Selasa, 08 November 2016

Pendidikan Ramah Lingkungan, Mengapa Tidak?

 
https://1m4m92.wordpress.com/2012/03/07/pendidikan-lingkungan-hidup/

Oleh. Rohmat Sholihin*)

            Terkadang sekolah menjadi tempat yang sangat membosankan bagi peserta didik atau siswa. Dengan sistem pembelajaran yang monoton dan tidak menarik merupakan faktor utama kejenuhan bagi peserta didik. Peserta didik kurang tertarik dengan materi ajar yang datar-datar saja dan kurang memberikan kesan baru bagi peserta didik, jika itu terus berlanjut dan menjadikan hal yang biasa bagi guru, proses belajar mengajar akan menjadi kurang bermutu dan tidak sukses. Anak didik selalu mengidolakan guru yang suka memberikan ide segar, hal-hal baru bagi anak didik, berani, dan apa yang diajarkan oleh guru bukan hanya bersifat teori semata. Guru harus tampil dominan di depan anak didik, meyakinkan dan bertanggung jawab memberikan pelayanan prima dengan sabar, jangan hanya selalu mengedepankan nilai-nilai ujian semata, berilah kesempatan pada anak didik untuk bereksplorasi sesuai dengan apa yang mereka inginkan dengan satu catatan apa yang telah mereka lakukan bernilai positif. Guru yang hebat juga akan melahirkan peserta didik yang hebat pula.
            Mengajar anak didik tidak harus kaku di dalam kelas saja, ajaklah mereka bersuka ria dengan penuh canda untuk berdiskusi tentang materi-materi ajar dengan luwes tanpa terbebani dengan hasil nilai-nilai. Bisa bermain sambil diskusi di taman sekolah, di hutan buatan milik warga sekitar, mengunjungi area persawahan dan perkebunan milik masyarakat sekitar, mengunjungi pasar, mengunjungi bendungan hasil peninggalan kolonial Belanda, dan mengunjungi tempat-tempat yang mengandung nilai-nilai sejarah lainnya dengan senang. Dalam kegiatan itu sempatkan untuk memotret atau mengambil gambar sampel sebagai bentuk kegiatan pembelajaran, bisa juga sambil melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar untuk melatih keberanian anak didik bertanya pada nara sumber, sehingga anak didik akan mendapatkan informasi penting sebagai laporan hasil kunjungan atau pengamatan. Pihak sekolah harus menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar demi terciptanya suasana pendidikan yang kondusif. Kenalkan anak didik untuk akrab dengan lingkungannya, baik lingkungan alam dan lingkungan sosial. Menjalin hubungan baik dengan tokoh-tokoh setempat, mengobrol dan menanyakan banyak hal tentang informasi yang dibutuhkan. Melatih berdiskusi dan berinteraksi sejak dini sangat perlu untuk dibiasakan agar dikemudian hari anak didik terbiasa dengan budaya saling bicara, menyapa, menyelesaikan permasalahan dengan baik. Bagaimanapun juga proses pembiasaan-pembiasaan yang mengesankan seperti di atas akan selalu dikenang oleh anak didik sampai mereka lulus. Bahkan setelah lulus mereka akan selalu merindukan sentuhan-sentuhan pengajaran seperti itu.
            Jika kebiasaan-kebiasaan positif dan menyenangkan selalu dikenalkan dan dibiasakan kepada peserta didik. Anak didik tidak punya kesempatan berfikir ke arah yang negatif, narkoba, tawuran, seks bebas, ogal-ogalan, dan kebiasaan-kebiasaan yang menyimpang lainnya. Selama kita dengan tulus memperhatikan mereka. Dan mengajak ke arah pembelajaran-pembelajaran yang revolusioner, dalam artian pembelajaran-pembelajaran yang unik dan progresif. Bukan pembelajaran yang biasa-biasa saja dan miskin ide, kaku, dan hanya bertumpu pada nilai-nilai ujian, dan PR yang menjemukan.
            Di negara-negara maju pendidikan tidak hanya transfer of knowledge semata tapi juga transfer of culture and value, budaya-budaya lokal juga menjadi prioritas utama untuk anak didik, dikenalkan, didiskusikan, dan dipelajari. Sedangkan di negara kita tercinta Indonesia yang kaya akan kemajemukan budaya sangat berpotensi untuk mempelajari banyak kekayaan budaya bangsa sebagai alur keberagaman budaya. Bahwa keberagaman bukan akar permasalahan atau  perpecahan tapi keberagaman adalah hasanah kekayaan bangsa yang harus dijaga, dilestarikan bersama. Dengan pendidikan yang ramah akan lingkungan nilai-nilai kebersamaan dan rasa solidaritas menjaga amanat bangsa akan lebih mengena. Sehingga rasa persaudaraan dan persatuan kesatuan bangsa tetap terjaga.
            Dewasa ini ikut prihatian kejadian-kejadian yang menyimpang di dunia pendidikan kita. Ada banyak kasus yang membuat hati kita miris dan menjadi ketakutan bagi masyarakat terutama orang tua. Tawuran pelajar sampai berbuntut kematian, pelecehan seksual, narkoba, balapan liar dan lainnya. Alangkah baiknya jika peran lingkungan atau issu lingkungan mulai diperkenalkan pada anak didik, anak didik mulai diperkenalkan hidup bersih. Menjaga lingkungan itu sangat penting.
Seperti contoh, Pendidikan ramah lingkungan air merupakan kebutuhan manusia untuk hidup sehingga upaya pengelolaannya perlu dilakukan secara lestari dan berkelanjutan. Salah satu upaya untuk melestarikan pengelolaan sumberdaya air, maupun dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan pada umumnya, adalah melalui jalur sekolah atau pendidikan. Melalui pendidikan akan diberikan bekal kepada siswa sekolah untuk dapat bertahan hidup, memahami dan mengenali potensi dan daya dukung lingkungan, serta memiliki kemampuan untuk pengelolaan dan pelestariannya. Kondisi lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada pemikiran dan tingkah laku anak didik atau siswa sekolah. Kehidupan sehari-hari anak haruslah dikedepankan untuk bekal hidup mereka dari pada pendidikan yang menyajikan impian yang jauh dari kehidupan anak. Inovasi dan kreatifitas untuk menghadapi kehidupan sehari-hari tersebut akan menjadikan anak belajar untuk mengenal diri dan lingkungannya beserta kemampuan untuk dapat bertahan dalam hidup. Penggunaan lingkungan sekitar sebagai media belajar siswa saat ini belum dimaksimalkan. Guru masih terkungkung dalam ruangan kelas, padahal banyak potensi yang ada di lingkungan sekitar yang bisa menjadi bahan ajar untuk siswa. Sumberdaya dalam komunitas lokal meliputi sumberdaya manusia (orang atau masyarakat), tempat-tempat, atau lokasi yang bisa memfasilitasi pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan lingkungan memberikan peluang untuk sebuah pendidikan yang berorientasi komunitas lokal. Penggunaan sumberdaya lokal dapat mempertinggi nilai dan memperluas kurikulum sekolah. Sumberdaya komunitas lokal dapat membantu sekolah dan guru untuk mengajar lebih efektif dengan cara memberikan motivasi kepada siswa, membantu siswa mencapai tujuan pembelajarannya, dan menghubungkan langsung siswa dengan model peranan dan situasi kenyataan hidup. Perilaku hidup bersih dibutuhkan manusia dalam hidup adalah lingkungan yang bersih, sehat, aman dan nyaman. Berperilaku hidup bersih dan sehat sebenarnya telah menjadi bagian dari kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Namun apakah kesadaran ini telah mampu menjadi bagian dari kebutuhan hidup masyarakat sehari-hari, suatu hal yang masih memerlukan adanya peningkatan kapasitas lebih mendalam. Pemberian pengetahuan dan pembentukan kesadaran tentang perilaku hidup bersih dan sehat dirasa sangat efektif ketika dilakukan semenjak usia dini. Berdasarkan pada kondisi ini implementasi program penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat cukup tepat dilakukan pada murid Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah. Di sisi lain peran guru dalam proses belajar mengajar di Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah masihlah dominan. Oleh sebab itu, kepala sekolah/madrasah, guru dan Komite Sekolah perlu dilibatkan secara aktif dalam pelaksanaan program penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat. Sekolah sebagai salah satu wadah peningkatan pengetahuan dan kemampuan anak memiliki peran penting dalam menyumbang perubahan yang terjadi di dalam keluarga. Bagaimana menghargai air bersih, memahami pentingnya penghijauan, memanfaatkan fasilitas sanitasi secara tepat serta mengelola sampah menjadi poin tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Sebagai komponen terkecil dalam masyarakat, perubahan yang terjadi dalam keluarga akan memberi pengaruh pada masyarakatnya. Kesadaran masyarakat di daerah hulu sungai terhadap kebersihan, kesehatan dan penghijauan lahan akan menjadi titik awal menguntungkan dalam upaya menjaga kelestarian sumberdaya alam dan fungsi lingkungan hidup. Peran serta semua pihak sangat dibutuhkan dalam rangka konservasi dan upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup tersebut. Dibutuhkan dukungan dan kontribusi masyarakat, terutama peran media dalam mendukung pemasyarakatan isu Clean, Green and Hygene (CGH), serta penyebarluasan lebih meluas tentang kesehatan air dan sanitasi lingkungan. Peranan masyarakat dan dukungan media sangat penting dan sangat diperlukan sebagai pengawal isu pelestarian. Peran media sangatlah penting disini sebagai penyambung dan penyebarluasan informasi. Penyebaran informasi ini diharapkan dapat merubah perilaku dari peduli ke tindakan. Pada saat ini, peran masyarakat dan dukungan media belum banyak terlibat dalam penyebarluasan isu tentang CGH dan kesehatan air. Penyelenggaraan pendidikan yang ramah lingkungan perlu terus didorong agar dapat diwujudkan perilaku masyarakat yang menghargai hidup bersih, sehat, aman dan nyaman dalam lingkungan hidup yang terjaga kelestariannya. Pendidikan ramah lingkungan perlu didukung oleh semua pihak, baik melalui bangku sekolah, pendidikan keluarga maupun dukungan dan peran media dalam memberikan informasi tentang pentingnya hidup sehat dan bersih dalam lingkungan yang aman dan nyaman.
            Kerusakan alam pada saat ini telah mencapai tingkat yang memprihatinkan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya sampah yang bertebaran di jalan-jalan, sungai, bahkan di lingkungan pemukiman. Hal ini menunjukkan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menyelematkan lingkungan dengan menjaga kebersihan. Meskipun limbah pabrik dan industri juga menyumbang pencemaran lingkungan, akan tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa limbah rumah tangga juga menyumbang limbah dengan jumlah yang cukup signifikan.
Anak-anak dan siswa sekolah merupakan calon-calon kader penyelamat lingkungan yang ideal. Mereka harus dibina menjadi kader penyelamat lingkungan karena pemikiran mereka masih berkembang dan kebiasan-kebiasaan yang mereka lakukan juga belum terbentuk secara utuh, sehingga masih terbuka peluang untuk menanamkan nilai-nilai positif terkait perilaku sehari-hari yang berefek positif bagi lingkungan, seperti membuah sampah pada tempatnya. Dengan demikian sekolah pun menjadi laboratorium yang tepat untuk melakukan pembiasaan penyelamatan lingkungan, karena sekolah merupakan institusi yang mempunyai struktur, fasilitas, dan sumber daya yang cukup memadai dibandingkan dengan kondisi masyarakat di luar lingkungan sekolah.  
Dalam kaitannya dengan pelajaran kerajinan, para siswa juga sebaiknya diajarkan untuk berkreasi dengan berbagai macam kerajinan dengan barang-barang bekas, seperti kaleng, botol, kertas bekas, dan lain-lain. Berbagai keterampilan dengan memanfaatkan barang bekas mempunyai banyak keunggulan, seperti meningkatkan nilai ekonomis barang-barang bekas dan mengurangi jumlah sampah.
Sekolah, dengan semua warganya, harus bersinergi untuk menyelamatkan lingkungan sekitar. Para guru, terutama yang berkaitan dengan lingkungan, seperti guru biologi, fisika, kerajinan, dan semua guru pada umumnya, seharusnya menjadi pionir dalam usaha pengkaderan para siswa menjadi agen penyelamat lingkungan. Selain mengajarkan para siswa berbagai usaha penyelamatan lingkungan, mereka juga harus menjadi contoh dalam kehidupan sehari-hari, jangan sampai apa yang mereka sampaikan ternyata berlawanan dengan apa yang mereka lakukan. Seperti melarang para siswa membuang sampah sembarangan akan tetapi mereka sendiri justru membuang sampah sembarangan atau membiarkan kotoran sampah bertebaran dan tidak melakukan tindakan apapun. Jika usaha penyelamatan lingkungan dan menjaga kebersihan sukses di lingkungan sekolah, maka mewujudkan masyarakat yang sadar lingkungan bukanlah suatu kemustahilan. Pendidikan ramah lingkungan, mengapa tidak?

*)Guru Kelas di MI Salafiyah Bangilan-Tuban.

           


Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda