan ku guncang dunia. Kemana kalimat itu larinya, kalau tidak pada proses pendidikan yang bagus dan peran guru yang berkualitas. Guru yang hebat akan melahirkan peserta didik yang hebat dan guru yang keren adalah guru yang berani menulis. Tentu saja tulisan yang bermutu dan keren juga. Mari kita menulis pasti bisa. Selamat mencoba.

*Penulis seorang guru di MI Salafiyah Bangilan,
sebagai anggota FKMB (Forum Komunikasi Mahasiswa Bangilan),
 aktif di Forum Literasi Kali Kening Bangilan-Tuban.





Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda