Guru Keren, Guru Yang Berani Menulis
http://www.rumahbacakomunitas.org/pada-akhirnya-menulis-adalah-soal-keberanian/
Oleh. Rohmat Sholihin*
Peran guru dewasa ini sangatlah kompleks dengan segala
permasalahannya. Guru bagaikan manusia kuat dengan segala keberadaannya.
Semenjak guru sebagai tugas profesi yaitu adanya program sertifikasi, dengan
program sertifikasi itu guru mendapatkan tuntutan yang lebih berat lagi karena
didukung dengan tambahan penghasilan yang cukup tinggi. Disamping bertugas
mencerdaskan anak bangsa juga bertanggung jawab dengan membentuk karakter anak
didik. Secara tidak langsung profesi guru adalah profesi yang harus benar-benar
profesional. Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan
pihak yang sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Kepiawaian dan
kewibawaan guru sangat menentukan proses belajar di kelas maupun diluar kelas.
Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai. Guru
harus pintar memberikan informasi-informasi yang mampu memotivasi siswanya
untuk bergerak hatinya akan pentingnya pengetahuan. Salah satunya keterampilan
yang harus dikuasai guru adalah pandai menulis. Dengan tulisan setidaknya guru bisa
memberikan motivasi dan sumbangsih pemikiran bagi keilmuan yang telah
dikuasainya kepada siswa dan masyarakat. Karena menulis merupakan proses berfikir,
maka tidak bisa dipungkiri lagi bahwa menulis bersifat sentral dalam proses
belajar. Terutama profesi guru tak jauh beda dengan ilmuwan, karena guru
dipandang sebagai orang yang paling berpengetahuan. Dia bukan saja berkewajiban
menyampaikan pengetahuan yang dimilikinya kepada murid, tetapi juga
berkewajiban mengembangkan pengetahuan itu dan terus-menerus memupuk
pengetahuan yang telah dimilikinya. Dalam abad ini, di mana pengetahuan dan
teknologi berkembang dengan pesat, guru harus mengikuti dan menyesuaikan diri
dengan perkembangan tersebut. Banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya:
belajar sendiri, mengadakan penelitian, mengikuti kursus, mengarang buku, dan
membuat tulisan-tulisan ilmiah sehingga peranannya sebagai ilmuwan terlaksana
dengan baik. Guru saat ini juga didukung oleh media sosial yang cukup memadai
bisa menggunakannya untuk menyampaikan informasi-informasi yang mudah untuk
mengaksesnya.
Menulis merupakan salah satu kegiatan yang sangat
menakjubkan . dengan menulis, kita bisa menuangkan ide atau gagasan yang ada
dipikiran kita, menuangkan isi hati kita melalui bahasa tulisan sehingga dapat
dibaca dan dipahami orang lain. Dengan menulis, kita bisa mentransfer
pengetahuan dan hasil pembelajaran kita kepada orang lain sehingga bermanfaat bagi
sesama musafir kehidupan. Menulis juga merupakan aktualisasi diri.
Menulis adalah keberanian, kata Pramoedya Ananta Toer.
Berani mengaktualisasikan diri dalam bentuk tulisan. Mengaktualisasikan
pikiran-pikiran dalam bentuk tulisan yang dibaca oleh orang lain. Kita
pertaruhkan reputasi kita dengan tulisan yang telah kita buat. Kita menanggapi
kritikan-kritikan dari hasil tulisan sebagai proses dialektika, bahwa tak semua
teori selalu benar. Tak ada tulisan manusia yang bersifat absolut, selalu saja
membuka ruang kritik, tanggapan, dan masukan. Tapi setidaknya kita berani
mengemukakan pendapat serta ide ke para pembaca dalam bentuk tulisan itu sudah merupakan
langkah maju bagi eksistensi diri kita sebagai guru. Terutama untuk para guru
sebagai agen pengetahuan harus berani untuk menulis mengemukakan ide dan
pikiran dalam tulisan yang banyak jenis dan modelnya, bisa essai, jurnal
ilmiah, opini, artikel, cerpen, bahkan novel. Guru harus terus berkarya dengan
kreatifitas-kreatifitas tiada kenal henti. Karena belajar juga sepanjang
hayat.
Guru yang tampil keren dan seksi adalah pemikirannya,
hasil karyanya, dan yang jelas pengetahuannya. Guru keren tidak hanya diukur
dari penampilan dan aksesori-aksesori yang dipakainya. Seperti; mobilnya,
sepeda motornya, hand phonenya, bajunya, make up-nya, atau kekayaan-kekayaan
fasilitas mewah yang dimilikinya. Apalagi gaya hidupnya. Meski sekarang yang
selalu menjadi ngetrend pada anak
kawula muda yang masih berstatus pelajar juga tak luput dari gaya hidup yang
serba mewah, misal; pergi ke sekolah dengan diantar naik mobil, bawa motor gede
yang sudah dimodifikasi, bawa mobil sendiri yang keren, guru ganteng, guru
cantik, yang selalu jadi primadona, dan semua itu tak luput dari pengaruh
budaya globalisasi dalam hal apapun, dimana budaya-budaya asing terus melakukan
transformasi dan kita mudah untuk mengaksesnya melalui media sosial, media tv,
dan sebagainya, tak ayal sangat mempengaruhi pola pikir anak didik yang
notabenenya masih remaja dan rasa ingin tahu, rasa ingin mencoba sangatlah
tinggi sehingga itu juga menjadi kendala yang harus kita pecahkan bersama. Baik
pihak orang tua, sekolah, guru, masyarakat, tokoh masyarakat, bahkan
pemerintah.
Sehingga pamor guru kalah dengan pamor artis, dan
bintang-bintang seni hiburan lainnya yang punya banyak penghasilan dan selalu
tampil keren. Seperti yang dikisahkan oleh penyanyi legendaris Iwan Fals dalam
lagu Oemar Bakri, nasib guru yang
lugu, jujur, dan mampu mencerdaskan anak bangsa seperti kecerdasan tokoh
ilmuwan Habibi namun tersekat oleh gaji yang tak sebanding dengan peran serta
perjuangannya. Dari situlah banyak peran guru menjadi peran yang
terkesampingkan.
Dalam tulisan ini guru yang keren, guru yang berani
menulis, menyuarakan ide-ide pembaharuan untuk anak didik dan masyarakatnya.
Banyak tokoh-tokoh nasional dari kalangan guru yang pandai dan berani menulis
seperti Ki Hajar Dewantara, KH. Hasyim Asyari, R.A Kartini dan masih banyak
yang lainnya yang pemikirannya dan ide-idenya bisa mengguncang dunia. Dan tentu
itu tidak ditempuh dengan instan, semua dimulai dengan proses dan tekad yang
membara dalam hati, serta menggelora dalam niat untuk terus berjuang dengan
tulisan-tulisan yang telah diukirnya. Gurulah yang melahirkan manusia-manusia
cerdas, berkualitas, dan berwawasan luas. Gurulah yang menjadikan manusia bisa
punya angan-angan, bisa bermimpi dikemudian hari untuk menjadi seorang
Presiden, Jenderal, Menteri dan pengusaha-pengusaha sukses. Bahkan seorang
Presiden hebat yang telah diberikan Tuhan untuk Indonesia yaitu Ir. Soekarno
mengatakan; beri aku sepuluh pemuda dan akan ku guncang dunia. Kemana kalimat
itu larinya, kalau tidak pada proses pendidikan yang bagus dan peran guru yang
berkualitas. Guru yang hebat akan melahirkan peserta didik yang hebat dan guru
yang keren adalah guru yang berani menulis. Tentu saja tulisan yang bermutu dan
keren juga. Mari kita menulis pasti bisa. Selamat mencoba.
*Penulis seorang guru di MI Salafiyah Bangilan,
sebagai anggota FKMB (Forum
Komunikasi Mahasiswa Bangilan),
aktif di Forum Literasi Kali Kening
Bangilan-Tuban.
Label: Opini
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda