Pendidikan Ramah Lingkungan, Mengapa Tidak?
https://1m4m92.wordpress.com/2012/03/07/pendidikan-lingkungan-hidup/
Oleh. Rohmat Sholihin*)
Terkadang sekolah menjadi tempat
yang sangat membosankan bagi peserta didik atau siswa. Dengan sistem
pembelajaran yang monoton dan tidak menarik merupakan faktor utama kejenuhan
bagi peserta didik. Peserta didik kurang tertarik dengan materi ajar yang
datar-datar saja dan kurang memberikan kesan baru bagi peserta didik, jika itu
terus berlanjut dan menjadikan hal yang biasa bagi guru, proses belajar
mengajar akan menjadi kurang bermutu dan tidak sukses. Anak didik selalu
mengidolakan guru yang suka memberikan ide segar, hal-hal baru bagi anak didik,
berani, dan apa yang diajarkan oleh guru bukan hanya bersifat teori semata.
Guru harus tampil dominan di depan anak didik, meyakinkan dan bertanggung jawab
memberikan pelayanan prima dengan sabar, jangan hanya selalu mengedepankan
nilai-nilai ujian semata, berilah kesempatan pada anak didik untuk
bereksplorasi sesuai dengan apa yang mereka inginkan dengan satu catatan apa
yang telah mereka lakukan bernilai positif. Guru yang hebat juga akan
melahirkan peserta didik yang hebat pula.
Mengajar anak didik tidak harus kaku
di dalam kelas saja, ajaklah mereka bersuka ria dengan penuh canda untuk
berdiskusi tentang materi-materi ajar dengan luwes tanpa terbebani dengan hasil
nilai-nilai. Bisa bermain sambil diskusi di taman sekolah, di hutan buatan
milik warga sekitar, mengunjungi area persawahan dan perkebunan milik
masyarakat sekitar, mengunjungi pasar, mengunjungi bendungan hasil peninggalan
kolonial Belanda, dan mengunjungi tempat-tempat yang mengandung nilai-nilai
sejarah lainnya dengan senang. Dalam kegiatan itu sempatkan untuk memotret atau
mengambil gambar sampel sebagai bentuk kegiatan pembelajaran, bisa juga sambil
melakukan wawancara dengan masyarakat sekitar untuk melatih keberanian anak
didik bertanya pada nara sumber, sehingga anak didik akan mendapatkan informasi
penting sebagai laporan hasil kunjungan atau pengamatan. Pihak sekolah harus
menjalin hubungan baik dengan masyarakat sekitar demi terciptanya suasana
pendidikan yang kondusif. Kenalkan anak didik untuk akrab dengan lingkungannya,
baik lingkungan alam dan lingkungan sosial. Menjalin hubungan baik dengan
tokoh-tokoh setempat, mengobrol dan menanyakan banyak hal tentang informasi
yang dibutuhkan. Melatih berdiskusi dan berinteraksi sejak dini sangat perlu
untuk dibiasakan agar dikemudian hari anak didik terbiasa dengan budaya saling
bicara, menyapa, menyelesaikan permasalahan dengan baik. Bagaimanapun juga proses
pembiasaan-pembiasaan yang mengesankan seperti di atas akan selalu dikenang
oleh anak didik sampai mereka lulus. Bahkan setelah lulus mereka akan selalu
merindukan sentuhan-sentuhan pengajaran seperti itu.
Jika kebiasaan-kebiasaan positif dan
menyenangkan selalu dikenalkan dan dibiasakan kepada peserta didik. Anak didik
tidak punya kesempatan berfikir ke arah yang negatif, narkoba, tawuran, seks
bebas, ogal-ogalan, dan kebiasaan-kebiasaan yang menyimpang lainnya. Selama
kita dengan tulus memperhatikan mereka. Dan mengajak ke arah
pembelajaran-pembelajaran yang revolusioner, dalam artian
pembelajaran-pembelajaran yang unik dan progresif. Bukan pembelajaran yang
biasa-biasa saja dan miskin ide, kaku, dan hanya bertumpu pada nilai-nilai
ujian, dan PR yang menjemukan.
Di negara-negara maju pendidikan
tidak hanya transfer of knowledge
semata tapi juga transfer of culture and
value, budaya-budaya lokal juga menjadi prioritas utama untuk anak didik,
dikenalkan, didiskusikan, dan dipelajari. Sedangkan di negara kita tercinta
Indonesia yang kaya akan kemajemukan budaya sangat berpotensi untuk mempelajari
banyak kekayaan budaya bangsa sebagai alur keberagaman budaya. Bahwa
keberagaman bukan akar permasalahan atau perpecahan tapi keberagaman adalah hasanah
kekayaan bangsa yang harus dijaga, dilestarikan bersama. Dengan pendidikan yang
ramah akan lingkungan nilai-nilai kebersamaan dan rasa solidaritas menjaga
amanat bangsa akan lebih mengena. Sehingga rasa persaudaraan dan persatuan
kesatuan bangsa tetap terjaga.
Dewasa ini ikut prihatian
kejadian-kejadian yang menyimpang di dunia pendidikan kita. Ada banyak kasus
yang membuat hati kita miris dan menjadi ketakutan bagi masyarakat terutama
orang tua. Tawuran pelajar sampai berbuntut kematian, pelecehan seksual, narkoba,
balapan liar dan lainnya. Alangkah baiknya jika peran lingkungan atau issu
lingkungan mulai diperkenalkan pada anak didik, anak didik mulai diperkenalkan
hidup bersih. Menjaga lingkungan itu sangat penting.
Seperti contoh, Pendidikan
ramah lingkungan air merupakan kebutuhan manusia untuk hidup sehingga upaya
pengelolaannya perlu dilakukan secara lestari dan berkelanjutan. Salah satu
upaya untuk melestarikan pengelolaan sumberdaya air, maupun dalam pengelolaan
sumberdaya alam dan lingkungan pada umumnya, adalah melalui jalur sekolah atau
pendidikan. Melalui pendidikan akan diberikan bekal kepada siswa sekolah untuk
dapat bertahan hidup, memahami dan mengenali potensi dan daya dukung
lingkungan, serta memiliki kemampuan untuk pengelolaan dan pelestariannya.
Kondisi lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada pemikiran dan tingkah laku
anak didik atau siswa sekolah. Kehidupan sehari-hari anak haruslah dikedepankan
untuk bekal hidup mereka dari pada pendidikan yang menyajikan impian yang jauh
dari kehidupan anak. Inovasi dan kreatifitas untuk menghadapi kehidupan
sehari-hari tersebut akan menjadikan anak belajar untuk mengenal diri dan
lingkungannya beserta kemampuan untuk dapat bertahan dalam hidup. Penggunaan
lingkungan sekitar sebagai media belajar siswa saat ini belum dimaksimalkan.
Guru masih terkungkung dalam ruangan kelas, padahal banyak potensi yang ada di
lingkungan sekitar yang bisa menjadi bahan ajar untuk siswa. Sumberdaya dalam
komunitas lokal meliputi sumberdaya manusia (orang atau masyarakat), tempat-tempat,
atau lokasi yang bisa memfasilitasi pencapaian tujuan pendidikan. Pendidikan
lingkungan memberikan peluang untuk sebuah pendidikan yang berorientasi
komunitas lokal. Penggunaan sumberdaya lokal dapat mempertinggi nilai dan
memperluas kurikulum sekolah. Sumberdaya komunitas lokal dapat membantu sekolah
dan guru untuk mengajar lebih efektif dengan cara memberikan motivasi kepada
siswa, membantu siswa mencapai tujuan pembelajarannya, dan menghubungkan
langsung siswa dengan model peranan dan situasi kenyataan hidup. Perilaku hidup
bersih dibutuhkan manusia dalam hidup adalah lingkungan yang bersih, sehat,
aman dan nyaman. Berperilaku hidup bersih dan sehat sebenarnya telah menjadi
bagian dari kesadaran masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Namun
apakah kesadaran ini telah mampu menjadi bagian dari kebutuhan hidup masyarakat
sehari-hari, suatu hal yang masih memerlukan adanya peningkatan kapasitas lebih
mendalam. Pemberian pengetahuan dan pembentukan kesadaran tentang perilaku
hidup bersih dan sehat dirasa sangat efektif ketika dilakukan semenjak usia
dini. Berdasarkan pada kondisi ini implementasi program penyadaran perilaku
hidup bersih dan sehat cukup tepat dilakukan pada murid Sekolah Dasar atau
Madrasah Ibtidaiyah. Di sisi lain peran guru dalam proses belajar mengajar di
Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah masihlah dominan. Oleh sebab itu, kepala
sekolah/madrasah, guru dan Komite Sekolah perlu dilibatkan secara aktif dalam
pelaksanaan program penyadaran perilaku hidup bersih dan sehat. Sekolah sebagai
salah satu wadah peningkatan pengetahuan dan kemampuan anak memiliki peran
penting dalam menyumbang perubahan yang terjadi di dalam keluarga. Bagaimana
menghargai air bersih, memahami pentingnya penghijauan, memanfaatkan fasilitas
sanitasi secara tepat serta mengelola sampah menjadi poin tidak terpisahkan
dalam upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat. Sebagai komponen
terkecil dalam masyarakat, perubahan yang terjadi dalam keluarga akan memberi
pengaruh pada masyarakatnya. Kesadaran masyarakat di daerah hulu sungai terhadap
kebersihan, kesehatan dan penghijauan lahan akan menjadi titik awal
menguntungkan dalam upaya menjaga kelestarian sumberdaya alam dan fungsi
lingkungan hidup. Peran serta semua pihak sangat dibutuhkan dalam rangka
konservasi dan upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup tersebut. Dibutuhkan
dukungan dan kontribusi masyarakat, terutama peran media dalam mendukung
pemasyarakatan isu Clean, Green and Hygene (CGH), serta penyebarluasan lebih
meluas tentang kesehatan air dan sanitasi lingkungan. Peranan masyarakat dan
dukungan media sangat penting dan sangat diperlukan sebagai pengawal isu
pelestarian. Peran media sangatlah penting disini sebagai penyambung dan
penyebarluasan informasi. Penyebaran informasi ini diharapkan dapat merubah
perilaku dari peduli ke tindakan. Pada saat ini, peran masyarakat dan dukungan
media belum banyak terlibat dalam penyebarluasan isu tentang CGH dan kesehatan
air. Penyelenggaraan pendidikan yang ramah lingkungan perlu terus didorong agar
dapat diwujudkan perilaku masyarakat yang menghargai hidup bersih, sehat, aman
dan nyaman dalam lingkungan hidup yang terjaga kelestariannya. Pendidikan ramah
lingkungan perlu didukung oleh semua pihak, baik melalui bangku sekolah,
pendidikan keluarga maupun dukungan dan peran media dalam memberikan informasi
tentang pentingnya hidup sehat dan bersih dalam lingkungan yang aman dan
nyaman.
Kerusakan alam pada saat ini telah
mencapai tingkat yang memprihatinkan. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya
sampah yang bertebaran di jalan-jalan, sungai, bahkan di lingkungan pemukiman.
Hal ini menunjukkan rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya
menyelematkan lingkungan dengan menjaga kebersihan. Meskipun limbah pabrik dan
industri juga menyumbang pencemaran lingkungan, akan tetapi tidak dapat
dipungkiri bahwa limbah rumah tangga juga menyumbang limbah dengan jumlah yang
cukup signifikan.
Anak-anak dan siswa sekolah merupakan calon-calon kader
penyelamat lingkungan yang ideal. Mereka harus dibina menjadi kader penyelamat
lingkungan karena pemikiran mereka masih berkembang dan kebiasan-kebiasaan yang
mereka lakukan juga belum terbentuk secara utuh, sehingga masih terbuka peluang
untuk menanamkan nilai-nilai positif terkait perilaku sehari-hari yang berefek
positif bagi lingkungan, seperti membuah sampah pada tempatnya. Dengan demikian
sekolah pun menjadi laboratorium yang tepat untuk melakukan pembiasaan
penyelamatan lingkungan, karena sekolah merupakan institusi yang mempunyai
struktur, fasilitas, dan sumber daya yang cukup memadai dibandingkan dengan kondisi
masyarakat di luar lingkungan sekolah.
Dalam kaitannya dengan pelajaran kerajinan, para siswa juga
sebaiknya diajarkan untuk berkreasi dengan berbagai macam kerajinan dengan
barang-barang bekas, seperti kaleng, botol, kertas bekas, dan lain-lain. Berbagai
keterampilan dengan memanfaatkan barang bekas mempunyai banyak keunggulan,
seperti meningkatkan nilai ekonomis barang-barang bekas dan mengurangi jumlah
sampah.
Sekolah, dengan semua warganya, harus bersinergi untuk
menyelamatkan lingkungan sekitar. Para guru, terutama yang berkaitan dengan
lingkungan, seperti guru biologi, fisika, kerajinan, dan semua guru pada
umumnya, seharusnya menjadi pionir dalam usaha pengkaderan para siswa menjadi
agen penyelamat lingkungan. Selain mengajarkan para siswa berbagai usaha
penyelamatan lingkungan, mereka juga harus menjadi contoh dalam kehidupan
sehari-hari, jangan sampai apa yang mereka sampaikan ternyata berlawanan dengan
apa yang mereka lakukan. Seperti melarang para siswa membuang sampah
sembarangan akan tetapi mereka sendiri justru membuang sampah sembarangan atau
membiarkan kotoran sampah bertebaran dan tidak melakukan tindakan apapun. Jika
usaha penyelamatan lingkungan dan menjaga kebersihan sukses di lingkungan sekolah,
maka mewujudkan masyarakat yang sadar lingkungan bukanlah suatu kemustahilan.
Pendidikan ramah lingkungan, mengapa tidak?
*)Guru
Kelas di MI Salafiyah Bangilan-Tuban.
Label: Artikel Edukasi
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda