Rabu, 04 Januari 2017

Dzikro Maulid Nabi Muhammad SAW

Oleh. Rohmat Sholihin*

Kepala MI Salafiyah Bangilan, Bapak Mukhlishin, S.Pd.I memberikan sambutan 

Pengawas Pendidikan Agama Islam Kecamatan Bangilan,  Bapak Jupriyanto, S.Pd.I, M.Pd.I sedang memberikan Tausiyahnya
            Pagi ini, MI Salafiyah Bangilan memperinagti Maulid Nabi Muhammad SAW yang selalu dirayakan oleh semua umat muslim di penjuru dunia. Maulid Nabi pertama kali diadakan dengan tujuan untuk memberikan semangat juang kepada para umat Muslim yang sedang perang ketika melawan tentara Salib. Meski perayaan Maulid Nabi tidak kita temukan pada masa sahabat, tabi,in, tabi’it tabi’in dan empat Imam Madzhab (Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, dan Imam Ahmad), padahal mereka adalah orang-orang yang sangat cinta dan mengagungkan Nabinya Shallallahu’alaihi wa sallam. Mereka adalah orang-orang yang paling paham mengenal sunnah Nabinya dan paling semangat dalam mengikuti setiap ajaran beliau. Dikutip dari berbagai sumber, peringatan Maulid Nabi SAW pertama kali dirayakan oleh Sultan Shalahuddin al-Ayyubi, beliau adalah seorang jenderal perang pejuang umat muslim yang berasal dari Tikrit Irak dan sangat di takuti oleh tentara Salib.
            Dalam perayaan Maulid Nabi Muhammad yang diadakan oleh Sultan Shalahuddin al-Ayyubi, banyak diceritakan perjuangan-perjuangan dan kisah Nabi Muhammad dalam mempertahankan diri dari serangan musuh, ada peperangan besar yang dialami oleh Nabi Muhammad beserta sahabat-sahabatnya, Perang Badar, Perang Uhud, Perang Mu’tah, Perang, Perang Khandaq, Perang Tabuk. Mereka tetap sabar dan tegar dalam menghadapi cobaan peperangan yang dahsyat dari kaum kafir Quraisy. Dengan kesabaran dan semangat serta kekuatan iman yang teguh kaum Muslimin berhasil menghadapi kaum kafir Quraisy dengan kemenangan yang gemilang. Begitu juga maksud dan tujuan Sultan Shalahuddin al Ayyubi untuk memperingati Maulid Nabi agar umat Islam tumbuh rasa persatuan dan kesatuan dalam menghadapi perang Salib yang berkekuatan besar yaitu kekuatan yang datang dari hampir seluruh daratan Eropa. Dengan dirayakan Maulid Nabi Muhammad umat Islam berhasil membangun kekuatan untuk menghadapi tentara Salib, kemenangan demi kemenangan berhasil diraih oleh umat Islam. Meskipun kerugian sangatlah besar yang dialami dari kedua belah pihak. Baik dari kaum Muslimin maupun tentara Salib.
            Pada kesempatan Maulid Nabi, ada hal yang di sampaikan oleh pembicara yaitu Bapak Jupritanto, S.Pd.I, M.Pd.I, selaku pengawas Pendidikan Agama Islam Kecamatan bangilan bahwa, Nabi Muhammad adalah figur teladan yang penuh kesabaran. Nabi Muhammad dilahirkan di kota Makkah pada tanggal 12 Robiul awal/Mulud hari senin atau bertepatan pada tanggal 20 April 571 Masehi dan terkenal dengan sebutan tahun Gajah, yakni bertepatan dengan Raja Abrahah dari negeri Habsyah akan menyerbu dan menghancurkan Ka’bah dengan mengendarai binatang Gajah. Sehingga disebut dengan tahun Gajah. Namun berkat pertolongan Allah, pasukan Gajah yang di pimpin Raja Abrahah tak berhasil menghancurkan Ka’bah. Allah mengutus sekawanan burung Ababil membawa kerikil atau batu dari Neraka kemudian dihujankan pada pasukan Gajah. Hancur lebur yang di alami oleh pasukan Gajah dan Raja Abrahahpun binasa. Nabi Muhammad dilahirkan dalam keadaan yatim. Ayahnya yang bernama Sayyid Abdullah wafat ketika Nabi Muhammad berusia 3 bulan dalam kandungan ibunya Siti Aminah. Nabi Muhammad tumbuh kembang dengan sehat meski tidak disusui oleh ibunya, beliau disusui oleh wanita budak milik Abu Jahal pamannya yang bernama Tsuaibatul Aslamiyah namun tidak lama kemudian disusui oleh Halimah as Sa'diyah dari Bani Sa'ad. Namun ketika berusia empat tahun Nabi Muhammad di serahkan kembali pada keluarganya. Beliau di tinggal oleh ibunya ketika berusia 6 tahun, setelah dengan susah payah mencari makam ayahnya yaitu Abdullah, karena perjalanan yang jauh, sekembalinya dari kota tempat makam ayahnya, Ibunya sakit dan wafat ditengah perjalanan pulang menuju Makkah. Karena ibunya merasa iba kepada Nabi Muhammmad semasa kecil, saat bermain dengan teman-temannya dan ketika pulang beliau menangis dan menanyakan keberadaan ayahnya. Hingga ibunya memastikan kepada beliau keberadaan makam ayahnya.
            Ketika di tinggal ibunya, Nabi Muhammad diasuh oleh kakeknya, Abdul Mutholib. Namun selang dua tahun ketika Nabi Muhammad berusia 8 tahun, kakeknya meninggal dunia karena memang sudah tua berusia 82 tahun. Kemudian diasuh oleh pamannya Abi Tholib hingga remaja. Semasa remaja ketika berusia 12 tahun, Nabi Muhammad turut serta berdagang dengan pamannya menuju kota Syam atau Suriah. Dan berjumpa dengan Pendeta Bahira yang telah melihat gejala-gejala kenabiannya.
            Nabi Muhammad tokoh yang jujur dan dapat dipercaya. Ketika menjadi mitra dagang dengan Siti Khodijah binti Khuwailid, seorang janda kaya yang tertarik dengan sikap dan karakter Nabi Muhammad. Karena pemuda Muhammad adalah sosok yang mempunyai banyak kelebihan dan keistimewaan dan dapat dipercaya maka Siti Khodijah berniat melamar Nabi Muhammad saat itu yang masih berusia 25 tahun sedangkan Siti Khodijah berusia 40 tahun. Mereka berdua menikah dalam kebahagiaan. Dengan setia dan penuh keikhlasan Siti Khodijah menjadi pendamping hidup Nabi Muhammad yang selalu memberikan semangat dan dorongan kepada Nabi Muhammad ketika melakukan khalwat dan menerima wahyu dari Allah di Gua Hiro’. Dan turunlah wahyu yang pertama yaitu surat Al-Alaq ayat 1-5. Allah memerintahkan pada seorang utusan-Nya yang memiliki sifat Ummi, tidak bisa membaca dan menulis namun diperintahkan untuk membaca dengan menyebut nama Tuhanmu. Begitu pentingnya makna membaca bagi kehidupan sepanjang waktu. Menyibak misteri-misteri alam melalui pengetahuan dalam bentuk tulisan.

Putra-putri MI Salafiyah Bangilan sedang membaca al-Barzanji diiringi Group Hadroh MI Salafiyah Bangilan
Sedangkan ramalan tentang kedatangan atau kelahiran Nabi Muhammad dapat ditemukan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Al-Qur’an dengan tegas menyatakan bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW telah diramalkan oleh setiap dan semua Nabi terdahulu, yang melalui mereka perjanjian telah dibuat dengan umat mereka masing-masing bahwa mereka harus menerima atas kerasulan Muhammad SAW nanti.
Seperti dalam Qs. Ali ‘Imran ayat 81:
 “Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan hikmah Kemudian datang kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman: “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.
            Dan dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW ini, mari kita senantiasa mencintai Nabi Muhammad dan meneladani sikap dan perbuatannya agar kelak kita menjadi umatnya dan mendapatkan syafaatnya di yaumul qiyamah. Allahumma shollialasayyidina Muhammad.

Ustadz M. Sutrisna menutup acara dengan doa.



Bangilan, 4 Januari 2017.

*Penulis aktif di Komunitas Literasi Kali Kening Bangilan-Tuban.



0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda